Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjadi Istimewa di Kompasiana

4 Desember 2021   14:19 Diperbarui: 4 Desember 2021   14:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Email terakhir dengan Kompasiana Costumer Care (dok.pri)

Ternyata, cukup sign in lewat google, langsung wuzz....sampai. Tidak pakai lama. Entah karena kali ini jaringannya yang bagus, atau karena gadgetnya yang baru. 😆

Semangat Baru dari Bawean


Apakabar akun yang stag ini? Sudah setengah tahun tidak ada pergerakan. Seperti mati suri. Ada pemiliknya namun tidak ada satupun tulisan eksis berbulan-bulan. Masyaallah 🤭

Bagaimana icon wajah Biru berjambul dengan kedipan mata sebelahnya yang menandai kasta menulis saya di Kompasiana. Apakah jambulnya sudah semakin lebat, keriting dan mengkribo?

Atau malah sudah berganti senyumnya menjadi merengut kecut. Berubah kepala  gundul karena kerontokan jambul akut. Selama saya tinggal begitu saja tanpa kabar berita. Lucunya andai emoticon di akun Kompasiana bisa berubah-ubah seperti itu. 😅

Tapi ya mustahil lah. Icon wajah berjambul biru itu kan hanya bisa berubah bila kompasiner aktif dan produktif menulis. Gambar kepala di akun saya itu memberi makna bahwa level menulis saya baru diakui sebagai junior, pupuk bawang. Masih harus apgret karya tulisan lagi untuk bisa berubah ke level lainnya. Itu mengikuti produktifitas dan kualitas menulis kita, tentu. 

Semua Kompasianer memiliki peluang dan  kesempatan sama. Pun bisa menikmati fasilitas yang sama. Asal mampu mengejar target dan ketentuan bakunya. Seperti para Kompasianer yang telah berhasil mencipta banyak buku. Para penerima K-award. Kompasianer penyabet banyak predikat atau pun yang telah menikmati "cuan" dari menulis di blog milik grup Kompas ini. 

Semua karena dedikasi dan produktifitas menulisnya yang tinggi. Mereka  yang rajin "beternak" ide untuk menulis. Melahirkan tulisan tanpa jeda.  Tagline "any time is deadline" sudah auto on dalam keseharian. 

Sayangnya saya masih berbeda dengan para jawara itu. Apalah saya yang moody dan tekad menulisnya sering timbul tenggelam seperti sinyal internet di Pulau Bawean. Sering terhenti seperti pelayaran dari Bawean ke Gresik daratan bila  ombak 3 meter menghadang. Oh my.... 😆

Bukan main-main untuk urusan gelombang ini. Rasanya tidak logis di era milenium ini masih ada alasan akses satu daerah terhambat karena cuaca dan gelombang. Terlebih untuk daerah yang hanya berjarak 94,7 mil atau sekitar 152 km dari Gresik. Namun kenyataannya penyeberangan Bawean-Gresik terhenti bila tinggi gelombang mencapai 3 meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun