Mohon tunggu...
Iqlima Hijriati
Iqlima Hijriati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa psikologi umm

hobi : berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pandangan Seseorang terhadap Diri Sendiri

17 September 2022   22:45 Diperbarui: 17 September 2022   23:10 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

"bisa gak ya dapat nilai A di mata kuliah ini?"

"aku cocok nggak ya pakai jilbab warna terang?"

"apa iya aku dandan natural saja kelihatan cantik?"

Dan kalimat-kalimat lain yang meragukan diri sendiri yang muncul dari kepala. Kalimat-kalimat ini yang terkesan menghakimi diri sendiri, tanpa sebenarnya kita kurang yakin atas ekspektasi dan realita atas driri kita sendiri. Alhasil penampilan kita atau usaha kita dalam melakukan sesuatu seringkali kita terlihat biasa saja bahkan kita anggap remeh, padahal menurut orang lain belum tentu seburuk yang kita pikirkan. Begitupun dengan pikiran positif yang menghasilkan keyakinan dalam diri seperti, "ah, aku pasti bisa melewati tes masuk UMM ini dengan baik!" dan ternyata indivudu tersebut berhasil menjadi mahasiswa baru Fakultas Psikologi UMM.

You are what you think adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi diatas. Dan ternyata konsep you are what you think berasal dari mitologi Yunani loh, teman-teman!

Berawal dari kisah seorang pemahat patung dari Yunani bernama Pygmallion yang membuat sebuah patung wanita wantik dan diberi nama Galatea. Setelah patung yang ia butuh telah terjadi, ternyata ia jatuh hati pada patung tersebut dan ia memperlakukan patung tersebut seolah-olah patung tersebut adalah makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, berbekal keyakinan dan perlakuan yang sama seolah-olah ia adalah makhluk hidup, akhirnya Pygmallion memiliki ekspektasi dan keyakinan yang kuat agar patungnya bisa menjadi manusia. Kemudian ia berdoa kepada Dewi Aphrodite agar patungv bisa menjadi manusia, dan akhirnya Aphrodite pun mengabulkan hasil patung Galatea tersebut menjadi manusia dan Pygmallion menikahinya.

Fenomena diatas dijelaskan secara teori oleh Robert Merton dalam teori Self-fulfilling Prophecy. Menurut jurnal Self-fulfilling Prophecies in the Clinical Context, Self-fulfilling Prophecy adalah proses dimana ekspektasi atau harapan individu terhadap seseorang atau sesuatu akan mengarah individu tersebut agar ekspektasi tersebut dapat terwujud. Ekspektasi dari Self-fulfilling Prophecy muncul karena adanya kepercayaan atas informasi yang sanggat tinggi dan mendorong individu untuk mewujudkan ekspektasi tersebut.

Salah satu fenomena psikologis yang termasuk dalam teori Self-fulfilling Prophecy adalah Pgymallion Effect. Yang mana Pgymallion Effect. Yang mana Pgymallion Effect adalah proses dimana seseorang dalam mengharap akan mengarahkan kepada hasil yang sesui dengan ekspektasinya serta keyakinan positif atas diri sendiri. Pgymallion Effect dapat dijelaskan melalui skema seperti ini:

Keyakinana dalam diri kita (individu) mempengaruhi tindakan kita, hasilnya berimplokasi terhadap apa yang orang lain percayai atau yakin dan itupun menyebabkan atau menentukan tindakan orang lain terhadap kita, dan akhirnya itu yang menenguhkan keyakinan kita .

Dari paparan di atas tanpa disadari ternyata Pgymallion Effect membentuk Self Concept atau konsep diri. Konsep diri adalah pemahaman tentang diri yang timbul akibat interaksi dengan orang lain. Konsep diri merupakan faktor yang menentukan dalam komunikasi kita dengan orang lain.

Self Concept sendiri terbagi menjadi 3 di antaranya: Self Esteem, Self Image, dan Self Idea.

Self Esteem adalah presepsi seorang individu akan hasil yang dia capai dengan seberapa banyak kesamaan perilakunya dan ideal dirinya.

Self Image adalah perilaku individu secara fisik, secara sadar atau tidak sadar.

Self Idea adalah prespsi seorang individu yang mengenai bagaimana individu tersebut semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadinya.

Nah, penjelasan mengenai Self Concept sudah penulis jelaskan ini, teman-teman. Tapi....gimana ya cara membentuk Self Concept?

Untuk membentuk Self Concept memang harus ada ikhtiarnya, berikut tips yang bisa kalian coba:

  • Melakukan Self Talk  

 Berbicara dengan diri sendiri terkadang menjadi hal yang menarik, mulai dari membicarakan hal-hal yang telah kita lalui dan apa yang kita capai. serta membuat kita bisa lebih memahami apa kemauan kita secara jelas.

  • Menerapkan possitive affirmation

Kalau kalian melakukan self talk, jangan lupa menggunakan kata-kata positif utuk menyemangati diri sendiri seperti "aku pasti bisa malalui".

  • Lingkungan atau cirkel yang sehat

Keluarga, sababat, atau teman merupakan orang-orang yang berpotensi untuk membangun lingkungan yang positif yang dapat menyakinkan kamu bterhadap potensi yang kamu miliki.

Dari fenomena Picmallion Effect diatas ternyata bisa menuntun seseorang untuk menjadi Fulfilling Prophecy karna berpikir positif cara pandang terhadap diri sendiri dapat menghasikan energi positif yang kita ciptakan dapat mempengaruhi orang di sekitar kita  untuk menjadi lebih positif terhadap dirinya.

Daftar Pustaka

Harris, M. J. (1994). Self-fulfilling prophecies in the clinical context: Review and implications for clinical pratice. Applied and Preventive Psychology 3, 145-158

Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.








HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun