Mohon tunggu...
IraBifurkasi
IraBifurkasi Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis di sosial media

Peminat ragam tulisan terkait sastra dan sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Topeng

29 Agustus 2022   09:20 Diperbarui: 29 Agustus 2022   09:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


lihatlah sayang
dengan seksama
aku telanjang di mukamu
begitupun kau

ah biarlah tanganku yang menelanjangimu
agar lebih kau nikmati panas kulitku,
lagi pula setelah ini kau bisa berdusta pada tuhanmu
telah kuperkosa kesucianmu

ya menangislah
sambil kugelitik birahimu
sembari erat kau tancapkan kuku di punggungku

takutlah
sebagaimana dunia berharap melihatnya di wajahmu
biar seusai sandiwara ini
bisa kudengar hujat dari mulut wangi mereka
orang-orang berdasi
para penjaga rumah suci

tak usah berbantah
seperti aku tetaplah diam
agar bisa kau dengar tangis hati mereka
mengenang cerita kita
yang telah lebih dulu
lebih banyak lagi
teronggok di kolong ranjang mereka

sunyi dan berjagalah
agar bisa kau cium bau yang lebih busuk lagi
dari balik jubah mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun