Ahok membuka fasilitas Jakarta Smart City Center, bekerjasama dengan Google, untuk mengawasi berbagai kebutuhan pengaduan warga dengan teknologi sangat canggih dan didukung oleh sekitar 6000 CC TV yang tersebar di berbagai titik. Di Indonesia, baru ada tiga kota yang menerapkan fasilitas Smart City, yaitu di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Namun sistem Smart City di Jakarta memiliki infrastruktur yang jauh lebih lengkap, karena juga bisa mengetahui berbagai update informasi dari mulai harga tanah, harga sembako di berbagai titik pelosok Jakarta, hingga ketersediaan ruangan di RSUD secara real time dan datanya bisa di akses secara terbuka oleh warga melalui website http://smartcity.jakarta.go.id/
NORMALISASI SUNGAI
Ahok meneruskan program Jokowi untuk program normalisasi sungai sungai di Jakarta untuk mengatasi banjir dan merelokasi para penduduk yang tinggal di bantaran kali dan sebagai gantinya menyediakan hunian yang layak bagi mereka di Rusunawa. Kali dan Sungai Sungai di Jakarta yang dahulu nyaris tertutup sampah, di zaman Ahok menjadi bersih dan kembali kepada fungsi awalnya sebagai aliran air.
TRANSPORTASI UMUM:
Program Transjakarta pastinya sudah banyak diketahui warga Jakarta, yang awalnya digagas di zaman Gubernur Sutiyoso. Dari awalnya hanya ada belasan armada dengan beberapa rute saja, di zaman Ahok total armada Transjakarta mencapai 1.347 bus dan memiliki 77 rute.
Di zaman Ahok, Armada TransJakarta yang tadinya buatan Cina, diganti dengan buatan Eropa dengan merk Scania (Swedia) dan Mercedes Benz (Jerman). Bis TransJakarta juga sudah beroperasi di 13 koridor dan beroperasi hingga ke luar Jakarta (Bekasi, Tanggerang), dengan sebagian besar koridor beroperasi hingga 24 jam, juga disediakan bis Trans Jakarta khusus untuk wanita.