Mohon tunggu...
Iqlima Naqiyya
Iqlima Naqiyya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi UIN SUKA ILKOM 23107030056

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Shrikawa-go, Jepang Ketika Diselimuti Salju Tebal

4 Juni 2024   20:58 Diperbarui: 5 Juni 2024   03:19 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman selanjutnya di Negara Sakura ini adalah ketika saya dan mahasiswa yang lain mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Shirakawa-go, Prefektur Gifu, Jepang. Sebuah perdesaan yang dijadikan sebagai tempat wisata karena keindahannya. Untuk pergi kesana kami menggunakan mobil sebagai transportasi. Jarak antara apato yang kami tinggali dengan Shirakawa-go sekitar 1,5 jam.

Dulunya sangat susah jika ingin berkunjung kesana, karena harus melewati beberapa pegunungan. Namun sekarang sangat mudah karena sudah dibangun terowongan yang dapat langsung melewati pegunungan disana. Bahkan sudah dibangun tol yang kemudian lebih mempercepat akses. Sebagai pengunjung jangan khawatir jika tidak memiliki kendaraa, karena jika ingin berwisata kesana dapat juga menaiki bis dengan mengikuti petunjuk di maps.

Karena kami bepergian ketika winter (musim dingin) maka sepanjang jalan dipenuhi dengan pohon yang tertutup oleh salju. Tidak lupa juga ketika pergi kesana ketika winter untuk memakai pakaian yang tebal. Meskipun ketika kami datang salju tidak terlalu tebal, namun angin disana cukup kencang menusuk hingga dalam.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Setibanya kami di Shirakawa-go langsung disuguhi oleh keindahan gunung-gunung, rumah, tanah yang penuh dengan salju. "Ini ngga terlalu dingin, salju di tahun ini ngga terlalu lebat turunnya, biasanya kalau kesini suhunya bisa sampai -1" ucap Hikmah yang menemani kita selama di Jepang. Kami bepergian dengan Hikmah dan sang suami, serta dua orang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Kanazawa University.

Pemandangan yang sangat cantik benar-benar memanjakan mata. Rumah-rumah kayu tradisional yang tersusun rapi, serta dipenuhi dengan salju yang sudah hampir menyatu. Bangunan-bangunan disana memiliki aturan tersendiri, terutama dari segi warrna. Bahkan untuk vending machine saja warna harus sesuai dengan arsitektur yang sudah ditentukan, tidak boleh menampilkan warna yang menyentrik seperti kuning, merah, atau semacamnya.

Selain rumah warga, disana terdapat sebuah kuil yang besar yang bernamakan Shirakawa Hachiman Shinto Shrine. Karena agama terbanyak yang dipercayai di Jepang adalah Shinto. Pada kuil ini sangat identik dengan torii gate, yaitu adanya sebuah gapura yang menjulang tinggi dengan terdapat seperti tali tambang besar yang dihiasi dengan tiga kumpulan dari serabut tambang.

Ketika ingin memasuki kuil, mereka memiliki kepercayaan dengan membasuh tangan dimulai dengan tangan kiri dan membasuh mulut ataupun meminumnya. Untuk membasuhnya sudah tersedia bentuknya seperti batu yang mengalirkan air yang sangat jernih, serta beberapa gayung yang sudah tersedia. Tentunya gayung yang memenuhi ketentuan warna yang ada disana, yakni warna coklat.

Di depan kuil terdapat sebuah boneka salju yang dulu hanya ada dalam film-film yang pernah saya tonton, namun ketika disana saya bisa membangunnya sendiri. Lanjut berjalan lagi, banyak sekali penjual makanan disepanjang jalan. Seperti yang terkenal disana adalah gohei dango dan beberapa makanan berdaging lainnya. Namun sayang sekali tidak bisa mencoba salah satunya karena kami bepergian ketika sedang menjalani ibadah puasa.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Satu bangunan yang membuat saya penasaran adalah sebuah tumpukan salju yang membentuk sebuah rumah seperti rumah pinguin. Namun untuk orang dewasa tidak bisa masuk karena sangat kecil dan hanya muat untuk satu anak kecil saja.

Sangat disayangkan jika tidak mengelilingi tempat tersebut, karena jika terus berjalan akan menemukan sebuah jembatan yang bernama Deai-bashi Suspension Bridge. Disitulah tempat dimana kita bisa menikmati pemandangan yang indah dari Shirakawa-go. Sangat disarankan jika ingin pergi kesana ketika musim dingin ataupun sedang mekarnya bunga sakura. Karena keindahannya tidak bisa ditandingi.

Gassho Zukuri atau rumah beratap jerami ini terlihat rapi tertata disepanjang jalannya. Konon rumah tersebut beratapkan jerami karena berguna untuk mengurangi dingin yang berada disana. Bahkan karena salju yang turun terlalu tebal, dirumah masing-masing pasti memiliki sebuah traktor untuk menyingkirkan salju-salju yang memadati rumah mereka.

Jika ingin terus melanjutkan jalan-jalan mengitari daerah tersebut, difasilitasi pula bis yang akan membawa ke The Tajlma House Museum of Silk Culture, The 3 House Spot, dan lain-lain. Dengan membayar sekitar 1000 atau sekitar 100.000 per orang. Namun sayangnya belum bisa berkesempatan kesana karena sudah terlalu siang untuk pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun