Hari raya Idul Fitri adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Setelah menjalankan ibadah puasa selama 30 hari, kemudian ditutup dengan diselenggaranya hari raya Idul Fitri. Idul Fitri sendiri bisa dimaknai sebagai hari kemenangan. Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu sukacita dan penuh berkah bagi seluruh umat Muslim dan waktu untuk membagikan harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu agar turut berbahagia di hari raya. Artinya, umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi.
Hal tersebut tidak mengecualikan para pelajar ataupun perkerja yang ada di luar negeri. Untuk zakat sendiri terkadang pada Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri menitipkan kepada keluarga yang ada di Indonesia untuk melakukan zakat. Dilain sisi-pun mereka akan tetap melaksanakan sholat id dan bersilaturahmi terhadap keluarga jauhnya via online.
Salah satu contohnya adalah di Kota Kanazawa, Jepang. Idul Fitri digelar dengan sangat ramai. Walaupun berada di desa yang jauh dari perkotaan dan dilaksanakan pada hari aktif sekolah atau kerja, mereka tetap berbondong-bondong datang ke masjid untuk mengikuti jamaah sholat id. Seperti yang diucapkan oleh salah seorang mahasiswi Computational Science di Kanazawa University bernama Rifqa Fikriya Rahasri yang juga mengambil kerja part time disebuah toko Kanazawa.
Beliau mengatkan ketika wawancara melalui media sosial whatsapp bahwasannya "ngga harus kerja karena kebetulan lebaran di hari toko libur, kalaupun toko ngga libur, bisa izin untuk libur. Kalau jarak apato aku dengan masjid sekitar 500m, sangat dekat. Transportasi yang digunakan bisa sepeda atau jalan kaki." Jarak antara apartment dengan masjid beragam, ada yang jauh hingga harus naik mobil ataupun transportasi umum, ada juga yang memang dekat dengan jalan kaki maupun sepeda.
Sejak Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengabarkan jatuhnya 1 Syawal 1445H pada hari Rabu tanggal 10 April 2024, Warga Negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing yang berada di Kota Sakura ini menyambut dengan gembira. Salah satu masjid terbesar yang ada di Kanazawa yaitu Umar Bin Al-Khattab Mosque. Masjid yang didirikan dan dikelola oleh Ishikawa Muslim Society (IMS) yang terdiri dari berbagai bangsa seperti Pakistan, Mesir, Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Jepang, dan berbagai negara yang lain. Suasana pagi yang cerah dibuka dengan kumandang takbir "Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, La ilaha ilahuwallahu akbar" terdengar jelas dari dalam masjid. Sholat Idul Fitri dimulai tepat pukul 8 pagi, yang diimami khusus oleh Ustadz Ilyas Maulana. Hal ini sempat menjadi culture shock bagi narasumer.
"Terdapat beberapa perbedaan tradisi sholat eid di Indonesia dengan disini, diantaranya adalah waktu dan pelaksanaannya. Di Indonesia, shoalt eid dimulai sekitar pukul 6/7 pagi hari sedangkan disini mulai sekitar pukul 8 pagi. Jika lebaran bertepatan dengan hari libur, maka akan ada beberapa kloter sholat. Untuk lokasi, di Indonesia dilaksanakan di lapangan, sedangkan disini di dalam masjidnya." Jelas Rifqa Fikriya Rahasri di dalam wawancaranya.
Setelah sholat id selesai, terdapat tradisi yang selalu mereka lakukan. Yakni makan bersama. Dalam perayaan kali ini, dilengkapi dengan 1.000 porsi nasi briyani dan beberapa masakan rumahan yang dibawa oleh beberapa ibu yang tinggal disini. Tidak hanya warga Indonesia saja yang mengikuti acara ini, namun banyak juga dari negara arab, Pakistan, dan ahkan orang jepang itu sendiri. Masing-masing dari orang yang mengikuti sudah pasti adalah seorang perantau yang merindukan hangatnya suasana lebaran di kampung halaman masing-masing. Tetapi tidak dengan Kota Kanazawa, mereka saling merangkul satu sama lain seperti layaknya saudara sendiri.
Tidak lupa setelah bersih-bersih selesai acara makan bersama, kita membuat lingkarang dan saling silaturahim satu sama lain. Walaupun mungkin tidak saling mengenal, hal itulah yang membuat mereka berkenalan satu sama lain, dapat bercengkrama bersama. Walaupun sedih tidak dapat kembali ke kampung halaman, namun akhirnya tergantikan oleh indahnya kekeluargaan disini. Berswa foto menjadi hal wajib ketika perayaan Idul Fitri, mulai dari foto individu kelompok dan tentunya keseluruhan orang yang hadir ketika sholat id. Tidak banyak juga para pekerja yang kemudian berpamitan untuk kembali bekerja karena hanya mendapat izin setengah hari ataupun shift malam.