TUBAN. Bila minum madu sudah menjadi kebiasaan di rumah, butuh sedikit kreatifitas untuk mengaplikasikan minuman sehat itu dengan makanan yang disukai keluarga. Perlu ditempuh langkah luar biasa dengan mencoba madu Kojima. Yuk! Berkreasi sehat dengan membuat minuman takjil buka puasa, air manis cincau Kojima.
----
Ramadhan dan minuman manis sudah seperti lauk dan nasi saat berbuka. Tentu tidak bisa disajikan terpisah. Di tengah keluarga, kehadirannya wajib ada. Terutama anak-anak. Menu apa pun yang tersedia tiap hari, selalu akan ditanya apa minuman takjil bukanya?
Beruntung dari tantangan 30 hari menulis di kompasiana selama ramadhan tahun ini saya mendapat nilai positif. Yakni satu referensi untuk mengubah kebiasaan hidup sehat dengan #MyNewHealthyLifestyle bersama KOJIMA.
Madu dengan 3 kebaikan yaitu madu, jintan hitam (habbatussaudah) dan kurma. Paduan dari 3 bahan unggulan itu dapat membantu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terkena penyakit dan juga sebagai penambah nutrisi tubuh.
Di beberapa resep andalan, saya sudah sering berkreasi dengan madu. Membuat roti madu misalkan. Dengan mengurangi komposisi gula dalam tiap resep. Menggantinya dengan madu. Salah satu resep roti sehat ala saya, no egg, no milk, no butter, less sugar. Selalu madu jadi komposisi penting
Air manis cincau Kojima hanya salah satu ide. Berangkat dari kebiasaan sekeluarga menikmati cincau gula aren. Untuk minuman buka kali ini kita ganti pemanisnya dengan Madu Kojima.
Sebenarnya produk Madu Kojima ini selain dapat diminum langsung, juga bisa dikreasikan menjadi #MenuSehatKojima baik makanan atau minuman. Terdapat beberapa jenis kemasan Kojima. Botol besar ukuran 280 ml, botol pet ukuran 150 ml dan kemasan sachet sekali minum. Madu Kojima bagus dinikmati seluruh anggota keluarga. Termasuk anak umur 2 tahun ke atas.
Rasa manis dan segar dari Madu Kojima kali ini kami mix dengan cincau. Karena terdapat 3 bahan unggulan plus sedikit kesegaran tamarin (asam jawa) di dalamnya, Madu Kojima memiliki rasa khas. Lebih enak dibanding dengan madu lainnya. Berkreasi dengan bahan-bahan unggulan, yakin akan menghasilkan minuman yang nikmat dan berkhasiat. Cobalah!
Janggelan Atau Cincau
Cincau adalah sejenis minuman tradisional Indonesia yang isinya seperti agar-agar. Terbuat dari tanaman cincau. Bisa dari daun atau bagian lainnya. Di daerah Jatim tumbuhan bahan cincau biasa juga disebut janggelan. Makanya kata lain es cincau di beberapa wilyah di Jatim juga es janggelan.
Agar-agar cincau serupa gel yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air. Cincau juga merupakan nama dari tumbuhan penghasil agar-agar cincau.
Satu keluarga baik hati di Taiwan bermarga Sun yang saya kenal, pernah mengajak saya ke satu sudut di Kota Taipei, ibukota Taiwan. Menikmati minuman panas agak kental. Rasanya semriwing segar dan manisnya sederhana. Satu ciri khusus dari minuman-minuman yang dijual di Taiwan, manisnya tidak terlalu kuat.
Orang-orang di sana menyebutnya sebagai sian-chháu cha. Teh dari tanaman sian-chháu. Bahasa latinnya Mesona Palustris Bl. Tanaman ini memiliki khasiat peluruh atau diuretik.
Masih menurut keluarga Sun, minuman hangat dari Taiwan bernama sian-chháu cha itu bagus diminum oleh orang luar seperti saya. Bahkan dikatakan, wajib mencoba. Mereka menyebutnya minuman sehat. Salah satu manfaat yang mereka jelaskan adalah mengatasi panas dalam.
Belakangan saya tahu ternyata sian-chháu cha adalah teh dari tanaman cincau. Di Indonesia sudah sering kita nikmati. Banyak pedagang keliling menjualnya dalam bentuk es campur atau hanya es cincau atau es janggelannya saja.
Ya, di negara kita, daun dari Mesona palustris Bl digunakan sebagai bahan cincau hitam. Saat ini industri di Indonesia juga sudah lama mengembangkan pengemasan cincau hitam dalam bentuk bubuk. Instan dan siap pakai persis agar-agar.
Di pasar-pasar dan toko, banyak menjual cincau instan. Berbagai merek dan varian. Kita bisa praktis membuat cincau sendiri di rumah. Untuk kebutuhan kreasi hari ini saya juga menggunakan salah satu merek bubuk cincau instan yang dijual di toko terdekat.
Mengenai khasiat peluruh atau diuretik dari tanaman Mesona Palustris Bl, bahan dari cincau, akan sedikit diuraikan. Apa itu diuretik? Saya coba menanyakan langsung ke pakarnya. dr Nurul Furqoniyah, salah satu dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember ini adalah kamus hidup saya khusus untuk masalah kesehatan dan kedokteran.
Berikut jawabnya, diuretik adalah obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine. Bisa berupa obat minum atau suntik.
Obat jenis ini dapat mencegah penyerapan garam, termasuk natrium dan klorida, di ginjal. Kadar garam juga mempengaruhi kadar air yang diserap atau dikeluarkan oleh ginjal. Dengan cara kerja ini, garam dan air akan dibuang dari tubuh melalui pengeluaran urine.
Contoh penyakit yang bisa diatasi dengan obat ini salah satunya adalah hipertensi. Tak heran bila sering kita dengar pendapat awam bahwa minum cincau atau janggelan bisa mengatasi tekanan darah tinggi. Bapak saya yang sudah rutin konsumsi obat hipertensi tiap hari pun meyakini ini.
Air manis cincau Kojima resepnya sederhana. Cukup membuat sendiri cincau di rumah. Dari bubuk cincau instan. Cara masak cincau ada di saran penyajian di bagian belakang bungkusnya.
Saat menyajikan, siapkan segelas air. Masukkan cincau yang sudah dipotong dadu. Tambahkan dengan madu Kojima. Bila suka minuman dingin, air manis cincau Kojima ini bisa ditambahkan sedikit es tube ke dalamnya. Manfaat dan khasiatnya sudah tentu berlipat-lipat.
Gunakan madu kojima sebagai pengganti gula di minuman anda. Seperti saya saat Buka puasa hari ini. Mengganti menu cincau gula aren yang biasa, dengan cincau Kojima yang luar biasa. Anak-anak pun suka. Segar, bugar, berkhasiat dan sehat!
Salam 21 Ramadhan 1442 H
