Tali Bendera Merah Putih Putus
Apa yang paling kamu inget di hari Senin? Ya, upacara bendera. Begitupun dengan Sekolah SDN Kutakarang 3 Filial, hari ini akan diadakan upacara. Ini kali pertama anak-anak kembali akan mengibarkan bendera merah putih setelah 2 tahun lamanya tidak masuk sekolah karena pandemi.Â
Selain sekolah dasar di sini juga ada MTS Ma'arif, SD dan MTS menjadi satu atap. MTS Ma'arif hanya memiliki satu ruangan saja yang digunakan untuk ruang belajar kelas 7,8 dan 9. SD dan MTS menjadi satu atap aku pun menanyakan perihal petugas upacara kepada Pak Hendi dan Pak Endang, guru di SD dan SMP tersebut, dan dari jawaban Pak Hendi dan Pak Endang bahwa petugasnya diambil dari siswa SD dan MTS.Â
Setelah kami mencari para petugas upacara dilatih sekitar 30 menit, setelah itu memanggil anak-anak untuk berbaris. Petugas pengibaran bendera untuk pekan ini yaitu anak-anak MTS, jadi tidak begitu sulit untuk melatihnya.
Ternyata bendera merah putih sudah usang dan tidak bisa lagi dikibarkan, untungnya Helmi membawa merah putih sejak dari rumahnya dari kota. Para petugas masih malu-malu dan kurang percaya diri, di latihan inilah kami berusaha untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Aku bertugas melatih pengibar bendera, Helmi melatih pemimpin upacara dan pemimpin barisan, sedangkan Rereh bertugas melatih para pembaca teks. "Jalan ditempat langkah tegak maju jalan" aba-aba dari Njum sudah terdengar walaupun masih malu-malu.Â
Pengibar pun melangkah, suara hentakannya tidak begitu terdengar karena ada yang memakai sendal ditambah dengan lapangannya yang masih tanah. Begitu akan ditarik tambang pengait bendera, tambangnya terputus dari atas tiang menjadi dua bagian, "yahhhhh talinya putus, Bu" kata mereka yang hampir berbarengan. "Ya Allah putus ya, gimana ya, mmm" jawabku sambil memikirkan solusi.
 Upacara bendera yang dinantikan pun terpaksa harus diurungkan dan terlintas dalam benakku untuk diganti menjadi apel pagi saja, tanpa adanya pengibaran bendera merah putih.
Tiba-tiba saja, Mahdi, salah satu murid SD kelas 5 berlari ke arah kami, dan berkata "Ibu, biar aku yang naik ke atas tiang aja buat sambungin" sambil bergegas melepas sandalnya, "emang kamu bisa, itu tinggi tiangnya" jawabku khawatir.Â
"Bisa, Bu" jawabnya sambil naik ke atas tiang dengan llincahnya. Seketika aku langsung terharu sekaligus was-was "Mahdi hati-hati" teriakku memperingatinya, Mahdi pun berhasil berada di puncak tiang dan langsung menyambungkan tali dengan disaksikan oleh anak-anak yang berada di lapangan.Â