Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Kali "Kupatan" di Tuban, Apa Bedanya?

21 Mei 2021   10:59 Diperbarui: 21 Mei 2021   11:01 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkat ketupat dan lepet untuk selamatan (IH)

Kamis, 20 Mei 2021 tepat 8 Syawal 1442 H Hampir seluruh warga Tuban memiliki kesibukan yang sama. Menyambut lebaran sesi kedua. Dikenal dengan bakda kupat atau lebaran ketupat. Perayaannya tidak kalah meriah dengan Idul Fitri pada 1 syawal.

Kamis subuh, tanpa aba-aba, tanpa komando, seluruh warga sudah hafal kapan akan dilaksanakan acara selamatan lebaran ketupat ini. Serupa lebaran Idul Fitri, lebaran ketupat sudah menjadi perayaan rutin tahunan. 

Seperti biasa kegiatan berlangsung di langgar, mushollah atau masjid di lingkungan masing-masing. Warga membawa berkat berisi ketupat dan lepet lengkap dengan lauknya dari rumah ke tempat ibadah terdekat.

Tokoh agama yang ditunjuk memimpin acara akan memberikan ceramah agama singkat sebelumnya. Kemudian memimpin pembacaaan doa bersama. Setelahnya, pembagian berkat dimulai. Sebagian isi berkat dimakan bersama usai doa, sebagian untuk dibagi-bagi dan sebagian lagi bisa dibawa pulang lagi.

Karena acaranya di awal pagi, ketupat dan lepet harus sudah dimasak sehari sebelumnya. Sebab proses memasaknya sendiri memakan waktu hampir 5 jam-an. Warga Perbon, masih banyak yang memasak ketupat dengan kayu bakar. 

Sore hari di Rabu malam, tiap keluarga sudah menyiapkan lepet dan kupat yang hendak dibawa ke mushollah pada hari Kamis dini hari.

Sebenarnya istilah lebaran ketupat ini tidak hanya dianut warga Tuban saja. Hampir seluruh daratan Jawa tak tertinggal Madura, mengenal perayaan lebaran ketupat. Namun tulisan kali ini khusus ulasan dari khasanah di wilayah Kabupaten Tuban.

Bumi Wali

Kota Tuban memang berjuluk bumi wali. Sebab dari sanalah dakwah para wali dimulai. Wali tertua berasal dari Negeri Samarkand (sekarang masuk wilayah Rusia), berdakwah hingga wafat dan dimakamkan di daerah Tuban. Warga mengenalnya dengan Wali Asmorokondi. Ialah ayah dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel (pimpinan walisongo). 

Sunan Bonang (putra Sunan Ampel) juga melanjutkan dakwah kakeknya, di Tuban. Beliau pun wafat dan dimakamkan di belakang masjid jami', di tengah kota. Salah seorang muridnya yang dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga juga putra asli Tuban.  

Santri kesayangan Sunan bonang yang makamnya di Demak, Jawa Tengah ini memiliki nama kecil Raden Mas Syahid. Ia merupakan putera Bupati Tuban, Tumenggung Wilatikta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun