Mohon tunggu...
Sri Ken
Sri Ken Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Swasta

Suka masak sambal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi Z dan Pikiran Radikal

4 Agustus 2024   07:29 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Penangkapan kepada terduga teroris kembali dilakukan aparat. Kali ini terhadap seorang remaja berumur 19 tahun di  Vila Syariah, Bunga Tanjung, Dusun Njeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Batu, Malang. Di rumah orang tuanya, ditemukan sejumlah bahan peledak berdaya ledak tinggi. HOK, remaja terduga teroris itu kemudian diketahui akan meledakkan dua rumah ibadah di kota Malang dengan cara bunuh diri.

Pada pendalaman oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa HOK sudah berbaiat (bersumpah setia) kepada Islamic State yang dia lakukan melalui internet. Dia juga diketahui masuk dalam jaringan Daulah Islamiyah, yang juga dilakukan melalui teknologi. Dia membeli bahan-bahan peledak itu menggunakan uang tabungannya yaitu dari uang jajannya.

Keluarganya yang merupakan pendatang dari Jakarta sudah tinggal di rumah itu selama 1,5 tahun dan merupakan keluarga yang tertutup, tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga. Penduduk sekitar juga tidak tahu apa pekerjaan orangtua HOK.

Penangkapan remaja HOK ini menambah daftar panjang aparat menangkap pemuda belia dalam kasus terorisme. Beberapa waktu lalu aparat juga menangkap seorang mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya yang diketahui aktif menggalang dana bagi ISIS . Dia banhkan diketahui sudah mengirimkan sebagian dana itu ke jaringan terorisme di luar negeri. Polisi juga memperkirakan dua remaja terduga teroris itu melakukan aksinya seorang diri alias one wolf.  Beberapa waktu lalu kita juga diingatkan pada aksi seorang pemudi berusia sekitar 24 tahun yang menyerang Mabes Polri di Jakarta dengan menggunakan airsoft gun. Dia juga diketahui sebagai onewolf.

Mengapa semakin banyak remaja terjerembab pada dunia radikal dalam hal ini terorisme . Mreka melakukan tindakan yang bersinggungan dengan jaringan tanpa bergaul fisik dengan orang-orang radikal atau masuk pesantren radikal dll  . Usia mereka yang sangat muda bahkan berkuliah di tempat yang baik justru terjebak pada gerakan terorisme.

Beberapa pengamat dan media menganalisanya dan didapat, bahwa para remaja genersi Z ini mengetahui semua soal terorisme melalui teknologi. Para teroris  sengaja "menjaring mereka karena dikatakan ideal karena secara psikologis belum  dewasa dan mudah diombang-ambingkan pengaruh pihak lain. Secara psikologis, mereka ada dalam fase peneguhan eksistensi diri, termasuk dalam beragama. Di fase ini, seseorang bisa ikatkan tengah ada dalam puncak idealisme kaum mudanya sehingga mudah dibangkitkan spirit revolusionernya dengan berbagai iming-iming atau janji-janji.  Secara finansial mereka juga ideal karena mereka masih bisa meminta uang dari orangtua.  Mereka umumnya lahir pada tahun 2004-2012.

Penangkapan ini merupakan sinyal bahaya bagi kita semua. Bahwa sel-sel terorisme ada dan sangat bisa dibangun melalui teknologi. Hal yang perlu kita perkuat adalah keluarga, lingkungan pendidikan dan kesejahteraan bersama. Peran agama dengan format moderat perlu diintensifkan lagi sehingga tidak ada keluarga-keluarga, pengajar dan para pegawai yang terkena pengaruh radikalisme. Intinya kita harus berantas pengaruh radikal di kalangan generasi Z dengan berbagai pendekatan (multidimensial)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun