Mohon tunggu...
ira brahmana
ira brahmana Mohon Tunggu... mahasiswa -

Suka nulis walau masih amatir dn banyak typo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisnis Konsultan "Katanya"

3 Desember 2017   22:17 Diperbarui: 3 Desember 2017   22:46 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya ini tulisan sudah beberapa bulan yang lalu, tapi saya baru  memposting nya sekarang di Kompasiana. Ini adalah pengalaman saya waktu mencari kerja yang lumayan mengesankan. Saya ingin berbagi karena saya selalu senyum sendiri jika mengingat kejadian dulu. ini dia curhatan ala saya yang ingin dijadikan konsultan saham "katanya". 

Namanya seorang yang baru lulus pasti ngebet ingin langsung mencari kerja.  Jadi saya sangat sering membeli koran atau melihat postingan di grup Facebook tentang lowongan pekerjaan. akhirnya  saya dan teman saya melihat di koran ada lowongan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pemberian jasa di bidang index saham. Kayaknya yang sudah pernah ikut ngelamar pasti tahu saya lagi bicarain PT PT kurang jelas yang katanya bergerak di bidang saham atau keuangan dan sebagainya.  kita nggak langsung pake nama asli karena wanti-wanti pencemaran nama baik atau terjerat UU ITE hehe.

Macam2 lowongan dibuat yakni: Staf HRD,WBP, Bisnis Consultan, Admin, dll.

Saya lihat menarik ya awalnya, makanya saya coba masukin lamaran kesana, akhirnya saya dipanggil. Kalau tidak salah saya hanya menunggu sehari sejak memasukkan bahan dan langsung dihubungi.Ya namanya kita pencari kerja dan katanya besok interview pasti cari tahu tentang  perusahaan itu. Malu dong ketika ditanya apa yang kamu tahu tentang perusahaan kita diam saja. Nah akhirnya saya search di google ya ampun isinya kebanyakan tentang penipuan dan sederet keburukan perusahan saham tersebut.

Namun saya jadi penasaran, daripada dengar dari katanya katanya mending saya terjun langsung melihat situasinya. Apalagi saat ini banyak berita hoax, jadi saya mau membuktikan kebenarannya sendiri. Makanya setelah konsul dengan teman2 akhirnya kita mutusin buat datang. Soalnya saya lumayan memiliki rasa penasaran yang tinggi.

Hari pertama interview saya telat datang tapi mereka tetap welcome sekali, malah mereka yang sms saya. Saya jadi berpikir ada ya perusahaan besar dan berbobot begini kok kayak mereka yang mengejar saya, padahal saya lulusan baru. Akhirnya saya melakukan tes tertulis, dimana peserta tidak diberi tahu berapa waktu yang diberikan untuk mengerjakan soalnya, pokonya kerjakan saja sampai selesai .Setelah itu kita diwawancara cuma nanya biodata sama pengalaman kerja. Ya kali mau ngelamar staff HRD interview nya simpel banget gini. Kayak nya mau melamar jadi kasir aja pertanyaan banyak bukan cuma 2 kayak begini. Motivasi kerja tidak ditanya, skill, pengetahuan semua tidak ditanya.

Hari kedua pengumuman hasil tes. Ternyata dari semua peserta tes 73 orang tidak ada yang lulus. Mereka berkata kami tidak ada yang memenuhi standard yang dipatok harus benar 75% dari semua soal. Saya sedikit penasaran saja masa sih dari 83 peserta, 1 saja tidak ada yang bisa. Tapi mereka juga tidak ada yang mau memberi kunci jawaban ketika ada yang meminta, dengan cara mengalihkan pembicaraan. Apalagi banyak yang tes sudah berpengalam kerja, di jakarta,palembang.

 Namun setelah pengumuman bahwa para peserta tidak ada yang LULUS. Mereka belum mengijinkan kami pulang. Katanya mereka masih baik  mau nawari posisi BISNIS KONSULTAN. Daripada pulang tanpa hasil begitu kata mereka. wah jadi marketing dong tapi posisinya diperindah jadi konsultan Hahaha.  

Menurut saya sih mereka ada PEMBODOHAN pada kaum kaum pencari kerja. Logikanya ada tuh bapak  cari kerja mau jd OB masa disuruh jg tes yg hrs bner 75% dr soal, bapak/ibu yg bekerja disana anda sehat? Jadi OB juga mesti psikotest yang jumlah soalnya ratusan gitu ya.  Akhirnya si bapak juga diarahkan ke bisnis konsultan. Padahal si Bapak udah datang jauh dari rumahnya ke kantor itu. 

Hari ketiga ini nih mulai nampak memang asli PEMBODOHAN atau apa ya, saya susah mendefinisikan nya. Soalnya balik ke cara pandangnya orang sih, walau bagi saya tetap itu namanya Pembodohan. Peserta yang datang juga berkurang setengah dari 83 menjadi 40an. Jadi ceritanya kita di training supaya bisa menjadi sarana pencari kaum kaum elit buat mau invest. Mereka mau menambah relasi dengan SDM yanh masih lugu-lugu ini. Ya mungkin mereka dulu awalnya juga gitu tapi ya... nasib kita mungkin tidak seberuntung mereka. Saya juga boro-boro bisa ngajak orang invest, kenalan big boss saja tidak punya. Modusnya gampang sih mereka kasih kerjaan kita buat  telpon tuh satu satu para kaum elit supaya mau invest. Pembodohannya dimana? Disini KITA NGGAK ADA GAJI POKOK TAPI HARUS KERJA DARI JAM 08.00-17.00 WIB. Gajinya cair jika kita berhasil mengajak seorang yang mau investasikan uangnya untuk bermain saham. 

Aduh pak/bu sales motor aja ada gaji pokok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun