Nama kampung itu adalah Kampung Tugu, atau juga dijuluki sebagai Portuguese Village yang terletak di kawasan Semper, Jakarta Utara. Banyak orang Jakarta sendiri tidak ngeh dengan keberadaan kampung ini, yang saat ini dikepung oleh banyaknya kontainer dan truk truk berseliweran. Padahal masyarakat di Kampung Tugu punya banyak kekayaan budaya yang begitu unik dan tidak ditemukan di tempat lain.
Walaupun tempat tinggal saya sangat dekat dengan Kampung Tugu, tapi ini baru pertama kalinya menghadiri Perayaan Mandi-mandi di Kampung Tugu. Saya mendapatkan informasi tentang acara ini, karena tahun lalu pernah mengadakan kegiatan food tour ke Kampung Tugu bersama Jakarta Food Adventure.
Orang orang juga dengan mudahnya mengajak Xanana berselfie ria dengan akrab. Sepanjang acara, Xanana juga ikut bernyanyi, menari, dan tampak sangat menikmati berbaur dengan semua orang di sana. Tidak hanya Xanana, tapi semua orang yang hadir di sana memang tampak bergembira ria bersama.
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari salah satu orang Kampung Tugu, acara tahun in mendapatkan sponsor/dana dari Xanana Gusmao/Timor Leste, yang saat ini menjadi penggerak perhimpunan komunitas Portugis di Asia Pasifik. Karena itu perayaan tahun ini bisa dibilang begitu meriah. Saya sangat terkesan mendengar ini, mengingat dahulu saat Timor Timor masih bergabung dengan Indonesia, Xanana Gusmau sebagai pemimpin gerilyawan adalah musuh besar penguasa rezim Orde Baru selama puluhan tahun. Tapi setelah Timor Timor lepas dari Indonesia dan Xanana Gusmao menjadi Presiden pertama negara Timor Leste, tampaknya Xanana Gosmao aktif menjalin kembali hubungan baik dengan Indonesia.
Saya jadi teringat, 10 tahun lalu pernah menonton film dokumenter tentang Xanana Gosmao (Xanana) yg dibuat oleh seorang filmmaker dari Amerika, yang menceritakan biografi perlawanan Xanana dengan tentara Indonesia, perjuangannya membawa Timor Leste merdeka hingga akhirnya berusaha menjalin hubungan kembali (rekonsiliasi) dengan Indonesia. Di film itu juga ditunjukkan saat Xanana mau mengunjugi kembali Rutan Salemba, tempat ia pernah ditahan sebagai tahanan politik.
Di akhir film, sang sutradara menanyakan kenapa Xanana mau berhubungan kembali dengan Indonesia, dan juga orang orang yang selama ini selalu memusuhinya. Saya ingat, jawaban Xanana di akhir film itu benar benar membekas di ingatan saya. Kira kira ia menjawab seperti ini, “Saya tak ingin hidup terus dikuasai rasa dendam dan kebencian. Saya ingin menjadi contoh bagi rakyat Timor Leste, bahwa kita harus bisa saling memaafkan, untuk bisa terus melanjutkan hidup dengan hati yang lapang.”
Banyak orang yang hidup dengan memelihara rasa dendam dan benci, padahal itu seperti halnya meminum racun, tapi berharap orang lain yang perlahan mati. Memaafkan orang lain tidak berguna bagi orang yang kita maafkan, tapi justru berguna bagi kelanjutan hidup kita sendiri. Hari itu, dengan kehadiran Xanana Gusmao di Upacara Mandi-mandi Kampung Tugu yang bertujuan memulai tahun baru dengan saling memaafkan, saya benar benar mendapatkan hikmah yang mendalam tentang memaafkan.
Terima Kasih Kampung Tugu, what a lovely day we had!
"Memaafkan tidak bisa dilakukan oleh orang yang lemah. Memaafkan hanya bisa dilakukan oleh orang orang yang kuat." (Mahatma Gandhi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H