Ketiga, pemaparan dari AHY
Saat berbicara di panggung, AHY didukung oleh presentasi slide show yang sudah disiapkannya. Untuk hal ini saya apresiasi kesiapan AHY mempersiapkan materi pendukung slide show untuk pemaparan visi misinya, walapun secara isi saya melihat materi slide show-nya seperti tidak khusus ditujukan untuk topik industri kreatif.
Walaupun pemaparan AHY terlalu generalis dan konseptualis, tapi saya mencatat gagasan menarik dari AHY untuk mengembangkan industri kreatif di Jakarta. Salah satunya adalah mendirikan “Kedai Jakarta” di berbagai pelosok Jakarta, untuk menjadi wadah, tempat eksibisi dan fasilitator kegiatan seni budaya juga untuk mempromosikan hasil hasil seni kerajinan warga Jakarta, untuk dibawa ke tingkat nasional hingga ke tingkat internasional. AHY menginginkan batik Jakarta bisa dipakai artis artis kelas dunia. Di akhir slide shownya, AHY juga memperlihatkan gambar Tom Cruise dan pasangannya yang sedang memakai batik Jakarta. Hmm.. boleh juga nih imajinasinya.
Tapi izinkan saya membahasa performa AHY saat tampil di panggung, karena ini adalah hal yang menarik untuk dibahas. Saat berbicara di panggung, saya melihat AHY seperti layaknya seorang motivator handal yang sering tampil di seminar seminar yang dihadiri ratusan hingga ribuan orang. Menggebu gebu, menularkan optimisme, dan meyakinkan audience untuk berani meninggalkan comfort zone untuk meraih sukses.
Di awal pemaparannya saat naik panggung, AHY juga bercerita tentang pengalamanya berani mengambil resiko berailih dari tentara dan terjun ke politik. Sampai sini, saya senyum senyum, karena merasa materi AHY ini seperti sedang memberikan motivasi kepada para mahasiswa atau para pengusaha pemula.
Tapi kebanyakan audiens yang hadir malam itu adalah para CEO, artis artis terkenal, dan juga para public figure yang sudah sukses di bidangnya masing masing, walaupun mereka kebanyakan masih berusia muda. Dan mereka ini hadir untuk mendengarkan visi misi seorang Calon Gubernur, bukan untuk disemangati bagaimana cara untuk meraih sukses :-)
Jargon jargon penyemangat seperti Kita Bisa, Dream Big Never Give Up berulang kali diucapkan AHY. Saya merasa seperti berada di tengah tengah seminar pengembangan diri. Sampai sampai saat sesi tanya jawab, CEO dari Kitabisa.com mengucapkan terima kasih kepada AHY karena belasan kali mempromosikan “kita bisa” dalam materi presentasinya. hihihihi
Dan yang paling menarik, sepanjang pemaparan AHY di panggung, ramai terdengar tepuk tangan dan riuh meneriakkan kata kata semangat seperti “Yess” dari tim hore AHY yang berada di bagian belakang ruangan.
Saya jadi teringat sekitar sepuluh tahun lalu saat membuat buku pertama tentang Biografi Tukul Arwana, saya jadi tahu kalau saat mulai terkenal dan diundang untuk manggung, Tukul selalu membawa rombongan tim nya (yang tentu saja digaji) yang bertugas di bawah panggung untuk rame-rame bertepuk tangan dan membuat keriuhan saat Tukul melawak. Menurut Tukul waktu itu, hal itu selain untuk menyemangatinya, juga untuk menularkan efek untuk penonton lain hingga ikut tertawa.
AHY memang bukan seorang pelawak, tapi saya akui AHY punya aura seorang bintang panggung. Mungkin kalau suratan takdir tidak mengizinkannya menjadi gubernur, menurut saya AHY layak mempertimbangkan secara serius karir sebagai Public Speaker atau motivator. Ini beneran, karena saya tahu ada banyak motivator atau pembicara yang bisa menghasilkan puluhan juta sekali naik panggung, termasuk Pak Mario yang sudah tidak Teguh lagi.