Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wage Rudolf Supratman dan Kisah Luar Biasa di Balik Lagu Indonesia Raya

16 November 2017   09:59 Diperbarui: 11 Maret 2020   13:23 3830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://photographnation.wordpress.com/

Tahukah Anda bahwa lagu kebangsaan Indonesia Raya diciptakan Wage  Rudolf  Supratman melalui proses  perenungan panjang, rangkaian shalat  malam, dan membaca ayat ayat Al Quran untuk mencari petunjuk/inspirasi  serta berkali kali harus ditangkap Polisi Kolonial Belanda?  

Saya pun baru tahu tentang ini setelah menonton film WAGE yang sedang  tayang di bioskop. Berkat film Wage yang disutradarai John de Rantau ini,  saya yang awam sejarah hidup WR Supratman jadi tahu sang pahlawan itu  juga dulunya selain bergelut sebagai Musisi , ia juga seorang Jurnalis dan  Novelis/Sastrawan. 

Ternyata proses perjuangan Wage sebagai musisi yang  menciptakan lagu lagu dengan semangat perjuangan juga tdk mudah. Ia rela  meninggalkan hidup nyamannya yang berkecukupan sebagai anggota grup band di  Makasar untuk merantau ke Tanah Jawa demi mengikuti kata hatinya bergabung  dengan pemuda pemuda di organisasi pergerakan . Di Batavia , Wage hidup prihatin dan  bekerja sebagai Jurnalis dan Novelis bertema perjuangan, sambil terus  ikhtiar menciptakan lagu lagu  bertema perjuangan spt Indonesia Raya , Ibu  Kita Kartini dll. 

Dalam film ini diperlihatkan bagaimana proses  panjang Wage dalam mencipta lagu Indonesia Raya yang pertama kali  diperdengarkan di Kongres Pemuda tahun 1928 di Batavia yang lalu diperingati  sebagai Hari Sumpah Pemuda. Wage  juga melewati proses  perenungan panjang, rangkaian shalat  malam, dan membaca ayat ayat Al Quran untuk mendapatkan inspirasi /ilham dalam membuat lirik lagu Indonesia Raya. 

Sumber: wartakota.tribunnews.com
Sumber: wartakota.tribunnews.com
Sebagai musisi yang berani menciptakan  lagu lagu  yang membangkitkan semangat perjuangan, langkah Wage juga tidak mudah  karena ia terus jadi buruan polisi hingga bertahun tahun sampai harus lari ke  berbagai kota dan akhirnya dipenjara juga. Ada kalimat yg berkali kali  diucapkan Wage saat tertangkap Polisi ; "Indonesia Pasti  Merdeka...Indonesia Pasti Merdeka!"

Keyakinan Wage itu memang  mewujud jadi nyata , walau Wage tak sempat menyaksikan. WR Supratman  meninggal di tahun 1938 pada usia 35 th hanya beberapa hari setelah ia keluar  dari penjara karena sakit. Sayangnya ia tak sempat menjadi saksi lagu  gubahannya diperdengarkan saat Kemerdekaan Indonesia.

WR  Supratman telah dianugerahi  Gelar Pahlawan Nasional dan hari lahirnya  diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Patung Peringatan WR Supratman juga  dibangun di tengah tengah Kota Purworejo, kota kelahirannya. Dan "roh"  Wage terus hidup dalam benak rakyat Indonesia setiap kali lagu Indonesia  Raya dinyanyikan. Ada hal yang terluput banyak org bahwa WR Supratman adalah  seorang pengikut jemaah Ahmadiyah yang sampai saat ini sayangnya seringkali mendapat  stigma negatif di masyarakat.  Dalam film ini juga ada adegan yang menunjukkan saat Wage mengikuti jemaaah Ahmadiyah untuk lebih mendekat dengan nilai nilai spiritualitas .

Sumber: https://photographnation.wordpress.com/
Sumber: https://photographnation.wordpress.com/
Saya sungguh senang makin banyak film Indonesia yang menampilkan kisah hidup para tokoh tokoh pahlawan yang  menunjukkan betapa pentingnya peran mereka bagi bangsa Indonesia.

Dan film Wage adlh  film Biopic yang wajib ditonton karena kisah perjuangan hidup WR  Supratman yang diangkat di film Wage ini bahkan tak bs kita temukan catatan  jejaknya di Wikipedia

Pemeran Wage di film ini dimainkan oleh Rendra aktor muda pendatang  baru dari Jogja yang berakting sangat memikat. Kabarnya ia rela belajar  alat musik dari awal untuk film ini. Dan saya baca dari artikel online,  kata saksi hidup soerang teman Wage yang kini sudah berusia 100th, pemeran Wage (Rendra)  ini mirip banget dengan Wage asli, baik fisiknya, suara dan juga cara  jalannya . Dan  saat ziarah ke makam Wage, Rendra seperti tersugesti  mendengar suara di telinganya membisikkan kalimat "Bangunlah jiwanya,  Bangunlah Raganya"...uwow.. 

 Segeralah nonton film ini di bioskop  dalam  beberapa hari ini sebelum layar bioskop habis tersapu bersih oleh film  Justice League dari Hollywood.   

  " Tubuhku boleh terpenjara, tapi jiwaku bebas merdeka" (Wage Rudolf Supratman)            Catatan tambahan : Film Wage ini juga suda bisa disaksikan /cari di Youtube. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun