Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

KBS yang Saya Lihat (Bag. 1): Data Kematian Satwa sebelum 2013 yang Tak Diungkap Media Mainstream

17 Februari 2014   22:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 2333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

271

2012

292

184

2013

229

295

Dari tabel di atas, justru terlihat ada penurunan jumlah kematian satwa pada tahun 2013 dan kenaikan drastis jumlah kelahiran satwa dari tahun 2013 (lebih dari 100 satwa), di mana pada tahun 2012 justru terjadi penurunan drastis jumlah kelahiran satwa (hampir 100 satwa) dari tahun sebelumnya. Artinya upaya menangkarkan/mengembangbiakkan satwa justru jauh lebih baik di tahun 2013. Lalu kenapa fenomena kematian satwa dalam 6 bulan terakhir – sejak dikelola PD TS KBS – justru lebih banyak disorot, meski kematian itu lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya? Tanya “kenapa?!”, kata iklan rokok. Apalagi yang menyorot justru media asing. Banyak yang menduga, pemberitaan itu tak berdiri sendiri, namun bagian dari upaya sistematis menimbulkan rasa tak percaya terhadap kemampuan Bu Risma menangani KBS.

Soal ditemukannya beberapa brankas, Pak Agus menjelaskan bahwa di KBS memang ada 6 unit brankas. 2 unit di antaranya dalam kondisi rusak, 2 unit lagi digunakan untuk penyimpanan uang operasional KBS, sedang 2 unit sisanya dalam kondisi terkunci. Brankas yang terkunci, 1 unit terletak di bekas kantor Pengurus Perkumpulan yang dulu mengelola KBS. Sedangkan 1 brankas terkunci lainnya ada di ruang Sekretariat, namun kuncinya masih dibawa oleh Pengurus lama. Diduga, kedua brankas terkunci itu berisi cula badak yang mati dan gading gajah, serta uang tunai dan surat-surat penting semisal BPKB kendaraan. Brankas terkunci itu tetap tidak diotak-atik karena masih menunggu rekomendasi dari bagian Hukum Pemkot Surabaya.

Semasa dikelola Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS bentukan Kementerian Kehutanan banyak satwa yang “dikeluarkan” dari KBS dengan alasan over populasi. Namun demikian, pengeluaran satwa tersebut nilai kesetaraannya tidak seimbang. Dalam undang-undangnya diatur bahwa satwa harus ditukar dengan satwa, flora ditukar dengan flora. Tetapi yang terjadi beberapa satwa ditukar dengan bangunan museum dan kendaraan. Itulah yang oleh Bu Risma dilaporkan kepada KPK.

[caption id="attachment_312470" align="aligncenter" width="461" caption="Toilet umum yang ada di KBS, sangat bersih"][/caption]

Saat ini PD TS KBS sedang berupaya meminta agar mendapatkan ijin konservasi, karena tak semua lembaga memiliki ijin konservasi. Sedangkan persyaratan untuk melakukan penambahan dan pengeluaran satwa haruslah memiliki ijin konservasi. Karena itu beberapa waktu lalu Bu Risma sudah meminta langsung kepada Presiden SBY.

Tingkat kunjungan ke KBS pun meningkat. Jika pada tahun 2012 jumlah pengunjung KBS tercatat hanya 924.595 orang, maka pada tahun 2013 jumlah pengunjung menjadi 1.164.771 orang atau terjadi peningkatan sebanyak 240.176 orang, sekitar 25% dari tahun sebelumnya. Bahkan data kunjungan selama bulan Januari 2014 sudah menunjukkan kenaikan sebesar 25% dibanding jumlah pengunjung di bulan Januari 2013.

[caption id="attachment_312471" align="aligncenter" width="461" caption="Petugas pemasok air dari PDAM."][/caption]

Bukan hanya upaya-upaya peningkatan kesejahteraan satwa saja yang sudah dan sedang dilakukan PD TS KBS. Penataan SDM juga dilakukan. Saat ini dilakukan rekrutmen internal untuk 21 posisi struktural kepengurusan KBS. Sebuah media mainstream menulis Ibu Risma sedang melakukan “bersih-bersih”. Untuk bagian pelayanan pengunjung dilakukan refreshing, penempatan tenaga-tenaga yang masih muda yang berorientasi pada peningkatan pelayanan. Karena pendanaannya dibantu APBD, untuk sementara uang hasil penjualan tiket masuk sebesar Rp15.000,00/pengunjung tidak digunakan dulu. Alokasi dana untuk memberi makan satwa setidaknya membutuhkan Rp400 – 500 juta per bulan. Sedangkan untuk gaji pegawai KBS setiap bulannya sebesar Rp600 – 700 juta, untuk membayar 186 orang pegawai, 70 orang di antaranya berada di bagian konservasi satwa.

[caption id="attachment_312472" align="aligncenter" width="461" caption="Air yang selama ini dipakai untuk minum satwa, kini dipakai untuk membersihkan kandang dan fasilitas di sekitarnya"][/caption]

Tentu bukan pekerjaan mudah, merawat hampir 3.500 satwa hanya ditangani oleh 186 orang, itu pun sudah termasuk karyawan bagian administrasi, keuangan, pelayanan pengunjung, dll.. Bagaimana pun juga, upaya-upaya perbaikan telah dan terus sedang dilakukan oleh PD TS KBS, Perusahaan Daerah yang berada di bawah Bidang Perekonomian Pemkot Surabaya. Hal serupa juga diakui para keeper satwa, yang akan saya tuliskan di bagian selanjutnya. Bahwa belakangan mendadak media massa seakan mengarahkan tudingan ke KBS pasca pemberitaan media asing, semua itu tak lepas dari dugaan adanya pihak yang berkepentingan secara ekonomi terhadap keberadaan KBS. Lahan seluas 15 hektar di pusat Kota Surabaya, bahkan bisa dikatakan gerbang masuk Surabaya dari jalur bandara maupun terminal antarkota, tentu sangat strategis jika bisa disulap atau dialihfungsikan menjadi perkantoran, hotel, pusat belanja dan perdagangan. Bu Risma sendiri mengakuinya di acara Mata Najwa, bahwa investor telah mendatanginya dan menyampaikan keinginan untuk menggusur KBS menjadi hotel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun