Mohon tunggu...
Nina BSA
Nina BSA Mohon Tunggu... Akuntan - Equal Means Equal

ali_nadirah@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pengalaman Menjadi Delegasi Indonesia pada 2nd ASEAN-India Youth Summit 2019

17 Februari 2019   01:04 Diperbarui: 2 April 2019   21:47 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brunei Darussalam yang dibawakan oleh Nurul Hadina Haji Alias dan Muhammad Hazim

NAMASKAR!

India dan Indonesia adalah dua negara sahabat yang saling membutuhkan. Dengan beragam persamaan yang dimiliki keduanya membuat hubungan kedua negara tersebut sangat erat. Saya ingin membagi cerita ketika saya mengikuti 2nd ASEAN-India Youth Summit yang berlangsung pada 3 Februari - 7 Februari 2019, di Guwahati, Assam, India.

Jadi, ASEAN-India Youth Summit ini adalah kegiatan yang digagas oleh India foundation yang merupakan pusat penelitian independen yang fokus pada masalah, tantangan, dan peluang pemerintahan India (indiafoundation.in). Sebelumnya India Foundation menyelenggarakan Youth summit, acara yang sama di Bhopal, India, tahun 2017. Di tahun 2019 ini mengangkat tema "Connectivity: Pathway to Shared Prosperity". Dengan tujuan untuk mempererat hubungan India dan Negara-negara ASEAN.

Awalnya saya memang sering mendaftar untuk menjadi peserta pada acara konferensi, salah satunya adalah Jenesys (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths). Pada Jenesys angkatan pertama melalui Kemenpora saya mendaftar namun gagal, terpilihlah delegasi lain. Saya mencoba lagi di angkatan kedua, namun lama tidak ada pengumuman dan saya sudah siap-siap mau mendaftar angkatan ketiga hehe. 

Namun tiba-tiba saat saya mau berangkat ke kampus untuk ujian akhir, saya mendapat telepon dari Kemenpora yang menyatakan bahwa saya menjadi delegasi Indonesia untuk 2nd ASEAN-India Youth Summit. Saat itu saya agak kaget karena sebenarnya saya tidak pernah mendaftar untuk konferensi ini, yang saya tahu saya daftarnya Jenesys. Karena kebetulan jadi calon mahasiswa magang di Kemenpora, saya jadi beberapa kali ke sana dan sekaligus mendapat penjelasan mereka.

29 Januari 2019 saya bertemu para delegasi Indonesia utusan Kemenpora yaitu Bang Fauzan, Jasmin, dan Maya bersama Mbak Lala dari ASEAN Secretariat. Pertemuan kami cukup singkat di Kedutaan Besar India di Jakarta untuk membuat visa regular karena e-visa kami ditolak. Barulah pada 1 Februari 2019, kami bertemu lagi di Kedutaan Besar India untuk mendapat arahan dari pihak Kedubes termasuk Bapak Ajit Singh. Di sanalah kami bertemu lagi dengan delegasi Indonesia lainnya, Bang Novin, Kak Elly, Salsa, dan Kak Niki. Pada kesempatan itu, kami membicarakan mengenai persiapan logistik dan konsep presentasi kami. Ketika mau pulang, kami bertemu dua delegasi lainnya yang baru sampai Jakarta dari Medan, mereka adalah Sarah dan Jamson.

aaaaaaaaaaaaaaaaaa-5c6a2835bde5757fac679d65.jpg
aaaaaaaaaaaaaaaaaa-5c6a2835bde5757fac679d65.jpg
Keesokan harinya, 2 Februari 2019 sekitar pukul 13.30 saya berangkat ke Bandara Soekarno Hatta. Kami sepakat berkumpul pukul 15.00. Sampai disitu saya masih belum antusias. Wajar, karena memang awalnya tidak mendaftar, tidak mengagendakan, dan tidak tertarik. Saya merasa biasa-biasa saja. Bahkan masih berharap diterima Jenesys. Kami menggunakan Pesawat Garuda yang berangkat pukul 18.15 sampai di Singapore, Bandara Changi pukul 21.05 untuk transit.

dokpri
dokpri
Lanjut lagi berangkat pukul 02:45 sampai 04:30 menuju  Kolkata menggunakan Indigo Airlines. Lalu melanjutkan penerbangan ke Guwahati dengan airlinesnya sama. Pada penerbangan kali ini saya sebangku dengan delegasi dari Kamboja yang kami baru sadari setelah kami sama-sama memesan teh di pesawat yang ternyata berbayar. Saya  akhirnya saya membayar  ₹ 200 (rupee) karena salah satu delegasi Indonesia, Jamson, bilang kalau ketika penerbangan dari Singapura ke Kolkata ditawari makan dan minum tapi kami tidur. Makanya saya pesan teh saja. Karena kekeliruan tersebut akhirnya kami jadi mengobrol. Delegasi Kamboja yang saya maksud adalah Lim Houng. Kami saling melempar pertanyaan dan mengobrol seputar akademik, pekerjaan, kesukaan masing-masing, dan olimpiade. Sampai akhirnya kami mendarat di Bandara Internasional Lokpriya Gopinath Bordoloi. Sesampainya di sana kami disambut panitia penyelenggara dan dikalungkan kain khas Assam berwarna merah dan putih yang disebut Gamosa. Dan baru sadar ternyata banyak di antara penumpang pesawat yang saya tumpangi tadi adalah delegasi ASEAN.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Setelah disambut, kami menuju penginapan sekaligus tempat diadakannya konferensi, yaitu di Hotel Taj Vivanta untuk melakukan registrasi dan setelah itu kami makan siang sebelum memulai acara inti. Disinilah awal saya mencoba makanan butter naan dan langsung suka.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Acara inti dibuka pukul 14:45 oleh Maj Gen Dhruv C. Katoch, selaku director India Foundation. Dilanjutkan dengan Inaugural Session yang diisi oleh para petinggi Negara India, Sarbananda Sonowal (selaku Chief Minister, Assam), Vijay Thakur Singh (Sekretaris (Timur), Menteri Luar Negeri), K J Alphons (Menteri Pariwisata), dan Kung Phoak (Wakil Sekretaris Jenderal, Komunitas Sosial Budaya ASEAN). Diselangi dengan sesi Tea Break dan istirahat. Kami kembali ke ruang diskusi lagi pukul 17:00-18:30 untuk Panel Discussion 1, "Physical Connectivity" dengan diisi oleh Chandra Mohan Patowary (Menteri Transportasi, Urusan Parlemen dan Industri & Perdagangan), Nongthongbam Biren Singh (Chief Minister, Manipur), Pham Sanh Chau (Vietnam Ambassador to india), Sachin Chatuvedi (Direktur Jenderal, Penelitian & Sistem Informasi untuk Negara Berkembang), dan Motivational Lecture yang saya tidak duga-duga sesi ini diisi juga oleh Pullela Gopichand, yang mana beliau adalah pelatih tunggal putri bulutangkis top dunia, Saina Nehwal dan PV Shindu.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Bersama menlu India, Vijay Thakurdokpri
Bersama menlu India, Vijay Thakurdokpri
Setelah mengikuti diskusi, kami semua makan malam dan kembali ke kamar masing-masing. Ketika sampai di kamar, saya cukup kaget karena ada parsel di dalam kamar di mana setiap delegasi mendapatkannya. Parsel tersebut berisi makanan ringan dan minuman India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun