Mohon tunggu...
Ira Ardila
Ira Ardila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel ini saya buat untuk berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan menuangkan rasa dalam kata. ingin menggunakan tinta yang sudah Allah sediakan untuk menulis ilmu pengetahuan yang tidak ada habis-habisnya. Saya bukan pengingat yang baik, maka setiap kata yang ditulis adalah alarm terbaik untuk saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Isu Tentang Perempuan sebagai Asal Usul Hari Ibu di Indonesia

23 Desember 2022   15:58 Diperbarui: 23 Desember 2022   17:25 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kongres pertama selesai, kongres-kongres selanjutnya terus berjalan. Hingga akhirnya pada peringatan kongres ke 25, melalui Dekrit Presiden RI No.316 Tahun 1953, Presiden Soekarno menetapkan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu. Sejak saat itu 22 Desember ditetapkan sebagai hari besar nasional karena terkandung peristiwa-peristiwa besar dan bukan hari libur.

Perempuan-perempuan Indonsia hingga saat ini tetap berjuang baik di dalam keluarganya maupun di ranah publik. seorang ibu tidak hanya berjuang  dalam rumah, tapi lebih jauh dari itu. Sesungguhnya hari ibu tidak hanya tentang ucapan kasih sayang seorang anak kepada ibu atas segala perjuangan ibu dalam keluarga, tapi juga terima kasih kepada kaum perempuan yang sedari dulu memulai perjuangan dalam berbagai pergerakan. Di mana pada 22 Desember tersebut, kelompok-kelompok perempuan berkumpul untuk membicarakan isu-isu perempuan. Sehingga saat ini pembahasan tersebut, masih sangat relevan untuk diperbincangkan. Dengan banyaknya kesulitan, perempuan-perempuan pada masa itu tetap berjuang membicarakan hak-hak perempuan. Sangat pantas dijadikan hari ibu, karena seorang perempuan tidak hanya berjuang menjadi madrasatul'ula bagi anak-anaknya, tapi juga berjuang di ranah-ranah publik dengan tetap menjaga harkat dan martabatnya. Sungguh peran yang berat, untuk itu kaum laki-laki harus berjalan beriringan dengan perjuangan perempuan.

Perempuan saat ini yang sudah diberikan akses kemudahan dalam menempuh pendidikan, sepatutnya digunakan sebaik mungkin, seorang perempuan juga harus peka terhadap isu-isu perempuan, saling merangkul, menjaga, dan bersama-sama memperjuangkan hak-hak perempuan. Seperti yang sudah dijelaskan dalam ajaran agama Islam. Bahwa perempuan itu mulia, maka seharusnya perempuan itu dimuliakan tidak didiskriminasi seperti zaman penjajahan. Segala bentuk perlakuan yang merendahkan perempuan yang saat ini terjadi harus segera dientaskan.

Selamat hari ibu untuk ibuku dan untuk perempuan-perempuan Indonesia yang saat ini tengah berjuangan dalam berbagai hal. Terima kasih atas perjuangan yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun