TUBAN. Wanita tangguh Ramadhan ini adalah perempuan dalam pelukan ibu bumi. Mereka menerobos pagi buta. Menyapa embun, menjejak tanah liat dan lumpur tanah gembur. Mengakrabi benih-benih padi. Menyematkannya ke tubuh ibu bumi.
Bersenjata blak, alat ukur tanam padi berupa bilah bambu dan tali. Untuk mengukur lajur-lajur. Bertanam padi, membungkuk dan mundur. Basah kaki sejak pukul 5 pagi hingga tengah hari. Untuk imbalan senilai 50ribu rupiah.
Perempuan-perempuan tangguh yang berdaya dalam hening alam raya. Sejatinya mereka tak hanya menopang kekuatan dan kemandirian ekonomi keluarga. Namun mereka juga ujung tombak ketahanan pangan nasional.
Para perempuan buruh tandur, ndaut dan matun di desa-desa inilah pahlawan tak kasat mata yang tak dilirik warta. Walau terpinggirkan, buruh tani perempuan ini juga kartini-kartini Indonesia yang berkontribusi nyata di masa kini. Selamat hari kartini seluruh wanita tangguh Indonesia!
Setelah menjalani puasa sambil bekerja setengah hari dalam kepenatan dan kepanasan, membawa perempuan buruh tandur ke Hotel Cordela Inn Sidoarjo, ibarat mempertemukannya dengan surga dunia.
Merebahkan badan di kasur empuk, merasai kamar yang sejuk dan menikmati seluruh layanan terbaik dari hotel ini, sungguh pilihan yang sangat tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H