Resmi, sejak 6 bulan lalu kami sekeluarga pindah domisili dari Tuban ke pulau Bawean. Satu-satunya wilayah pulau terluar di kabupaten Gresik. Yang akses ke daratan kota pun lumayan melelahkan.
Harus mengarungi samudra. Butuh 4-8 jam perjalanan laut. Melintasi pertembungan ombak dari 2 lautan, laut Jawa dan laut Kalimantan. Yang ayunan gelombangnya cukup terasa ketika kondisi laut teduh. Bagi yang tidak pernah melaut, banyak yang enggan mencari gara-gara dengan urusan mabuk laut.
Ada penerbangan perintis. Tidak sampai sejam dari Bawean ke Bandara Juanda, Surabaya. Menggunakan Susi Air, sebagai pesawat penghubung antar pulau. Armada milik Bu Susi, mantan Menteri KKP itu hanya terjadwal 2 kali seminggu. Bila kondisi cuaca buruk pun, jadwal ditiadakan.
Istimewanya, kami sekeluarga, orang tua dan anak-anak ini mulai mengakrabi alam dengan segala keunikan, kekhasan dan keterbatasannya. Antara keunikannya, rusa Bawean. Hewan endemik pulau itu sempat menjadi mascot resmi Asean games 2018 dengan nama Atung.
Kekhasannya adalah hasil laut yang segar beragam dan melimpah di musim panen. Pulau hanya terbagi jadi dua kecamatan. Ada Kampong Gelam di salah satu wilayah. Ini mengingatkan saya pada Kampong Gelam yang di dalamnya terdapat Masjid Sultan. Tercatat sebagai masjid tertua di Singapura. Bukan kebetulan juga, banyak nenek datuk warga Gelam Bawean yang bermigrasi di Singapura.
Apa kira-kira hubungannya kampung di dua negara dengan nama sama itu. Apakah kebetulan atau ada keterkaitan historis. Masih harus melakukan investigasi lanjutan untuk menulisnya.
Salah satu keterbatasan wilayah Pulau Bawean adalah sinyal internet yang masih tak stabil di banyak tempat. Namun bulan lalu perusahaan telkom milik negara baru memperbaiki jaringannya. Semua kabel tembaga berkarat yang sudah lama tak bisa difungsikan, diganti kabel viber.
Sekarang telepon plus internet berlangganan di rumah sudah terpasang. Jadi bisa menikmati sinyal internet stabil. Bisa ngeblog lagi. Bisa mulai belajar menulis lagi. Berkumpul dalam komunitas yang bernas dan full energy positif. Alhamdulillah!
Sungguh tidak mudah membiasakan rutin menulis. Banyak ujian dan coba untuk meniru etos menulis para suhu di Kompasiana yang tidak pernah surut dalam situasi ektrim sekali pun. Tetap semangat, BISA!!! 💪💪
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H