Mohon tunggu...
Ir. H. Dian Kusumanto
Ir. H. Dian Kusumanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sekarang tinggal di Nunukan Kalimantan Timur, suatu tempat di wilayah perbatasan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang Besar Pupuk Organik Dari Cairan Limbah Proses Pengeringan Rumput Laut

26 Agustus 2012   08:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CAIRAN LIMBAH PASKA PANEN RUMPUT LAUT

PELUANG BESAR PUPUK ORGANIK DARI CAIRAN LIMBAH PROSES PENGERINGAN RUMPUT LAUT

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto

Saya sangat tergelitik dengan Bisnis Rumput Laut.Bersama beberapa teman berencana akan membuat usaha kecil2an untuk Pengolahan Paska Panen Rumput Laut.Kami berencana akan membeli Rumput Laut Segar (Basah) hasil panen dari para petani, kemudian kami akan melakukan proses pengeringan sampai menjadi Rumput Laut Kering (RDC-Raw Dried Cottoni).

Beberapa referensi mengatakan bahwa untuk mendapatkan 1 ton RDC kita harus membeli Rumput Laut Segar sebanyak 10 kalinya, yaitu 10 ton.Hal ini berarti 'rendemen' RDC dari WC (Wet Cottoni) itu 1 dibanding 10 (1 : 10).Pada saat kita lakukan proses menjadi RDC maka akan ada 9 bagian (atau 9 ton) yang akan hilang atau keluar dari tubuh Wet Cottoni ini.

Alangkah banyaknya bagian yang keluar ini.Kalau toh ini air mungkin sebagian akan menguap.Namun ada sebagian besar 'cairan' yang keluar ini kemudian menetes ke bawah dari tempat 'penjemuran' atau pengovenan.Kalau toh dikumpulkan diperkirakan lebih dari 50% berat dari Bahan Mentahnya.

Kami curiga bagian yang lebih dari 5 ton berupa cairan yang menetes ini berasal dari dalam tubuh atau bahkan dari dalam sel karena terjadinya 'plasmolisis' karena proses pengeringan.Artinya ini bukan cairan biasa, tetapi cairan yang sebenarnya hasil dari proses metabolisme sel yang mungkin sangat bernilai tinggi.

Kalau toh ini benar, maka sungguh sangat sayang apabila cairan yang mungkin lebih dari 5 ton ini terbuang begitu saja.Kami berfikir yang paling rendah, cairan ini pasti bisa dikelola untuk dijadikan pupuk organik cair yang sangat hebat.Alangkah besar nilainya kalau ini betul-betul seperti yang kami sangkakan.

Sebagai gambaran, ada teman yang bercerita bahwa di Jawa ada pupuk cair yang bisa dibuat dari cairan hasil fermentasi batang pisang yang kemudian diolah menjadi pupuk cair dengan harga Rp 15.000 per liter.Kami yakin (belum ada analisa laboratoriumnya sih) bahwa cairan 'limbah' dari proses paska panen rumput laut ini akan jauh lebih bagus dari pada cairan hasil fermentasi batang pisang tadi.Berarti nilainya bisa lebih tinggi dari nilai Rp 15.000 per liter.Kalau toh sama itupun sudah sangat bagus.   Atau seandainya harganya cuma Rp 10.000 per liter saja, nilainya sungguh sangat besar.

Salam dari kami : Dian Kusumanto (AREN FOUNDATION)

Email : diankusumanto@yahoo.co.id

Website : http://rumputlautindonesia.blogspot.com,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun