What's wrong with me ? Adakah yang salah dengan diriku sehingga aku menjadi keras terhadap diriku sendiri. Sulit untuk memaafkan diri sendiri dan berdamai dengannya. Padahal sahabat sejati yang selalu mendampingi diriku dalam susah atau senang adalah diriku sendiri, kenapa begitu sulitnya memaafkan dan berdamai dengannya, padahal sedemikian mudahnya aku memaafkan seseorang yang menyakiti diriku. Aku teringat kutipan bagus betapa pentingnya untuk berdamai, memaafkan diri sendiri dengan penerimaan dan cinta tanpa syarat secara menyeluruh.
"Kesalahan yang kita buat adalah ketika kita meminta untuk dicintai, bukannya mencintai" ~ Charlotte Yonge
Mencari cinta dari orang lain lebih mudah daripada mencari cinta dari diriku sendiri, karena aku yang sangat keras pada diri sendiri, mengungkapkan setiap "cacat". Aku tidak bisa mencintai orang lain atau dicintai orang lain sepenuhnya sampai aku bisa terlebih dahulu berdamai dengan diri kita dengan lebih mencintai diriku sendiri. Mencintai diri sendiri lebih memperlakukan diri dengan cinta kasih yang sama, pengampunan, penerimaan seperti yang aku berikan kepada keluarga atau sahabatku. Teman, sahabat, keluarga pasti pernah membuat kesalahan dalam hidupnya, dan aku akan memaafkan mereka. Aku akan mendampingi dan menyemangati mereka. Tapi, apakah hal yang sama pada diriku sendiri apakah aku akan melakukan itu semua ? Apakah aku akan memperlakukan diriku dengan kebaikan, kasih sayang, dan dorongan seperti yang aku lakukan terhadap orang-orang yang aku sayangi ? Apakah aku bisa menjadi sahabat terbaik bagi diriku sendiri seperti yang aku lakukan untuk menjadi sahabat terbaik untuk orang-orang yang aku kasihi ? Di tengah hidup yang penuh dengan stres, masalah, dan kekhawatiran saat ini, di momen yang indah ini, adalah waktu yang tepat untuk dapat mengekspresikan cinta terhadap diri sendiri, berdamai dan memaafkan diri sendiri sehingga hidupku bisa lebih seimbang, bahagia dan percaya diri. Aku harus menjadi sahabat terbaik bagi diriku sendiri. Karena aku yang akan selalu bersamanya sepanjang sisa usiaku. Aku sudah berutang dengan diriku sendiri, bagaimana dia dengan begitu sabarnya menghadapi kerasnya aku terhadapnya. Aku harus mencintai diri sendiri dengan cinta yang menyeluruh tanpa syarat dan penerimaan utuh terhadapnya sehingga tubuh dan pikiranku bisa merasakan manfaatnya yang sangat besar. Love, IMR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H