Mohon tunggu...
Iqmal Tahir
Iqmal Tahir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sekali-sekali menulis di sini. Kalau mau baca tulisan yang lebih sering ter-update silakan masuk di blog saya di link ini : http://iqmaltahir.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah Jangan Dibakar agar Tidak Masuk Penjara

10 Juni 2011   00:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:41 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan dalam penyampaian materi pengelolaan sampah domestik adalah dengan berbincang-bincang dulu dengan peserta dalam hal kebiasaan penanganan sampah yang dilakukan. Salah satu jawaban yang sering muncul adalah dengan jalan membakar sampah tersebut. Sampah dikumpulkan di halaman dan ditumpuk, kemudian pada suatu waktu setelah terkumpul maka sampah disiram sedikit dengan minyak tanah untuk kemudian dibakar habis. Diskusi kemudian berlanjut dengan dipancing pertanyaan-pertanyaan yang digunakan sebagai bahan diskusi. Sebagai contoh dari timbunan sampah apakah berupa sampah campuran atau sampah kebun saja? Apakah ada plastik yang terdapat dalam sampah yang dibakar tersebut ? Apakah ada kaleng semprot bekas obat nyamuk atau penyemprot ruangan ? Apakah asap tidak mengganggu ? Apakah tidak tercium bau yang menyengat saat sampah terbakar ? Apakah ada pohon yang ikut terbakar ? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Kalau sudah seperti ini biasanya diskusi jadi lebih meriah. Kalau sudah selesai, maka para peserta diminta merumuskan kembali tentang dampak pembakaran sampah domestik ini. Arahan diskusi selanjutnya adalah dengan mencoba memberi alternatif pengelolaan dan pengolahan sampah tersebut. [caption id="attachment_1654" align="aligncenter" width="311" caption="Ibu-ibu membakar sampah kebun di halaman."][/caption] .............

Baca artikel selengkapnya di link ini. Semoga bermanfaat !

Tertarik baca tulisan lain ? klik saja link berikut untuk menuju blog kami :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun