Mohon tunggu...
Iqlima Hurrin
Iqlima Hurrin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

happy time

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Konflik Rusia dan Ukraina

7 Desember 2024   10:23 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:12 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rusia dan Ukraina telah terlibat dalam konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, yang memiliki dasar politik dan sejarah yang kompleks. Hubungan sejarah panjang antara Ukraina dan Rusia termasuk masa keanggotaan Ukraina dalam Uni Soviet, yang berakhir pada tahun 1991. Setelah memperoleh kemerdekaan, Ukraina mencoba menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Barat, karena mereka menganggap Rusia sebagai ancaman. Ketika Ukraina mencoba bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, Rusia berpikir sebagai tindakan provokatif, yang meningkatkan ketegangan.

Latar Belakang

Krisis bermula pada November 2013 ketika Presiden Ukraina Victor Yanukovich menolak untuk menandatangani perjanjian kerjasama perdagangan bebas dengan Uni Eropa dan memilih untuk meminta bantuan dari Rusia. Keputusan Yanukovich kemudian mengundang protes dari komunitas Ukraina yang pro-Barat. Protes tersebut dimulai di Kiev dan berlanjut hingga tahun 2014. Pada akhirnya, aksi tersebut berubah menjadi protes yang menggunakan kekerasan, yang mengakibatkan puluhan demonstran tewas dan ratusan orang terluka. Banyak upaya mediasi telah dilakukan, termasuk beberapa mediator dari negara-negara di Eropa untuk mencapai kesepakatan tentang pembagian daerah kekuasaan di pemerintah Ukraina. Meskipun ada kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Ukraina pada Februari 2014, konflik sipil di negara itu masih terus berlanjut.

Rusia dan Ukraina bukanlah hal baru dalam konflik, mereka memperebutkan Semenanjung Krimea, yang akhirnya diambil alih Rusia. Pada tahun 2021, Rusia kembali membangun kekuatan militernya di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina.Langkah Rusia menimbulkan ketegangan antara kedua negara . Salah satu intelijen AS menyatakan bahwa Rusia mungkin mempersiapkan invasi ke Ukraina pada awal tahun 2022, meningkatkan ketegangan. Rusia membantah tuduhan tersebut dan berasumsi sebagai provokasi NATO, mereka menyatakan bahwa jaminan keamanan jangka panjang untuk Ukraina tidak akan diterima sebagai anggota NATO dan bahwa infrastruktur militer NATO tidak akan dibangun di Ukraina setelah Presiden Zelensky meminta untuk bergabung.

Ketika kerja sama antara Ukraina dan NATO semakin erat. Hal ini menimbulkan keinginan resmi Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertahanan tersebut, Rusia pun menanggapinya dengan melakukan aneksasi Krimea. Ini adalah upaya untuk memperingatkan Ukraina tentang kemungkinan meninggalkan anggota NATO pada tahun 2014. Namun , ketika Zelenskyy menjadi Presiden Ukraina pada tahun 2019, keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO menjadi semakin kuat. Hingga akhir tahun 2021, Rusia telah meminta Ukraina untuk membatalkan keinginan tersebut.Historisnya, pemerintah kedua negara sangat dekat dengan satu sama lain. Kedua negara tersebut, memiliki kepentingan masing-masing negara cenderung bertolak belakang, namun nyatanya secara faktor geografis,=letak wilayah yang bergantung pada lokasi dan keadaan kedua negara, menjadi pertimbangan utama.  Ini adalah kenyataan yang menyulitkan Ukraina. Ukraina sebenarnya membutuhkan Rusia karena lokasinya yang strategis dan kekayaan alamnya. Namun, tujuan utama Ukraina adalah menjadi negara mandiri yang tidak bergantung pada Rusia. Kondisi ini dimanfaatkan oleh NATO untuk membangun hubungan dengan Ukraina. Sebaliknya, Rusia merasa terancam oleh ekspansi NATO di Ukraina.

Dinamika Geopolitik

Dalam konteks politik pascaperang dingin, geopolitik telah berkembang secara signifikan, dengan arti bahwa pengetahuan dapat digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi negara lain dan menciptakan ketergantungan. Akibatnya, atribut geografi tidak lagi merupakan faktor utama dalam menentukan seberapa kuat suatu negara terhadap negara lain baik di kawasan yang sama maupun di kawasan yang berbeda. Dengan lokasinya di Eropa Timur, Ukraina memiliki posisi strategis yang sangat baik bagi kedua Uni Eropa dan Rusia. Lokasinya sebagai perbatasan antara Uni Eropa dan Rusia merupakan atribut geopolitik yang sulit diabaikan.Akibatnya, Ukraina secara strategis memberikan kontribusi terhadap konsekuensi geopolitik wilayah tersebut. Ukraina menjadi mitra penting bagi Rusia, setidaknya karena menjadi jalur energi penting dari Rusia ke Eropa. Karena pentingnya jalur ini, Uni Eropa sangat bergantung pada energi Rusia.

Beberapa upaya diplomatik dilakukan, salah satunya pertemuan pada pertengahan Januari 2022 antara AS, NATO, Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) dan Rusia. Pada pertemuan ini, Rusia mengajukan usulan jaminan keamanan untuk mencegah Ukraina menjadi anggota NATO, namun NATO dan Biden menolaknya. Pertemuan itu tidak menghasilkan apa-apa; Rusia menolak untuk menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Pada pertengahan Februari 2022, Rusia mengatakan bahwa beberapa pasukan mulai menarik diri dari perbatasan wilayah . Namun, NATO mengatakan bahwa Rusia belum menunjukkan tanda-tanda menarik . Di sisi lain, situasi semakin memanas karena sekutu NATO mulai mengerahkan kapal dan pesawat tempur tambahan untuk menjaga keamanan dan pertahanan di kawasan Eropa Timur.

Presiden Vladimir Putin memulai perang dengan Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022, dan memulai invasi. Pengiriman tentara Rusia ke Ukraina dan menembakkan rudal di beberapa lokasi dekat Kyiv, ibu kota Ukraina, adalah langkah awal dari invasi ini. Keputusan presiden tentang Ukraina yang mengarah pada kebijakan internasional yang mendukung Uni Eropa mendorong Rusia untuk menerapkan kebijakan internasional yang lebih agresif.Setelah Uni Soviet runtuh dan dua negara menjadi negara merdeka, beberapa konflik kali terjadi .

Banyak konflik yang pernah terjadi di antara keduanya, termasuk masalah yang diperbatasan seperti gerakan sparatisme, serangan cyber Rusia terhadap Ukraina, dan aneksasi Rusia atas wilayah Krimea. Puncak terjadi pada 24 Februari 2022 ketika Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina. Rusia melakukan invasi militer ini karena Ukraina berencana untuk bergabung dengan NATO, yang membahayakan keamanan nasional Rusia. Meskipun Dewan Keamanan PBB telah digunakan untuk memaksa perang segera berakhir, tidak ada yang berhasil dan hingga saat ini belum menemukan titik temu dalam penyelesaian konflik ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun