Kesenjangan dalam pendidikan tersebut diperparah dengan tingginya angka putus sekolah yang terjadi di Indonesia. Dilansir dari statistik.data.kemdikbud.go.id jumlah siswa putus sekolah berdasarkan jenjang sekolah di Indonesia sepanjang tahun ajaran 2020/2021 mencapai 200.213 siswa, diantaranya siswa putus sekolah jenjang SD sebanyak 44.516 siswa; siswa SMP sebanyak 51.190 siswa; SMA sebanyak 31.123 siswa; dan siswa SMK sebanyak 73.384 siswa.Â
Banyaknya angka putus sekolah tersebut akan menghambat tujuan-tujuan negara yang ingin dicapai salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, bangsa dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah akan mengalami hambatan dalam menjalankan berbagai bidang lainnya.Â
Ditambah dengan lapangan pekerjaan yang meminta tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki kemampuan di bidangnya, permintaan dari lapangan pekerjaan tersebut tentu didapatkan dari Lembaga pendidikan. Jikalau masyarakat pedalaman tidak mampu masuk dalam kualifikasi permintaan tersebut, maka akan berakibat pada rendahnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan kesenjangan atau ketidaksetaraan akses pendidikan ini harus diatasi, bukan hanya oleh pemerintah, tapi juga oleh mahasiswa sebagai agen of change. Permasalahan ini dengan cepat ditanggapi dengan dibentuknya organisasi Sobat Mengajar Indonesia pada tahun 2018 di Jakarta, organisasi Sobat Mengajar Indonesia adalah organisasi sosial non laba yang mewadahi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk ikut menyaksikan keadaan pendidikan di pedalaman sekaligus memberikan aksi nyata berupa kegiatan pengabdian mengajar dan kesehatan selama satu bulan di daerah-daerah pedalaman.Â
Dilansir dari sobatmengajar.org sepanjang tahun 2018 hingga saat ini, organisasi Sobat Mengajar telah mewadahi lebih dari 400 mahasiswa yang memberikan peran untuk pendidikan di pedalaman.
Telah mengabdi pada 42 Sekolah Dasar; 3 Provinsi (Banten, Lampung, dan Bengkulu). Sobat Mengajar memiliki visi menjadi organisasi yang berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di pelosok Indonesia, sejalan dengan hal tersebut misi Sobat Mengajar yaitu:
Melakukan serangkaian kegiatan/program pendidikan dan kesehatan, serta pelatihan kepada peserta didik dan masyarakat. Volunter Sobat Mengajar ikut serta membantu kegiatan pembelajaran dengan konsep yang lebih segar dan menyenangkan, volunter dari kalangan mahasiswa pun dapat mengimplementasikan metode, media, dan strategi pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar.Â
Program-program yang diadakan oleh Sobat Mengajar Indonesia saat ini memiliki orientasi peningkatan kemampuan literasi dan numerasi. Pembangunan taman baca dan gerakan Sobat Gemar Membaca sebagai gerakan untuk memberikan akses literasi kepada siswa turut masuk dalam program yang dilaksanakan oleh Sobat Mengajar Indonesia.Â
Menurut riset Cenral Connectitut State 2016 menyatakan bahwa literasi Indonesia menduduki urutan ke kedua terbawah dari 61 negara sehingga pembangunan taman baca dan gerakan Sobat Gemar Membaca ini menjadi solusi atas rendahnya budaya literasi yang terjadi di Indonesia.Â
Selain itu, Sobat Mengajar juga turut membantu dalam memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi misalnya dengan menghasilkan produk makanan dan minuman kreatif sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
Misi selanjutnya yaitu, mengembangkan kapasitas intelektual tiap anggota. Mahasiswa yang tergabung menjadi volunteer Sobat Mengajar diberikan pembekalan terlebih dahulu sebelum diterjunkan ke lingkungan sekolah maupun ke lingkungan masyarakat, agar siap ditempatkan di daerah pedalaman untuk mengemban tugas membantu siswa memperoleh akses pendidikan dengan baik.