Olivia juga sering melakukan berbagai kunjungan ke penguasa-penguasa lokal yang ada di daerah kekuasaan suaminya. Sesuatu yang belum pernah diakukan oleh istri-istri penguasa-penguasa sebelumnya.Tindakan-tindakan sang Lady ini sejalan dengan pemikiran dan usaha yang dilakukan suaminya. Sir Thomas Stamford Raffles dikenal sebagai tokoh yang menentang perbudakan dan mencetuskan berbagai usaha reformasi sosial di setiap wilayah yang dipimpinnya.
Namun karena sering blusukan ke berbagai pelosok daerah, Oliva terjangkit penyakit malaria yang memang saat itu mewabah di tanah Jawa.Untuk kesembuhan sang istri, Rafles pun memboyong sang istri dari Batavia ke Bogor , dan tinggal di Istana Bogor, yang saat itu adalah rumah peristirahatan Gubernur Jendral Hindia Belanda.
Karena itu, Raffles merenovasi istana Bogor dengan secantik mungkin. Raffles yang juga senang dengan alam, membuat taman dan kebun di halaman belakang istana Bogor (yang kemudian menjadi cikal bakal dari Kebun Raya Bogor). Selama tinggal di istana Bogor, Raffles sering membawa Olivia berjalan jalan menikmati rindangnya pepohonan yang teduh di sekitar istana.Namun sangat disayangkan, Olivia akhirnya berpulang dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi Raffless. Olivia Mariamne Raffles atau Lady Raffles wafat tiga tahun setelah datang ke Indonesia. Penyakit Malaria merenggut nyawanya tahun 1814 setelah sakit beberapa bulan. Olivia meninggal di usia 43 tahun, dan Rafless baru berusia 33 tahun saat itu. Jasad Olivia dibawa ke Batavia dan dikuburkan di pemakaman yang kini dikenal sebagai Museum Taman Prasasti, Tanah Abang.
Walaupun Olivia dan Rafles tidak memiliki anak , namun Raffles terus mengenang Olivia bahkan hingga akhirnya Raffles menikah kembali. Monumen yang dibangun di Kebun Raya ini adalah salah satu bukti dari keabadian Cinta Raffles untuk sang istri yang begitu dikasihinya.
Tertulis dalam monumen tersebut, adalah ungkapan terdalam Raffles yang begitu menggugah hati:
Oh thou whom neer my constant heart ;
(Kamu yang selalu berada di hatiku)
One moment hath forgot ;
(Tak pernah sedikitpun kulupakan)
Tho fate severe hath bid us part ;
(Walaupun takdir memisahkan kita)
Yet still – forget me not
(Janganlah pernah lupakan aku)
Copy ulang dari blog http://iralennon.blogspot.co.id/2016/09/monumen-cinta-di-kebun-raya-bogor-kisah.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H