Jadwal maleman di lingkungan kami diatur secara bergantian. Kendati demikian dalam semalam, berkat nasi dan lauk selalu menumpuk. Di rumah saya pada malam lalu saja, berkat yang datang seketika sebanyak 4 bungkus.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikan. di beberapa daerah di Jawa Timur, acara maleman diadakan dengan cara mengumpulkan ambeng ke langgar, mushollah atau masjid desa. Ambeng adalah satu wadah besar berisi nasi lengkap dengan sayur dan lauk pauknya. Warga membaca doa bersama, sebelum ambeng dibagikan. Acara biasa dilakukan sebelum maghrib atau setelah tarawih. Tergantung adat masing-masing daerah.
Seperti tahun lalu, untuk belanja maleman saya ambil waktu agak akhir. Mungkin di malam 29 nanti. Untuk praktisnya, berkatnya sengaja saya buat "mentahan" semua. Isinya bahan mentah. Saya tidak sendiri membuat berkat model ini. Beberapa tetangga lain juga sudah membuat acara begini, lebih dulu. Saya hanya mengikuti.
Mengenai "berkat mentahan" ini memang tidak ada ketentuan bakunya. Tidak semua daerah membuat hal serupa. Namun tetangga-tetangga dekat saya sudah bisa menerima jenis "berkat mentahan" seperti yang saya buat.
Bentuknya tetap berkat dibungkus plastik. Namun isinya antara lain seperti ini: biskuit 1 pack besar, mi instan 2, teh botol 1. Bisa juga isinya diganti bahan-bahan pokok seperti minyak, gula, kecap, teh pack, dan lain-lain. Sesuka hati dan menyesuaikan kemampuan yang membuat.
Berkat hanya pelengkap. Jangan sampai hal itu merusak esensi ibadah kita di hari terakhir Ramadhan. Terutama di malam ganjilnya. Tetap semangat memaksimalkan ibadah!!!
Salam 24 Ramadhan 1442 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H