Artikel ini ditulis setelah teringat saat nonton serial Ghost Whisperes yang dibintangi oleh Jennifer Love Hewitt. Kebetulan episode yang dimainkan adalah tentang arwah hantu yang penasaran yang saat matinya seharusnya dibakar di krematorium, tetapi dimanipulasi dengan dibuang ke dasar danau. Dari gambaran yang tersaji memberikan ide tulisan ini, bukan tentang sisi sensual pemeran utamanya lho, tetapi tentang ada risiko bahaya yang mungkin terjadi di balik proses kremasi jenasah di krematorium. Ide asal masalah ini sendiri pernah didiskusikan oleh Prof Muefit Bahadir dari TU Braunsweigh Jerman saat berkunjung ke Jurusan Kimia FMIPA UGM Yogyakarta.
Pembakaran jenasah oleh keluarga almarhum yang ditinggalkan sudah umum dilakukan baik karena alasan agama atau kepercayaan tertentu. Kalau di Bali, umat Hindu yang berasal dari keluarga berada sering mengadakan upacara Ngaben untuk pembakaran jenasah. Upacara ini diselenggarakan di lapangan terbuka dengan prosesi pembakaran menggunakan bahan bakar tumpukan kayu, dan selanjutnya abu yang tersisa dapat dikubur, dilarung atau disimpan secara khusus. Untuk umat Kong Hu Cu atau orang Cina, juga melaksanakan pembakaran jenasah, tetapi dengan jalan dilaksanakan di krematorium. Jenasah akan dimasukkan ke dalam peti dan kemudian diletakkan dalam tanur pembakar yang selanjutnya akan membakar tubuh sampai habis dan menyisakan abu. Abu sisa pembakaran mayat ini akan disimpan dan dijaga oleh keluarga baik untuk disimpan maupun untuk dikuburkan pada suatu makam.
.............
Baca artikel selengkapnya di link ini. Semoga bermanfaat !
Tertarik baca tulisan lain ? klik saja link berikut untuk menuju blog kami :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H