Antara bahagia mendera atau haru membiru
Kamu masih saja menunggu bahagia dengan cara menderita
Kau mengaum kesakitan saat anak panah itu membidik dadamu
Lalu kamu mengira si pemain itu akan kembali melepaskan panahnya darimu?
Tak kau biarkan ia lepas sebelum yang kau tunggu memangku tubuhmu
Kau relakan luka itu sambil menikmatinya
Nikmat seperti apa yang kau rasakan higga tanganmu sendiri tidak rela mencabutnya?
Kamu hanya menikmati fatamorgana bahagia
Dalam luka, yang lari hanya anganmu
Sedang kaki dan tanganmu terdiam