Mohon tunggu...
ira guslina
ira guslina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Project Manager Duniabiza

Ami dari Bintang, Zizi dan Arsyad. Ibu rumah tangga penuh waktu. Senang memasak dan menulis di www.duniabiza.com Temukan saya di Twitter : @DuniaBiza Ig : www.instagram.com/duniabiza Email: duniabiza@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Inovasi Hadirkan Solusi Pemerataan Infrastruktur

24 Desember 2015   23:49 Diperbarui: 21 Oktober 2016   21:08 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jembatan Merasa dibangun dengan teknologi inovasi Balitbang PUPR"][/caption]

Jembatan sepanjang 140 meter kini berdiri gagah di Merasa, Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Membentang di atas arus deras sungai Kelay. Sejak diresmikan oleh pemerintah kabupaten setempat pada pertengahan Juni 2013, hilir mudik penduduk melintas. Di pagi dan siang hari anak-anak berseragam sekolah berlalu lalang. 

Saya bisa bayangkan bagaimana dulu susahnya masyarakat di sana. Warga Desa Merasa yang hendak menuju jalan poros provinsi harus menyeberang menggunakan perahu. Bila banjir datang, arus air sungai yang deras bakal menghadang.

Tapi ya itu cerita lama. Setelah jembatan dengan lalu lintas ringan dibangun, segala urusan jadi mudah. Anak sekolah, pedagang, orang yang sakit, jadi lebih mudah mengakses berbagai fasilitas yang ada di kota. Tak salah bila Makmur HAPK, bekas Bupati Berau, menyebut pembangunan jembatan sebagai sebuah mimpi.

“Ini mimpi saya sejak lama. Sama dengan mimpi masyarakat Merasa,” ujar Makmur saat peresmian jembatan seperti dikutip dari situs resmi pemerintah Kabupaten Bearau.

Keberadaan jembatan memang merupakan tumpuan baru bagi masyarakat di sana. Sebuah jembatan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat karena menghubungkan pusat produksi hasil pertanian dengan jalan utama. Keterbatasan infrastruktur yang selama ini menghadang derap perekonomian masyarakat perlahan hilang.

Tak hanya bagi warga setempat. Kehadiran jembatan Merasa sebenarnya juga merupakan harapan baru bagi masyarakat Indonesia. Sebab, jembatan ini menjadi salah satu bukti manfaat inovasi pembangunan infrastrukturyang kini dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Satu Jembatan Dua Inovasi

[caption caption="Jembatan Pelat Orthotropic, sumber : Pujastan Balitbang"]

[/caption]

Jembatan Merasa merupakan salah satu pembangunan infrastruktur yang menggunakan teknologi inovatif hasil penelitian Balitbang Kementerian PUPR. Jembatan dibangun dengan menggabungkan teknologi jembatan orthotropic dan cable stayed. Lantai jembatan dibuat dengan menggunakan teknologi Orthotropic Steel Deck (baja ringan). Sedangkan bagian Phylon dan Anchor menggunakan beton bertulang dengan tiang pancang dari pipa baja.

Selama ini sistem lantai yang biasa digunakan dalam pembangunan rangka jembatan adalah lantai beton. Padahal menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, lantai beton cepat rusak karena mudah retak. Persoalannya terdapat perbedaan kekakuan sistem struktur rangka dari baja dengan beton. Perbaikan pada jembatan lantai beton juga memerlukan penangan khusus sehingga harus dilakukan penutupan total lalu lintas.

Berbeda dengan lantai beton, penggunaan lantai baja orthotropic memiliki struktur lantai yang lebih ringan. Instalasi di lapangan pun cukup cepat dan mudah karena sudah langsung dirakit di pabrik. Kontrol mutu dari jembatan yang menggunakan sistem pelat orthotropic juga lebih mudah.

Sedangkan inovasi jembatan cable stayed mengandalkan tali sebagai penahan beban jembatan. Jembatan Cable-Stayed versi Puslitbang Jalan dan Jembatan dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan akses yang biasa dialami kawasan terpencil. Jembatan dibangun dengan rangka baja.

Teknologi ini sudah diterapkan di beberapa Negara Eropa dan Amerika namun di Indonesia teknologi pelat baja othotropic dan cabel stayed perlu pengembangan. Perbedaan kontur tanah, derasnya hujan, guncangan gempa dan ragam keunikan kondisi geografis Indonesia dibanding negara Eropa dan Amerika membuat Litbang PUPR melakukan kajian lebih jauh tentang penggunaan teknologi ini.

Hasilnya, setelah melalui serangkain pengujian teknologi ini kini bisa diterapkan dalam pembangunan infratsruktur nasional. Terbukti penggunaan dua teknologi memberi manfaat berganda, lebih cepat dan lebih bisa digunakan di segala keadaan. Karena terobosan itu pada perayaan hari teknologi nasional Agustus tahun lalu, teknologi pelat baja othotropic terpilih sebagai “19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa

Inovasi sebagai Solusi Pemerataan Infrastruktur

Jembatan Merasa sebenarnya hanyalah satu contoh betapa perlunya terobosan dalam pembangunan infrastruktur. Infrastruktur diyakini menjadi salah satu jalan mempercepat pemerataan pembangunan. Keberadaan infrastruktur juga menjadi medium pemerataan kesejahteraan. Petani-petani di lereng gunung lebih mudah mengantarkan hasil produksi ke kota. Nelayan lebih mudah memasarkan hasil tangkapan. Dan penggembala lebih cepat menjual ternaknya.

Infrastuktur juga menjadi pintu bagi anak-anak mendapatkan akses ke pusat pendidikan terbaik. Ibu-ibu lebih cepat mendapat pelayanan kesehatan. Pembangunan infrastruktur menjadi kunci pertumbuhan ekonomi bangsa. Tak boleh ada halangan lagi dalam upaya pembangunan infrastruktur di berbagai bidang.

Karena itu beragam inovasi terus dilakukan. Berdasarkan indeks daya saing global (Global Competitiveness Index/GCI) 2015 beragam inovasi telah membuat daya saing Indonesia terus membaik. Pada 2012-2013 dari 144 negara GCI Indonesia berada pada posisi 50. Angka itu terus membaik. Pada 2013-2014 ketika negara yang disurvei bertambah menjadi148 negara GCI Indonesia menjadi 38. Dan haasil survei GCI terbaru dâya saing Indonesia naik menjadi 34.

Walau terus membaik, inovasi di bidang infrastruktur masih harus terus dilakukan. Agar lebih banyak masyarakat yang merasakan. Agar pemerataan pembangunan segera terwujud. Apalagi dalam berbagai kesempatan Presiden Joko Widodo selalu menyatakan akan mempercepat pemerataan pembangunan di segala bidang.

Tak hanya untuk mempercapat pemerataan pembangunan. Berbagai inovasi juga diperlukan untuk mengatasi masalah klasik pembangunan seperti persoalan banjir, sampah, kemacetan, ketersediaan air baku dan perumahan yang layak. Untuk menjawab berbagai persoalan, Kementerian PUPR sebenarnya sudah memiliki berbagai solusi.

[caption caption="Peresmian Pusat Informasi Terpadu, SUmber: KemenPUPR"]

[/caption]

Di bidang perumahan ada teknologi rumah sederhana dan cepat yang dikenal dengan Rumah Instant Sederhana Sehat (RISHA). Program ini dikembangkan oleh Puslitbang bidang Pemukiman. Selain mudah, pembangunan Risha juga lebih murah. Risha menggunakan material yang efisein dan fleksibel dan bisa digunakan dalam berbagai keadaan terutama pasca-bencana.

Di bidang pembangunan jalan teknologi aspal cepat mantap yang dikembangkan Puslitbang bidang jalan dan jembatan. Saat ini teknologi aspal cepat mantap yang lebih cepat kering dan lebih kuat di musim hujan sudah diaplikasikan pada beberapa pembangunan jalan nasional. Aspal ini memberi solusi untuk perbaikan jalan darurat meskipun di musim hujạn.

Di bidang penanganan banjir dikembangkan teknologi flood early warning system dan juga sumur resapan. Juga ada teknologi pengolahan sampah melalui komposter. Serta berbagai produk inovatif lain yang bisa langsung diakses melalui situs Balitbang PUPR.

Nah sekarang, untuk lebih memudahkan masyarakat mendapatkan akses informasi mengenai inovasi yang tengah dikembangkan  pada 5 Desesember lalu Balitbang PUPR menggelar soft launching Pusat Informasi Terpadu (PINTU). Melalui PINTU, masyarakat bisa bertanya dan mendapat informasi mengenai Badan Litbang dan produk-produk hasil Litbang untuk mendukung kinerja PUPR.

Akhirnya, kita sangat berharap berbagai inovasi yang sudah dilakukan bisa diterapkan dalam berbagai derap pembangunan. Baik dalam pembangunan skala besar maupun di lingkungan sekitar.

 sumber

www.pu.go.id

www.pujastan.pu.go.id

www.balitbang.pu.go.id

www.beraukab.go.id

www.iraguslina.com

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun