Selain itu, disediakan layanan TranJakarta Care, fasilitas mobil antar jemput gratis untuk para lansia dan penyandang disabitas, yang juga digagas awal Veronica Tan.
Fasilitas bis TransJakarta yang terbaru adalah datangnya bis Metro Trans dengan puluhan armada sebagai pengganti Metro Mini, yang beroperasi di luar jalur busway. Ini adalah realisasi janji Ahok untuk menggantikan bis Metro Mini yang kondisinya banyak yang rusak serta ugal ugalan, dengan bis bis modern buatan Eropa.
Kartu Jakarta Sehat (KJS) diawali oleh Gubernur Jokowi sebagai solusi untuk warga Jakarta bisa berobat dengan gratis di seluruh Puskesmas dan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dan diteruskan oleh Ahok dengan peningkatan fasilitas jauh lebih modern dan layanan profesional di tiap Puskesmas/ RSUD. Setelah banyak direnovasi, gedung Puskesmas dan RSUD jauh terlihat modern dan megah, tdk kalah dengan rumah sakit swasta yang di tiap puskesmas juga terdapat unit layanan Kesehatan Jiwa, unit layanan khusus Manula, bahkan biaya cabut gigi hanya sebesar Rp 5.000
Ahok-Djarot memiliki program preventif, yakni Ketuk Pintu Layanan dengan hati (KPLDH), dimana petugas kesehatan dari Puskesmas terdekat terjun langsung dari pintu ke pintu ke pelosok pemukiman untuk mengecek kesehatan warga secara berkala dari rumah ke rumah, dan memberikan tindakan kesehatan jika diperlukan.
KJP (Kartu Jakarta Pintar) digagas di era Gubernur Jokowi. Saat diteruskan Ahok, Jumlah penerima Kartu Jakarta Pintar 792.495 siswa dan mereka tidak menerima dalam bentuk tunai. Tapi dgn KJP via Bank DKI mereka bisa beli buku-buku di Gramedia, daging, sepatu dllnya.
Setiap penerima KJP, akan mendapatkan tambahan sebesar Rp 100.000/ bulan dengan ditransfer langsung via Bank DKI., yang bisa digunakan utk beli buku2 , peralatan sekolah, juga daging. Setiap tiga bulan sekali, setiap pemegang KJP , akan ditransfer uang sebesar Rp 1.300.000 - 2.000.000 - Rp 2.000.000 (tergantung tingkat sekolah).