Kita pasti tidak asing lagi dengan Blackpink dan BTS yang berhasil menguasai musik global atau drama-drama korea yang merajai hampir semua media sosial. Pengakuan akan kemampuan Korea Selatan tersebut sangat pantas diacungi jempol. Bukan hanya berdampak di bidang hiburan, namun, dalam kehidupan sehari-hari kita bisa melihat budaya korea yang sudah melekat kuat pada kaum mileneal Indonesia. Mulai dari gaya berpakaian, make up, gaya rambut, gaya berbicara, bahkan gaya makan.
      Menggemari artis korea bukanlah salah, bahkan mendengar musik mereka bisa memberikan kita hal positif karena mengandung arti yang mendalam tentang kehidupan. Namun, menjadi pertanyaan, apakah kesukaan kita pada budaya korea bisa melunturkan budaya Indonesia sepenuhnya? Bila kita teliti lebih dalam lagi, dari tahun ke tahun semakin banyak penggemar korea. Tentu kaum milenial tidak bisa disalahkan begitu saja ketika budaya Indonesia semakin luntur. Sebagai salah satu penggemar, saya kurang menyukai budaya Indonesia terutama dalam industri hiburan dan politik. Bukannya berkarya dan berprestasi, artis Indonesia banyak terlibat kasus dan semakin terkenal.
      Dalam bidang politik, artis-artis juga banyak yang menjabat sebagai anggota DPR, sebagai walikota, gubernur, atau sebagai pejabat lainnya. Padahal latar pendidikan mereka tidak sesuai dengan hal tersebut, dalam arti uang bisa membeli kekuasaan. Selain itu, para artis Indonesia banyak berkampanye tentang bahaya narkoba, namun, banyak dari mereka yang terjerat kasus narkoba. Menyaksikan kemirisan tersebut bukankah lebih baik menjadi penggemar artis korea? Artis korea memberikan gambaran kerja keras, motivasi, dan berprestasi.
      Budaya-budaya Indonesia yang kurang baik semakin kuat dan melunturkan hal baik sendiri dari budaya Indonesia dan hal ini tentunya memberikan pertanyaan, sebenarnya sejak kapan budaya menyebarkan sensasi ini menjadi budaya Indonesia? Bukan hanya para artis,  tetapi juga para politikus. Para kaum milenial yang menjadi penggemar korea menjadi gardah terdepan untuk mengubah hal tersebut, namun, tidak akan semudah itu bila melihat kondisi Indonesia yang minim etika.
      Cara terbaik agar budaya Indonesia tidak luntur karena budaya korea adalah mengembalikan budaya-budaya baik Indonesia. Para artis yang dikenal banyak masyarakat ataupun pejabat publik harus memberikan teladan yang baik pada kaum milenial, bukan hanya bicara tetapi membuktikan dengan action sehingga kaum milenial percaya bahwa budaya Indonesia dapat dipertahankan meskipun di sisi lainnya menjadi penggemar korea. Kaum milenial juga harus menyadari posisinya sebagai generasi penerus bangsa harus benar-benar tahu membatasi diri ketika menyukai budaya korea. Bila para artis dan pejabat publik tidak bisa mengubah budaya kurang baik Indonesia, kita yang harus bergerak dan menjadikan budaya Indonesia menjadi budaya yang bermoral tinggi. Kerja keras dan berprestasi menjadi langkah awal kita membawa nama baik Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang selalu kita pelajari sejak SD sampai kita berkarir harus dipegang teguh agar tidak mudah goyah. Indonesia tudak boleh kehilangan ciri khas hanya karena minim etika, sekali lagi, sebagai kaum milenial harus saling berpegangan tangan memberikan perubahan untuk Indonesia yang lebih maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H