Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dalam pendidikan yang memiliki peran penting dalam kehidupan, salah satunya yaitu ketika proses jual-beli maka ada proses matematika yang digunakan. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka matematika merupakan ilmu pengetahuan yang wajib dipelajari dari mulai pendidikan usia dini, sekolah dasar sampai perguruan tinggi, selain itu dibutuhkan juga sebuah minat belajar saat belajar matematika.
Minat merupakan suatu kecenderungan yang tinggi atau rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas yang dilakukan berdasarkan keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Menurut Slameto (dalam Hamidah dan Setiawan, 2019) minat yaitu suatu rasa lebih suka, serta rasa ketertarikan terhadap sesuatu. Menurut Crow and Crow minat berhubungan erat dengan gaya yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (dalam Fadillah, 2006). Ketika seseorang yang belajar tanpa memiliki minat mungkin akan cenderung mudah bosan (Arikunto dalam Hamidah dan Setiawan, 2019). Sedangkan menurut Muhibbin Syah (dalam Hamidah dan Setiawan, 2019) secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan keinginan yang besar atau kecenderungan dan gairah yang tinggi terhadap sesuatu. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar yaitu keinginan yang kuat untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntut nya berdasarkan keinginannya sendiri.
Minat belajar matematika sangat penting ada dalam diri siswa. Minat belajar matematika memiliki pengaruh terhadap tingkat keafktifan siswa, keadaan siswa yang malas tidak ingin belajar disebabkan karena tidak adanya minat belajar. Oleh karena itu minat belajar matematika perlu mendapatkan perhatian khusus. Namun, berdasarkan laporan lembaga internasional, perkembangan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Terbukti dari hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) 2012 yang ditulis dalam PISA 2012 Result in Focus, bahwa dari 65 negara, Indonesia menempati urutan ke-64 dengan rata-rata skor matematika siswa Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata-rata skor sains 382. Hal ini dapat menunjukan bahwa minat belajar siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Minat belajar matematika dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti penggunaan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan hal lain nya yang mendukung proses pembelajaran dikelas.
Menumbuhkan minat belajar dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, oleh sebab itu hendak nya pembelajaran matematika memfasilitasi siswa untuk menumbuhkan minat belajar. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar siswa salah satunya ialah dengan penggunaan model pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang beragam hal ini dikarenakan setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada satu model pembelajaran yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu model pembelajaran dapat dianggap efektif pada suatu situasi, namun belum tentu efektif untuk situasi yang lain. Maka dari itu guru dianjurkan untuk menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, hal ini sangat penting dilakukan agar suasana proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membuat para siswa merasa bosan atau jenuh, serta para siswa dapat menerima apa yang telah dipelajari.
Model pembelajaran merupakan cara penyajian guru dalam proses pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan oleh guru secara khas. Menurut Soekanto (dalam Trianto, 2016) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Arends (dalam Erita, 2016) model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka yang digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran untuk merancang suatu pembelajaran yang bermakna sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran yang bermakna sesuai dengan tuntunan zaman tidak mungkin dicapai hanya dengan menggunakan model pembelajaran yang bersifat teacher centered, kini telah banyak sekali  model pembelajaran yang menarik yang membuat siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus dapat meningkatkan minat belajar siswa, salah satunya dengan inovasi pembelajaran yang dibuat oleh penulis yaitu pembelajaran matematika dengan  Teams Card Quiz (TCQ).
Pembelajaran Teams Card Quiz (TCQ) adalah pembelajaran dimana siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan diharapkan bisa menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga dalam pembelajaran matematika siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
Berikut ini merupakan tahap-tahap pembelajaran dengan model Teams Card Quiz (TCQ).
- Orientasi
Guru menyampaikan materi (secara singkat)
- Teams
Siswa dibentuk kelompok kecil antara 3-5 siswa. Setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda, Guru menyiapkan kotak kartu (berisi kartu pertanyaan), music, bola kecil. Kemudian bola yang sudah disiapkan  dilempar dari satu kelompok ke kelompok yang lain bersamaan dengan diputar nya music. Jika music berhenti, maka kelompok terakhir yang memegang bola tersebut mendapatkan kesempatan untuk mengambil 1 kartu dalam kotak
- Card