Menurut cerita tutur turun temurun, penggunaan janur adalah manifes dari makna arab dari kalimat "ja a nuurun". Arti sederhana dalam bahasa indonesianya, telah datang cahaya.
Janur dianyam menjadi bentuk ketupat. Kemudian diisi beras di dalamnya. Direbus lama hingga masak. Bila dibelah tekstur dalamnya serupa lontong. Warnanya putih. Ketupat ketika janur pembungkusnya dibelah, isi dalamnya putih bersih. Janur diibaratkan cahaya yang melindungi hati yang fitri supaya tetap putih bersih. Seperti itulah makna filosofinya.
Tradisi kupatan sya'ban maupun lebaran ketupat ini menjadi kegiatan selamatan yang masih dilaksanakan hingga sekarang. Baik di kota hingga ke desa-desa di wilayah Kabupaten Tuban.
Makan bersama, bertukar ketupat kuah opor dengan masakan tetangga. Sambil saling memaafkan. Juga ampuh sebagai ajang penjaga kerukunan dan keguyuban antar warga.
Tradisi baik, eloklah lestari!
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H