Mohon tunggu...
Uwaisah Iqo
Uwaisah Iqo Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

Masih dalam tahap membangun minat untuk menulis dan proses belajar. Nah, jika ada yang berminat menularkan ilmunya atau sekedar berbagi pengalaman , bisa menyapa saya melalui akun ig: iqo iqko.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mendamba sebuah Harapan

27 Januari 2019   22:31 Diperbarui: 27 Januari 2019   22:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesunyian tertunduk di keramainan

Tak berani mengerang agar terkenang

Hanya bayang-bayang yang tenang

Mendamba sebuah harapan

Hiruk pikuk kehidupan

Yang mau tak mau dan harus mau

Terseret , berenang dan kemudian berkubang

Berlumpur-lumpur dan bermandi-mandi

Hal tak biasapun jadi biasa

Manusia mulai banyak terlena

Tak banyak yang ingat

Hanya sedikit terbesit

Kepada Sang Gawe Urip

Ya Rabb , maafkan kami

Para pemuja yang mengharap surga

Namun terlalu tenang bermandi dunia

Masih pantaskah ?

Ya Rabb, saat kami ingat dalam sujud

Maka hujam dengan rasa tanpa kata

Hujani dengan penyesalan tanpa jeda

Rendahkan hati agar selalu memuji

Penuhi relung dengan pengharapan

Walau hanya sebaris doa

Izinkan kami merapalkan

Ya Rabb hujani kami dengan ampunan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun