Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pelajaran Berharga dari Orang Korea di Pembukaan Asian Games

23 Agustus 2018   08:05 Diperbarui: 1 September 2018   23:51 6088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari saat pentas di pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2018).(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Waktu nonton acara Pembukaan Asian Games, saya beli tiket last minute. Hanya 1 jam sebelum acara, jadi ngga bisa milih area tempat duduk. Ketika masuk ke dalam area yang tertera di tiket, ternyata saya "terdampar" di area yang dipenuhi orang orang Korea di sekeliling saya. Yang saya ketahui dari identitas bendera yang mereka bawa.

Awalnya saya canggung duduk dikelilingi orang-orang asing. Tapi ada hal unik yang  begitu menarik perhatian saya selama acara berlangsung, yaitu ada sebagian orang di antara mereka yang mondar-mandir di tangga stadion bawa plastik besar buat mungutin sampah.

Saya sampai membatin, "Puluhan ribu orang berbondong-bondong  datang ke stadion ini untyk menikmati pertunjukan yang sungguh luar biasa, lah ini ada orang orang asing yg mau maunya mondar mandir cuma buat mungutin sampah di negri orang".

Rasa takjub saya ngga berhenti di situ. Di sana saya tahu bahwa ternyata untuk ajang Asian Games ini, Korea Selatan dan Korea Utara bergabung jadi satu kontingen. Padahal dua negara ini bermusuhan sudah puluhan tahun. Saya juga melihat pada kaos dan atribut yang dikenakan orang orang  di sekeliling saya bergambar peta Korea dengan tulisan "One Korea".

dok.pribadi
dok.pribadi

dok.pribadi
dok.pribadi
Setelah acara selesai, saya sempat bertanya dengan beberapa orang yang duduk di sekitar saya, tentang dari mana asal mereka. Ada orang yang  menjawab dari Korea Selatan, ada juga yg menjawab dari Korea Utara. "Saya dari Korea Selatan, tapi orang Korea Selatan dan Utara disini menjadi satu Korea. One Korea," kata seorang pemuda yang menjawab dengan bahasa Inggris cukup fasih.

Wah saya benar benar takjub, bahkan orang Korea Utara dan Korea Selatan yang sudah lama bermusuhan tapi mau bersatu di ajang pesta olahraga terbesar di Asia ini.

Saya lalu jadi teringat dengan orang Indonesia sendiri yang terkotak kotak menjadi golongan kampreters,  cebongers, dan kunyukers cuma gara-gara perbedaan pandangan politik. Dan  bahkan terus berlanjut saat Indonesia menjadi tuan rumah ajang pesta olah raga terbesar di Asia ini.

Saya juga merasa "tersindir" dengan orang orang Korea yang begitu menjaga kebersihan di manapun mereka berada, padahal mungkin kita sering kali menuding  mereka sebagai komunis atau orang yang tak mengenal Tuhan. Sementara di masyarakat kita yang sangat ingin terlihat relijius, masih banyak orang yang sembarangan mengotori ruang publik. Ungkapan "kebersihan bagian dari iman" menjadi sekadar jargon tanpa dimaknai benar dalam tindakan sehari hari.

Sungguh pelajaran hidup berharga di depan mata yang saya dapat dari orang orang Korea, dan berharap orang Indonesia bisa meniru semua yang baik baik dari orang Korea. Saya bersyukur dapat pengalaman "terdampar" di tengah tengah orang Korea.

GAMSAHAMIDAH KOREA !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun