Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Benar-benar Senjata Makan Tuan

7 Mei 2014   18:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 2643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_322913" align="aligncenter" width="460" caption="Ibu Irianti pemilik Avanza silver yang sempat tarik menarik tas dengan Bripka E di lokasi kejadian (foto : news.detik.com)"][/caption]

Pagi tadi seperti biasa saya menghirup kopi pagi sambil menyimak tayangan berita yang disajikan beberapa stasiun TV. Dari sekian banyak berita kriminal, ada satu yang membuat saya geli-geli sedih (bukan ngeri-ngeri sedap loh!). Masalahnya, ada seorang oknum polisi berpangkat Bripka yang kakinya tertembak pistolnya sendiri. Diduga oknum polisi itu mencoba merampas tas seorang ibu pemilik mobil, lalu terjadilah tarik menarik rebutan tas, akhirnya tak sengaja pistol yang ada di saku celananya meletus dan terlukalah paha sang Bripka. Lebih kaget lagi ketika tahu ternyata polisi itu seorang anggota provost. Ternyata, berita tentang kejadian Selasa sore itu, sudah banyak dikabarkan media online. Begini alur ceritanya :

VERSI (CALON) KORBAN

Adalah ibu Irianti, seorang PNS Dinkes Pemprov Riau yang saat itu sekitar jam 4 sore hendak pulang. Ketika menuju ke mobilnya yang diparkir di belakang Gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau, seorang pria berpakaian preman mendekatinya dan ikut masuk ke dalam mobil. Menurut bu Irianti, lelaki itu berusaha merebut tas miliknya sambil menodongkan pistol. Bu Irianti berusaha mempertahankan tasnya dan terjadilah tarik-menarik di jok depan mobil Avanza. Sambil mempertahankan tasnya, si ibu minta tolong sambil meneriakkan “rampook.., rampook...!!”.

Beberapa warga di sekitar lokasi kejadian kemudian berusaha menolong, salah satunya seorang pria bersepeda motor. Namun Bripka E justru menodongkan pistolnya ke arah penolong. Saksi kemudian sempat menggenggam pistol tersebut, terjadi tarik menarik dan akhirnya meletuslah senjata itu mengenai paha sang Bripka. Nyaris dihakimi warga, Bripka E kemudian mengatakan "Saya suaminya, saya anggota Provost dan bukan perampok". Tentu saja pengakuan itu disanggah (calon) korban, bu Irianti. Akhirnya Bripka E dibawa ke RS Bhayangkara yang letaknya tak jauh dari lokasi kejadian, untuk mendapatkan perawatan atas luka tembak yang mengenai paha kanannya.

VERSI KAPOLRESTA PEKANBARU, RIAU

Berlawanan dengan keterangan para saksi di TKP dan (calon) korban, Kapolresta Pekanbaru, Riau, Kombes Robert Haryanto justru mengatakan kejadian sore itu belum dapat dipastikan kronologinya karena masih simpang siur. Menurutnya ini hanya kesalahpahaman belaka. Anak buahnya, Bripka E termasuk anggota provost yang baik. Saat itu Bripka E hendak menjemput kakaknya yang juga PNS di Dinkes Pemprov Riau. Sambil menunggu kakaknya, Bripka E mengatur lalu lintas di sekitar lokasi karena banyak kendaraan parkir tak beraturan, termasuk Avanza milik ibu Irianti. Bripka E kemudian berusaha membantu meluruskan mobil bu Irianti. Karena sedang tak berseragam polisi, pistolnya dikantongi di saku celana. Melihat gagang pistol, Bu Irianti panik lalu meneriaki`“rampook.., rampook...!!”. Bripka E kemudian menyuruh bu Irianti masuk ke mobilnya agar tak terjadi salah persepsi dan berusaha menenangkan, sambil menjelaskan bahwa dirinya anggota provost. Saat itulah pistol yang ada di saku celana tiba-tiba meletus dan mengenai kakinya.

=========================================

Keterangan Kapolresta ini tak bisa menjelaskan mengenai adanya tarik menarik tas yang diakui oleh ibu Irianti dan dibenarkan oleh sejumlah saksi yang berada di TKP. Begitu pula soal pengakuan Bripka E kepada warga bahwa dirinya suami bu Irianti. Kenapa pula Bripka E harus ikut masuk ke dalam mobil yang justru akan memperkeruh keadaan. Bukankah akan lebih baik kalau ia menjelaskan dirinya anggota provost dari jarak yang wajar – tak terlalu dekat dengan korban agar tak makin menimbulkan rasa takut – sambil mengeluarkan kartu identitas, misalnya. Kalau dijelaskan di luar mobil, warga di sekitar TKP juga bisa ikut menyaksikan dan tidak sampai terjadi salah sangka.

Tapi nasi sudah jadi bubur. Pistol sang Bripka memakan tuannya sendiri. Meski semua keterangan saksi di TKP menguatkan pengakuan ibu Irianti, tapi kejelasan kejadian ini tampaknya memang harus menunggu Bripka E sembuh dari perawatan. Peluru mengenai paha hingga tembus ke jari kaki. Saat ini Bripka E masih dirawat di UGD RS Bhayangkara dan ruang perawatannya dijaga ketat, tak ada wartawan yang diperbolehkan mengambil gambat. Sayang sekali jika benar ada upaya perampasan tas milik warga sipil, sebab menurut Kapolresta Pekanbaru, Bripka E orangnya cukup disiplin selama bertugas di Provost dan perilakunya lebih baik dibanding rekan-rekannya.

Sumber berita :

1.Detik news : Anggota Provost Tertembak Pistol Sendiri, Ini Penjelasan Lengkap Polisi.

2.Kompas.com : Panik Dituding Merampok, Polisi Ini Tertembak Pistol Sendiri.

3.Metro Terkini.com : Saksi Korban Mengaku Dirampok Pelaku Oknum Polisi Tertembak.

4.Antara Riau.com : Korban Sebut Bripka E Coba Merampok Sebelum Tertembak Senjata Sendiri.

5.Hallo Riau.com : Diteriaki Rampok Kaki Oknum Provost Tertembak Senpi Sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun