Saat pemerintahan Raja Willem II (1792-1849) ia mendapat dukungan serupa. Beberapa tahun kemudian ia dikirim ke luar negeri untuk menambah ilmu ke Dresden , Jerman. Di sini ia tinggal selama lima tahun dengan status tamu kehormatan Kerajaan Jerman. Raden Saleh kembali ke Belanda tahun 1884, dan selanjutnya bekerja menjadi pelukis istana kerajaan Belanda.
Saat di Eropa, Raden Saleh juga menjadi saksi mata revolusi Februari 1848 di Prancis , yang mau tak mau memengaruhi dirinya. Dari Perancis ia bersama pelukis Prancis kenamaan, Horace Vernet, ke Aljazair untuk tinggal selama beberapa bulan pada tahun 1846. Di kawasan inilah lahir ilham untuk melukis kehidupan satwa di padang pasir. Pengamatannya itu membuahkan sejumlah lukisan perkelahian satwa buas dalam bentuk pigura-pigura besar. Negeri lain yang ia kunjungi: Austria dan Italia. Pengembaraan di Eropa berakhir tahun 1851 ketika ia pulang ke Hindia bersama istri pertamanya, wanita Belanda yang kaya raya.Tapi pernikahan ini tidak bertahan lama.
Raden Saleh menikah kedua kalinya dengan Raden Ayu Danudirdja yang berasal dari Bogor (Buitenzorg). Setelah menikah dan pindah ke Bogor, Raden Saleh menjual tanah maha luas danrumah kastil itu ke keluarga Alatas, hingga dulu di kawasan Cikini dikenalsebagai Alatas Land. Bersama keluarga barunya, Raden Saleh menghabiskan masa tuanya di Bogor hingga meninggal, dan dimakamkan di Kampung Empang, Bogor. Koran Javanese Bode melaporkan, pemakaman Raden "dihadiri banyak tuan tanah dan pegawai Belanda, serta sejumlah murid penasaran dari sekolah terdekat."
Jauh setelah Raden Saleh meninggal, Raden Saleh terus menerima begitu banyak penghargaan, baik dari dalam negri maupun di luar negri. Penghargaan tertinggi dari pemerintah Indonesia diberikan pada tahun 1969 lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan secara Anumerta , berupa Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia. Makam Raden Saleh di Bogor juga dipugar atas perintah langsung dari Presiden Soekarno. Dan karena kiprahnya yang begitu luas dikenal di dunia seni lukis global, di tahun 2008 sebuah kawah di planet Merkurius dinamai darinya. Ruaar biasaaa...
Sedangkan Rumah Kastil Raden Saleh di Cikini masih berdiri tegak. Setelah sempat beberapa kali berpindah kepemilikan, kini"Rumah Kastil" Raden Saleh di daerah Cikini ini menjadi bagian dari kantor RS PGI Cikini berlokasi di Jalan Raden Saleh- Jakarta Pusat, dengan kondisi bagian luar yang tidak banyak berubah. Karena sudah menjadi bagian kantor, masyarakat umum bisa melihat rumah kastil ini hanya daribagian depan saja.
Kalo kamu sedang di kawasan Cikini, sempatkanlah mampir liat "Rumah Kastil Raden Saleh", dijamin kamu akan terkagum kagum dengan bangunan ini, juga dengan kiprah Raden Saleh, sang sosialite dunia asli pribumi yang namanya bisa mendunia karena karya karya lukisannya.
#AwesomePlaceJakarta#CeritaTourGuide
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H