Keesokan harinya terjadwal adanya presentasi tiap Negara. Tidak peduli negara mana pun yang sedang presentasi, Jamson, delegasi Indonesia pasti meneriakan "Malaysia Boleh!".
Brunei Darussalam yang dibawakan oleh Nurul Hadina Haji Alias dan Muhammad Hazim
Kamboja oleh Chhor Siekhouy
Indonesia oleh Putri Jasmin, Sarah Desideria, dan Bang Fauzan
Laos oleh Vannaseng Ounalom
Malaysia oleh Mohammad Firdaus Johar dan Sareeka Balakrishnan.
Setelah sesi presentasi per negara, kami menjalani sesi diskusi dengan tema yang berbeda lagi, yaitu "Economic Connectivity" dengan narasumber-narasumber yang bagus pula, seperti Ranjit Barthakur (Founder and Chairman, Globally Managed Services), Himanta Biswa Sarma (Menteri Keuangan, Kesehatan & Kesejahteraan Keluarga, PWD, Transformasi & Pengembangan, Pemerintah Assam dan Anggota, Dewan Gubernur), Chutitorn Gongsakdi (Duta Besar Thailand untuk India), Yash Gandhi (Senior Investment Specialist, Invest India). Lalu terdapat Parallel Group Discussion I yang dibagi menjadi tiga grup terpisah di mana semua grup akan menerima materi mengenai Governance and Polity, Cultural and Historical Linkages, dan Entrepreneurship and Skill Development. Kemudian kembali pada Panel Discussion, "Youth & Socio-Cultural Connectivity" yang diisi oleh Fientje Maritje Suebu (Deputy Chief of the Mission of India to Indonesia), Bhaichung Bhutia (Pesepakbola & kapten Tim Nasional Nasional India), dan Temjen Imna Along (Menteri Pendidikan Tinggi & Pendidikan Teknis, Pemerintah Nagaland). Kemudian sesi High Tea dan presentasi Negara lagi. Dan masih, Bang Jamson meneriakan "Malaysia Boleh!".
Myanmar oleh May Thu Khine
Filipina oleh Nina Arquiza
Singapur oleh Cho Ming Xu dan Maanasa Sri Ganesh
Thailand oleh Ksamporn Nakdontri, Piyanat Soikham, dan Surat Phinhongthong
Vietnam oleh Le Phuong Hien dan Nguyen Minh Anh.
Setelah berdiskusi dari pagi, tiba waktunya kami dalam sesi
North East Cultural & Cuisine Festival. Di mana semua delegasi mengenakan pakaian tradisional negara masing-masing. Kami juga disuguhkan tarian daerah Assam, yaitu tarian
Juju-Jaja Jamin Ja, Lai Haraoba, Nongkrem, Cheraw, Vami Shari, Chandi (Rai), Hojagiri,dan
Bihu. Nadirah Ali (saya), Kasamporn Nakdontri, Nguyen Minh Anh, Kak Nikki, Lim Houng, Mbak Elly. dan Maya
Pada sesi makan malam, salah satu delegasi kami, Jamson membuat jargon "Malaysia boleh! Singapur Maju! Indonesia Bisa! Thailand sawadikap! Vietnam Tết Happy New Year! India Incredible! How's the joy? Haise!.." Pada sesi ini, semua delegasi mulai membaur. Tidak seperti hari pertama, yang masih mengelompok per negara.
Di hari ketiga, masih dengan Parallel Group Discussion yang dimoderatori dan diisi oleh Aniket Kale (Sekretaris Jenderal, Organisasi Mahasiswa & Pemuda Dunia), Archana Chitnis (Mantan Menteri, Pemerintah Madhya Pradesh), Dato Hidayat Abdul Hamid (Komisaris Tinggi Malaysia untuk India), Apurv Kumar Mishra (Peneliti Senior, India Foundation), Sunaina Singh (Wakil Rektor, Universitas Nalanda), Priyang Pandey (Penasihat Politik untuk Kepala Menteri Nagaland), Shaurya Doval (Direktur Pelaksana, Zeus dan Anggota, Dewan Gubernur, India Foundation), dan Chuntitorn Gongsakdi (Duta Besar Thailand untuk India). Kini giliran tuan rumah berpresentasi yang dibawakan oleh Soumya Aggarwal. Dan selanjutnya sesi Conversation on "North-East as India's Gateway to ASEAN" oleh Ram madhav (Sekretaris Jenderal Nasional, Partai Bharatiya Janata dan Anggota, Dewan Gubernur, India Foundation), Biplap Kumar Deb (Chief Minister, Tripura), Conrad Sangma (Chief Minister, Meghalaya), dan Pema Khandu (Chief Minister, Arunachal Pradesh). Siang harinya terdapat pidato perpisahan dan pengumuman penerima penghargaan pada masing-masing negara. Dari Brunei Darussalam diraih oleh Nurul Hadina, Kamboja oleh Chhor Siekhouy, Indonesia oleh Ni Nyoman Ayu Nikki, Laos oleh Sayavong, Malaysia oleh Tharishini Krishnan, Myanmar oleh May Thu Khine, Filipina oleh Nydia Delfin, Thailand oleh Piyanat Soikham, Vietnam oleh Minh Anh, India oleh Somya Aggarwal dan Jigar Inamdar. Setelah itu kami mengikuti presentasi dari Menteri pariwisata India dan lalu kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat sebentar karena pukul 18.00 akan ada acara makan malam di kapal pesiar di Sungai Brahmaputra.
capture-20190210-205712-5c684f15c112fe49823edde6.png
Esoknya tidak ada kegiatan diskusi. Hari itu kami full rekreasi ke Pobitora Wildlife Sanctuary seluas 38,80 km persegi. Kami melihat aneka satwa menggunakan mobil off road, makan siang di sana, dan menyaksikan tarian tradisional
bihu.
Sekitar empat jam di sana, kami kembali ke hotel lagi dan malamnya kami berbelanja oleh-oleh di pasar. Saya membeli gelang, bindi, pashmina, teh Assam, dan oleh-oleh wajib,
saree.
Sepulangnya dari pasar, kami semua delegasi melakukan 'pesta perpisahan'. Saya dan teman sekamar saya, Salsa sepakat mengenakan
saree yang baru kami beli. Kami kira tidak sulit cara pakainya, tapi ternyata kami kesulitan dan tidak jadi memakainya. Ketika keluar kamar, kami bertemu Sarah yang kamarnya tidak jauh dari kamar kami. Kemudian dia menyuruh kami tetap mengenakan saree. Karena kami semua tidak bisa memakainya akhirnya Sarah memanggil Yoga 'Kak Ros' yang pasti tau cara memakainya karena dia merupakan India-Malaysia. Kami sempat menyerah, tapi dia bilang "This is our last life lah.."
Putri Jasmine, Nadirah Ali, Putri Salsa, dan Sarah Desideria
Saya kembali ke kamar dan mulai membereskan barang-barang sampai pukul 03.00. Dan pada 6 Februari 2019 pukul 14.50 kami berangkat ke bandara untuk pulang Jakarta dengan rute Guwahati - Delhi, Delhi - Singapur, dan Singapur - Jakarta.
Bersama seluruh delegasi Negara India dan ASEAN tentu sangat membekas buat saya. Memang hanya lima hari, namun pengalaman ini terasa sangat berharga. Untuk seluruh delegasi Indonesia, yang menurut Salsa, Kak Nikki itu super berprestasi, Jasmine yang sering minder padahal pintar, Bang Novin si fotografer andalan kami. Ada juga Bang Fauzan yang paling perhatian, Mbak Elly yang begitu mencintai India, Sarah yang ramah dan selalu mencairkan suasana, Maya si dewa eyeliner yang selalu mentolerir kerempongan Salsa, Bang Jamson yang ramai di semua situasi, mungkin tanpa Bang Jamson suasana konferensi tidak secair kemarin, dan Salsa yang entah kenapa kami memiliki banyak persamaan. Ulang tahun kami hanya berjarak dua hari, warna pakaian kami selalu sama padahal tidak direncanakan, bahkan di booklet pun kami sama-sama mengenakan baju biru dan kerudung kuning, kami berada di grup diskusi yang sama, kami memiliki kardigan yang sama.
Dan untuk delegasi negara-negara ASEAN, kalian adalah negara-negara tetangga yang menyenangkan. Untuk India foundation, kalian adalah orang-orang hebat di balik acara ini. Penyelenggara acara sangat baik dan ramah kepada kami. Mereka memperlakukan kami dengan baik. Itu lah mengapa saya katakan ini adalah salah satu konferensi terbaik di dunia.
Lihat Worklife Selengkapnya