[caption id="attachment_311829" align="aligncenter" width="557" caption="Surabaya Heritage Track Bus, buat yang ingin berkeliling kota melihat warisan budaya Surabaya (foto : koleksi pribadi teman penulis)"]
Sayangnya, sosok yang memilih menghindar dari hiruk-pikuk politik dan menolak kompromi dengan politisi ini justru dikepung beragam intrik politik. Tak hanya dari parpol lain di DPRD Surabaya, namun justru dari parpol yang dulu meminang dan mengusungnya: PDI Perjuangan Kota Surabaya. Bahkan Wakil Walikota yang saat ini dipaksakan berdampingan dengannya, juga politisi PDIP yang dulu pernah jadi inisiator pemakzulan Bu Risma. Saya menuliskannya DISINI. Onak duri yang membuat Bu Risma harus jatuh bangun sejak pertama kali dicalonkan jadi Walikota, terutama karena beliau BUKAN KADER PDIP, pernah saya tuliskan DISINI.
[caption id="attachment_311830" align="aligncenter" width="268" caption="Taman Jayengrono, Jembatan Merah (foto : koleksi pribadi teman penulis)"]
Orang baik, pekerja keras, punya kompetensi teknis, birokrat ulung yang memulai karir dari awal di lingkungan Pemkot Surabaya, lurus dan tak kenal kompromi, bisa juga kelelahan ketika intrik politik mengepungnya. Mungkin itu yang membuat air matanya mengalir deras di Mata Najwa. Air mata seorang ibu yang berbicara banyak tentang betapa besarnya tekanan politis yang dihadapinya. Kuatkan hatimu, Bu Risma, warga Surabaya masih membutuhkanmu. Parpol dan politisi bisa saja menjegalmu, tapi rakyat di belakangmu, selama engkau bersama mereka. Indonesia butuh figur-figur seperti Bu Risma.
[caption id="attachment_311831" align="aligncenter" width="583" caption="Jalan Pahlawan (foto : koleksi pribadi teman penulis)"]
[caption id="attachment_311832" align="aligncenter" width="591" caption="Jalan Tunjungan (foto : koleksi pribadi teman penulis)"]
NB: Foto-foto di atas adalah koleksi pribadi dengan kamera ponsel, selebihnya adalah milik sahabat saya yang saya ambil dari album FB-nya dan atas seijin pemilik foto serta sebagian sudah di tag  ke FB saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H