Mohon tunggu...
Ira Ardila
Ira Ardila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel ini saya buat untuk berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan menuangkan rasa dalam kata. ingin menggunakan tinta yang sudah Allah sediakan untuk menulis ilmu pengetahuan yang tidak ada habis-habisnya. Saya bukan pengingat yang baik, maka setiap kata yang ditulis adalah alarm terbaik untuk saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Growth Mindset: Cara Menghadapi Kenyataan

30 Januari 2022   12:53 Diperbarui: 19 Desember 2022   14:42 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Growth Mindset: Cara Untuk Menghadapi Kenyataan 

Kita ga asing lagi dengan ungkapan "kenyataan tidak seindah harapan". Memang benar adanya harapan tidak selalu berdampingan dengan kenyataan. 

Tapi, ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, di sanalah ada kejutan yang menyenangkan. 

Lalu gimana caranya supaya kita ga gampang patah ketika menerima kenyataan? 

Ada 3 trik yang bisa kita lakukan yaitu:

1.Circle of control 

2.Itensi vs Ekspektasi

3.Growth Mindset

1. Circle of Control

Sebelum mengetahui circle of control kita harus mengetahui circle cirle lain yang ada di dalam diri kita. 

  • Circle of concern 

Circle of concern adalah sesuatu yang kita khawatirkan, selalu dipikirkan alias overthinking. Bersumber dari luar diri kita sendiri. Karena asalnya dari luar, kita tidak bisa mengontrolnya. Misalnya kita tidak bisa mengontrol omongan orang lain, kita tidak bisa mengontrol orang lain agar suka sama kita, dan lain sebaginya. 

Sering kali hal ini terjadi dalam kehidupan sehari hari. Ketika orang lain ngomongin kita, orang yang fokus circle of concern akan overthinking terhadap penilaian atau omongan orang lain tersebut. 

Atau misalnya kita mengikuti suatu lomba atau kegiatan yang ada seleksinya, kita akan selalu berpikir ke hal hal yang harusnya tidak kita pikirkan, misalnya kita kepikiran "duh kalo ga lolos gimana yaa? Duhhh seleksinya nanti sulit ga ya, duh nanti punya temen ga ya?"

  • Circle of influence 

Yaitu sesuatu yang bisa kita pengaruhi, tapi kita ga bisa kontrol seluruhnya karena ada pengaruh dari luar juga. Misalnya, kita sudah baik sama orang lain, kita membantu orang lain ketika susah, lalu kenapa orang lain jahat sama kita, atau ga bantuin kita saat kita susah?

Itulah circle of influence kita sudah berusaha, namun kita tidak bisa mengontrol hasilnya karena ada pengaruh dari luar. Atau misalnya kita ikut lomba, kita sudah berusaha tapi kita tidak bisa mengontrol hasilnya karena kita tidak tahu pengaruh orang lain di dalam lomba tersebut, bisa jadi menang, bisa jadi kalah, atau bahkan ga tau keduanya kalo sama sekali ga ikut.

  •  Circle of control 

Nah, tibalah kita pada Circle of Control . Apa itu circle of control? Circle of control adalah sesuatu yang bisa kita pengaruhi dengan usaha usaha kita. Diri kita yang bergerak, diri kita yang punya pengaruh pada hal-hal yang mau kita tuju. 

Orang dengan circle of control tidak memikirkan hal-hal yang tidak penting. Misalnya ketika kita akan presentasi, kita ga mikir 'duh bisa ga yaaa, duhh penilaian orang lain gimana ya'. 

Orang dengan circle of control akan fokus pada hal-hal yang bisa dia lakukan ketika akan presentasi misalnya: Melakukan persiapan matang, latihan dengan teman, minta do'a ibu 

Resep Frustrasi 

Fokus pada hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. Supaya ga frustrasi fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol saja (circle of control). 

2. Itensi Vs. Ekspektasi 

Pasti udah pada tahu ya apa itu ekspektasi, yapp ekspektasi itu harapan. 

Lalu apakah kita tahu kalau ada yang lebih penting dari sekedar ekspektasi? Ya, Itensi. 

Itensi adalah sesuatu yang bisa kita kontrol melalui usaha usaha kita. Sedangkan ekspektasi adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol hasil akhirnya atau kenyataannya. 

Dalam hidup, idealisme memang harus dipegang dengan teguh, itulah sebabnya kita harus punya ekspektasi, namun ekspektasi ga akan tercapai kalo kita ga ada itensi. 

Resep Kecewa 

Punya ekspektasi tapi tidak punya intensi 

3. Growth Mindset

Orang yang punya growth mindset melihat setiap momen adalah kesempatan untuk bertumbuh. Kebalikannya yaitu Fixed Mindset yaitu melihat sesuatu sebagai masa. 

Misal saat di sekolah ga di kasih tugas apapun atau saat jamkos, orang yang fixed mindset akan berkata "yaudahlah, ga usah dateng ga ngefek" atau "ihh cape cape dateng ke sekolah tapi ga ada guru". 

Berbeda dengan orang fixed mindset, orang yang growth mindset akan melihat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Berusaha mencari hal yang bermanfa'at. Kita yang nyari enggak nunggu orang lain.

Contoh ketika kerja kelompok/tim, tim nya nyebelin. Orang fixed mindset akan ngomong 

"bete deh, bodo amat, aku kerja sendiri aja, atau dia aja yang ngerjain". Beda halnya dengan orang yang Growth Mindset dia akan melihat kesempatan untuk belajar dan praktek "Conflict Resolution" dalam tim. 

Singkatnya, Fixed Mindset akan membuat kita stagnan/berhenti/ga bergerak. 

Resep Stagnasi 

Gagal melihat kesempatan tumbuh dalam berbagai situasi. 

Kalo kita jeli, peka, and growth mindset kita bisa melihat ada kesempatan tumbuh di setiap situasi. 

Nahhh itulah 3 trik cerdas untuk menghadapi kenyataan. Yuk tarik napas, kita mulai untuk regulasi diri, menjadi orang yang circle of control, punya itensi, dan growth mindset. Akan banyak kenyataan kenyataan yang harus dihadapi. Tetap fokus pada hal-hal yang bisa kita kerjakan.

Selamat bertumbuh yaaa.....

 Tulisan ini merupakan review materi yang terinspirasi dari pemateri saat pembekalan kampus mengajar 3 yang dibawakan oleh ka Ayu Kartika Dewi (ig:@ayukartikadewi), beliau merupakan salah satu staff presiden Jokowi, alumni Indonesia Mengajar, penggerak berbagai organisasi, menjadi perwakilan Indonesia di beberapa acara, dan masih banyak lagi. Terima kasih ka Ayu, semoga kebaikan menyertaimu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun