###
Esok harinya, diam-diam Irshal mengikuti Deva.  Ternyata seperti dugaan Isrhal, selepas bubar sekolah Deva menuju suatu tempat.  Deva berjalan  tanpa menoleh sedikitpun juga, dengan terburu-buru dia menuju tempat yang kira-kira di tempuh dengan 5 menit dari sekolah. Di sana  Deva sudah ditunggui seseorang. Dengan mengendap-endap Irshal mengikutinya, dia berusaha memvideo apa yang Deva lakukan.  Di depan rumah kosong, Deva berhenti. Kemudian nampak dia menemui seseorang keliatan masih menggunakan baju sekolah.  Keadaan rumah itu memang kosong sudah tidak terurus, dan letaknya agak bersembunyi. Model rumah lama, dan jauh dari rumah-rumah lainnya.
" Sini mana uangnya?" kata orang itu dengan kasar
Deva menyodorkan uangnya dengan gemetaran.
" Besok kamu harus memberikan uangmu padaku lagi, ingat jangan sampai kamu bicara pada siapapun juga, nich bawain tas ku", kata orang itu sambil mengambil uang dari Deva sambil  menyodorkan tas sekolahnya kepada Deva.
" Ayo pulang, anterin aku dulu sampai ke rumahku", pintanya lagi
" Tapi rumah kita jauh, aku tidak mau pulang telat lagi",jawab Deva
Ini rasakan kata orang itu sambil menampar dan menendang Deva, tanpa rasa kasian.
" Ampun, ia aku antar kamu", jawab  Deva menghiba.
" Pokoknya tiap hari sekolah, kamu kasihkan uang sakumu untukku, kalau bisa minta yang lebih banyak dari sekarang, bukannya hanya 5000 rebu perak seperti sekarang",bentaknya  dengan kasar.
" Tapi Den, jangan semua aku harus naek angkot pulangnya 3000"
" Terserah itu urusan kamu, yang jelas setoran tidak boleh kurang dari 5000, dan ingat kalau kamu memberitahu siapapun, kamu bisa merasakan akibatnya", bentaknya sambil menunjuk- nunjuk Deva.