Halo guys, setelah kemarin artikel yang berjudul my journey of Banda Aceh menceritakan perjalananku di Banda Aceh, sekarang kita akan lanjut cerita tentang perjalananku ke Sabang, yeayyyy! inilah perjalanan yang paling seru dan selalu ditunggu-tunggu selama di Aceh.
Masih di tanggal 3 Desember 2022. Aku dan teman teman kelompokku melanjutkan perjalanan dari Banda Aceh menuju Sabang. Setelah mengunjungi museum PLTD Apung, kami bergegas melanjutkan perjalanan dan sekitar 40 menitan kami sampai di Pelabuhan Ulee Lhueue-Banda Aceh, tepatnya pukul 15.30 WIB. Untuk mencapai Sabang kami harus menempuh perjalanan menggunakan kapal. Ada dua pilihan kapal yaitu kapal cepat dengan jarak tempuh sekitar 1 jam dan kapal lambat dengan jarak tempuh sekitar 2 jam.
 Karena kami ingin menikmati laut Aceh lebih lama, maka kami memililih menggunakan kapal lambat dengan harga tiket Rp. 28.000. Sekitar jam 16.00 kapal berbunyi pertanda akan segera berjalan. Ohiya ini pertama kali aku naik kapal guys. Di atas kapal kami melihat birunya dan luasnya laut, juga merasakan kencangnya angin. Untung dintara kami tidak ada yang mabok angin laut. Sepanjang perjalanan kami bercanda, mengobrol, makan, bikin konten vidio, foto-foto, dan ada juga yang tidur.Â
Di atas kapal tak hentinya aku mengucapkan syukur, karena Tuhan memberikanku kesempatan untuk menikmati laut Aceh diselingi canda tawa teman-teman kelompokku dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia, bahkan dari pulau Papua, Ofni namanya. Ofni yang berasal dari timur Indonesia ini sengaja memilih Aceh karena ingin melihat matahari tenggelam di barat Indonesia. Sepertinya lagu dari Sabang sampai Merauke sangat cocok menggambarkan keinginan kakak Ofni hihiii.
Setelah 2 jam perjalanan di atas kapal, akhirnya kami sampai di Pelabuhan Balohan-Sabang, di sana sangat ramai sekali. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.15, setelah turun dari kapal kami langsung naik mobil elf yang sudah dipesan sebelumnya oleh dosen dan mentorku. Kami menyewa dua mobil elf, masih sangat jelas diingatanku mobilnya berwarna putih, supir membantu kami mengangkut barang bawaan kami ke dalam mobil, memang agak buru-buru karena waktu sudah petang.Â
Mobil pun langsung melaju membawa kami ke masjid yang tidak jauh dari Pelabuhan untuk menunaikan sholat. Perjalalanan cukup melelahkan 'hmmaaah'aku menarik nafas panjang rasanya lega karena wajah yang sedari tadi diterpa angin laut selama 2 jam, kini sudah terbasuh dengan air wudhu. Selepas sholat, kami melanjutkan perjalanan, karena kami sudah lapar, kami berhenti di warung makan di pinggir jalan. Entah kenapa rasanya sangat enak sekali mungkin karena sudah lapar kali yaaa, kami pun makan dengan sangat lahap.
Setelah itu, kami lanjutkan perjalanan menuju tempat penginapan. Di perjalanan, kaca jendela mobil elf sengaja kami buka, wahhh rasanya segar sekali. Angin segar menerpa wajah kami yang kelelahan ini. Di perjalanan aku teringat ayat al qur'an yang artinya "Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?" kami sangat menikmati perjalanan. Sepanjang perjalanan, jalan gelap dan sepi, nyaris hanya ada mobil kami saja. Mobil pun melaju sangat kencang, mataku selalu siaga melihat ke depan, dan tanganku berpegangan dengan kencang pada kursi. Semakin kencang mobil melaju, debaran jantungku semakin kencang juga dan aku semakin mengingat-Nya.
Sekitar 2-3 jam di perjalnan, akhirnya kami sampai di home stay. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Kami langsung masuk ke dalam homestay yang berisi tiga orang. Sebenarnya muat untuk 2-4 orang juga. Ohiyaaa dan biaya homestay di Sabang menurutku cukup murah juga yaitu 200rb. Karena sekamar diisi oleh 3 orang jadi satu orang hanya membayarsekitar 66ribu-an aja. kami langsung mandi dan bersih-bersih setelah itu sholat isya, dan aku sendiri lanjut tidur, karena diriku merasa sangat lelah sekali dan harus nge-charge energy buat kegiatan besok yang masih panjang. Beberapa temanku ada yang jajan, ngobrol, dan lain-lain.
Jam 05.15 aku bangun pagi, mandi, dan sholat subuh. Setelah itu aku membuka tirai jendela. Wahhh suasana pagi di Sabang sangat memanjakan mata sekali. Mataku langsung tertuju ke pantai yang wana airnya masih biru. Angin pagi sangat segar sekali, aku memilih jalan-jalan di sekitaran pantai sambil menikmati suasana pagi. Duduk-duduk sambil memandang indahnya dan luasnya laut. Setelah sarapan, kami mulai melakukan kegiatan seru lainnya yaitu snorkling.
1. Snorkling di pantai Rubiah
Aku, temanku, dosen dan mentor yang berjumlah 14 orang sepakat untuk snorkling. Di dekat homestay kami, banyak yang jualan atau jasa peminjaman alat-alat renang dan snorkling. Kami pun menggunakan peminjaman alat itu dengan harga 50.000 per orang seperti kaca mata renang, alat bantu nafas di air, dan pelampung. Kalo aku, selain sewa alat renang aku juga sewa baju renang karena aku ke Sabang bawa baju gamis semuaa. Untuk meminjam baju renang+kaki bebek harganya yaitu 50.000.Â
Setelah siap dengan peralatan snorkling kami berangat ke pulau Rubiah dengan mengguanakan perahu both. Untuk 14 orang kami menggunakan 2 perahu both. (Untuk harga perahunya, aku lupa hehe). Perahu melaju dengan cepat, sekitar 7-10 menit saja kami sudah sampai di Pulau Rubiah.Â
Setelah sampai, kami langsung snorkling dengan 2 orang snorkling guide sekaligus sebagai photographer. Airnya sangat jernih, biru, dan dingin. Ketika menyelam aku bisa melihat banyak ikan-ikan kecil berwarna warni dan moment itu diabadikan oleh photographer yang sekaligus sebagai tourguide, jasa tersebut kami sewaa dengan harga 500rb. Dengan 500rb mencakup 2 orang tourguide dan kamera. Setiap orang berhak mendapatkan foto dan vidio menyelam di dalam air bersama ikan-ikan cantik.Â
Dari cuaca cerah hingga mendung dan hujan pun turun, akhirnya kami menyudahi snorkling dan kembali lagi ke homestay dengan menggunakan perahu both. Setelah itu kami istirahat, bersih-bersih dan persiapan untuk checkout dari homestay.
2. Kilometer 0 Indonesia, Sabang
Setelah menikmati keindahan pulau Rubiah, kami bergeser ke tempat lain. Kalo ke Aceh rasanya kurang afdol kalo belum ke kilometer 0 Indonesia. Akhirnya tempat yang kami kunjungi selanjutnya yaitu tugu kilometer 0 Indonesia.Â
Dari homestay kami di pantai Iboih Sabang ke kilometer 0 Indonesia itu sekitar 30 menit. Bahagia sekali rasanya bisa menginjakkan kaki di 0 kilometer Indonesia bagian barat. Kami mengabadikan moment dengan berfoto bersama kelompok 5 Modul Nusantara. Selain itu, di sini juga banyak para pedagang yang menjual oleh-oleh khas Sabang. Yups, kami pun berburu oleh-oleh lagi. Setelah dirasa cukup di tugu KM 0 juga cukup dengan oleh-olehnya.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Sabang. Sama seperti di awal, pas pulang kami juga menggunakan kapal lambat. Kami datang ke Pelabuhan sekitar jam setengah 4. Untunglah kapalnya belum berangkat, dengan aga terburu-buru kami menaiki kapal. Kapal pun berlayar menuju Pelabuhan Ule Lhueue Banda Aceh. Di perjalanan kami menikmati laut Sabang di atas kapal untuk yang terakhir kalinya. Juga menikmati senja dengan ketenangan laut birunya, sungguh indah sekali.Â
Tak terasa sudah pukul 05.30 kami sampai di Banda Aceh. Kami pun dijemput oleh bus yang sedari tanggal 2 Desember mengantarkan kami ke Banda Aceh. Kami langsung menuju masjid Baiturrahman untuk sholat. Di Masjid Baiturrahman kelomppk kami juga bertemu dengan kelompok-kelompok lainnya yang juga melaksanakan modul nusantara ke Sabang. Aku seneng banget bisa bertemu dengan temen-temen yang serumah denganku dan bertemu di kegiatan modul nusantara.Â
Maklumlah yaa...yang serumah itu beda-beda kelompok modulnya. Setelah melaksanakan sholat Isya, kami bersantai sebentar di pelataran masjid baiturrahman dengan suasana malam hari yang sejuk semakin membuat suasana damai dan hangat dengan kehadiran teman-teman yang kita sayangi. Setelah itu kami berkumpul kembali bersama kelompok masing-masing dan melanjutkan perjalanan. Perjalanan cukup jauh sekitar 7 jam. Akhirnya kami sampai ke rumah kami di Aceh utara sekitar pukul 04.00 WIB di tanggal 6 Desember 2022. Alhamdulillah...
Oke guys, itulah perjalanan seru aku di Sabang, Alhamdulillah. my journey in Sabang merupakan journey paling berkesan di tahun 2023.Semoga bisa ke Aceh lagi, dan semoga temen-temen bisa mendapatkan journey yang lebih seru lagii. Semoga dengan cerita ini kita bisa semakin semangat untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H