Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di 5 Lokasi di Jakarta ini, Rumah Ibadah Berbeda Agama Damai Berdampingan

22 Juni 2017   21:04 Diperbarui: 23 Juni 2017   01:03 8107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

index-594be84f9648900465240a52.jpg
index-594be84f9648900465240a52.jpg

cropped-masjid-attaqwa-1-594be8699178b27b950d1154.jpg
cropped-masjid-attaqwa-1-594be8699178b27b950d1154.jpg

Pura Aditya Jaya dan Mesjid 'Al Taqwa terletak di Jl. Daksinapati Raya, Rawamangun. . Pura Aditya Jaya berornamen Bali ini berdiri sejak tahun 1973 dan  merupakan Pura terbesar dan pertama yang didirikan di Jakarta. Setiap kali ada perayaan besar umat Hindu seperti Nyepi atau Galungan, Pura ini menjadi pusat berkumpulnya umat Hindu dari berbagai penjuru Jakarta. Sedangkan Mesjid Al Taqwa yang bersebelahan dengan Pura, dikenal sebagai Mesjid Kampus UNJ (Universitas Negri Jakarta)
                             

Cerita tentang keberadaan Pura di Jakarta juga menarik. Sampai tahun 50an Jakarta tidak punya rumah ibadah untuk umat Hindu. Karena itu, bersamaan dengan ide pembangunan Mesjid Istiqlal, Presiden Soekarno menggagas berdirinya Pura yang awalnya direncanakan dibangun di daerah Lapangan Banteng, berdekatan dengan Gereja Katedral. Namun karena keterbasan dana, rencana itupun terbengkalai, bahkan hingga berganti Presiden.

Di tahun 60an saat Ali Sadikin menjabat Gubernur DKI, ia mencetuskan ide untuk dibangunnya sebuah Pura pertama di Jakarta yang saat itu direncanakan di bangun di kawasan Senayan. Tapi lagi lagi rencana itu terbengkalai juga karena faktor kekurangan dana. Lalu setelah beberapa kali rencana pembangunan Pura di beberapa lokasi dari mulai Jl. Gatot Subroto, hingga Jl. MT Haryono juga gagal, akhirnya salah satu pemuka agama Hindu saat itu meminta izin untuk memakai lahan luas milik Departemen Pekerjaan Umum, yang disetujui dan lalu dihibahkan untuk lokasi pembangunan Pura pertama di Jakarta. Saat peresmian Pura ini, dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Jakarta Wiyogo Atmodarminto.

Berada di kawasan Pura ini kita seperti merasa seperti berada di Bali dengan sekitar Pura yang dipenuhi pepohonan besar yang rindang. Sebagai pusat agama hindu di tengah gemerlap kota DKI Jakarta, keberadaan Pura Aditya Jaya yang bersisian degan Masjid Al-Taqwa adalah wujud kerukunan umat beragama. Warga sekitar yang mayoritas Muslim juga mengaku selama ini tidak  pernah ada masalah selama dalam menggunakan kedua rumah ibadah itu. Menurut salah satu Pemangku Pura, selama ini selalu ada kerjasama yang baik antar pengurus Pura dan Mesjid. Seperti saat Nyepi lahan parkir Mesjid dipakai untuk pengunjung Pura, begitupun sebaliknya saat ibadah Jumatan. Memang seperti itulah semestinya toleransi diwujudkan.

 5.   Wihara Satya Dharma -- Kuil Shiva Mandir, Pluit

20170128-100823-594bcd5e9f4fe4055e3d86d2.jpg
20170128-100823-594bcd5e9f4fe4055e3d86d2.jpg

Wihara Satya Dharma dan Kuil Shiva Mandir terletak di Jl. Pluit Barat Raya. Kuil Shiva Mandir, adalah Kuil Hindu India terbesar di Jakarta yang berdiri sejak awal tahun 2000a sedangkan Wihara Satya Dharma sudah jauh lebih dulu berdiri. Walaupun merupakan rumah ibadah umat Hindu, namun penampakan Kuil Shiva Mandiri sama sekali berbeda dengan Pura, rumah ibadah Hindu yang banyak dijumpai di Indonesia.  Budaya agama Hindu di Indonesia memang cukup unik, dan banyak perbedaan dengan budaya agama Hindu India, termasuk dalam penampakan rumah ibadahnya .Kalau kita ingin melihat seperti apa rumah ibadah Hindu India, kita bisa datang ke Kuil Shiva Mandir ini.  Penampakan Kuil Hindu yang serupa dengan Kuil Shiva Mandir ini, banyak dijumpai juga jika kita berkunjung ke negara Singapura atau Malaysia yang banyak dihiasi oleh berbagai patung dewa seperti Krisna dan Shiwa..Umat Kuil Shiva Mandir ini memang kebanyakan adalah orang orang Jakarta keturunan India. Bukan itu saja, ternyata pengunjung Kuil Shiva Mandir ini juga banyak berasal dari kaum ekspatriat keturunan India.

Sebenarnya, di kawasan Pasar Baru dan Sunter, Jakarta Utara, juga terdapat beberapa kuil Hindu India. Tapi Kuil Shiva Mandir memiliki bangunan paling besar dan memiliki patung patung dewa yang paling lengkap, hingga banyak orang Hindu India berbondong bondong ke Kuil ini, terutama jika ada perayaan besarBeberapa bulan lalu, bertepatan dengan perayaan Hari Raya Imlek, saya datang ke Kuil Shiva Mandir ini saat ada perayaan Nawagram, karena diajak oleh kawan saya, Sri Ratika, seorang penganut Hindu India. Nawagram adalah Perayaan Besar awal tahun di Kuil Shiva mandir ini untuk mendoakan keselamatan kesembilan planet (Nawa = Sembilan, Gram = Planet). Upacara Nawagram ini sendiri sangat unik, silakan baca pengalaman saya mengikuti perayaan Nawagram disini

Yang lebih unik lagi, saat mengikuti perayaan Nawagram itu saya melihat beberapa pengunjung berwajah Tionghoa. Ketika saya ajak mengobrol, baru saya tahu bahwa mereka datang ke Kuil tersebut setelah berdoa di Wihara sebelahnya. Menurut mereka, ajaran Konghucu dan Hindu India memiliki banyak kesamaan karena menyembah banyak dewa dewa, karena itu mereka terlihat khidmat saat mengikuti ritual perayaan Nawagram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun