Pada Selasa, 24 Desember 2024, seorang balita berusia 3,5 tahun berinisial MR di Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, terjatuh ke dalam selokan dan hanyut terbawa arus saat bermain hujan.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 15.30 WIB ketika hujan deras melanda wilayah tersebut. MR sedang bermain hujan bersama dua ponakannya di dekat selokan. Tanpa pengawasan orang dewasa, MR mendekati selokan dan terperosok ke dalamnya. Arus deras akibat hujan membuatnya terseret dengan cepat.
Pencarian intensif dilakukan oleh tim gabungan dari Polsek Wiyung, Koramil, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya. Setelah empat hari pencarian, pada Jumat, 27 Desember 2024, jenazah MR ditemukan di bawah jembatan, tersangkut di antara enceng gondok. Kondisi jenazah masih utuh saat ditemukan.
Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Sambodo, mengimbau kepada masyarakat, khususnya orang tua, untuk lebih waspada dan mengawasi anak-anak saat bermain, terutama di musim hujan. Kejadian ini menjadi peringatan akan bahaya bermain di sekitar selokan atau aliran air saat hujan deras.
Banjir yang terjadi di Surabaya pada minggu lalu dipicu oleh hujan deras yang melanda kota tersebut selama beberapa jam. Berikut adalah penjelasan tentang kondisi banjirnya:
Intensitas Hujan Tinggi
Curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus-menerus menyebabkan genangan air di sejumlah wilayah. Beberapa kawasan dataran rendah dan dekat saluran air utama seperti selokan dan sungai kecil menjadi terdampak.
Drainase Kota yang Tidak Optimal
Meski Surabaya memiliki jaringan drainase yang luas, kapasitas saluran air sering kali tidak cukup menampung debit air hujan yang tinggi. Sumbatan di beberapa titik akibat sampah dan sedimentasi turut memperburuk kondisi, membuat air meluap ke jalan dan pemukiman.
Kawasan Rentan Banjir
Wilayah seperti Babatan di Kecamatan Wiyung, tempat kejadian balita hanyut, termasuk daerah yang rawan banjir. Kombinasi antara saluran air kecil dan minimnya pengawasan terhadap lingkungan membuat wilayah ini lebih mudah terendam.
Laporan Luapan Selokan dan Sungai Kecil
Selokan dan sungai kecil di beberapa lokasi mengalami luapan akibat debit air yang meningkat drastis. Selain itu, arus air yang kuat menjadikan situasi lebih berbahaya, terutama bagi anak-anak yang bermain di sekitar aliran air.
Upaya Pemerintah Kota
Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya mengatasi banjir dengan melakukan pengerukan sungai dan saluran air secara berkala. Namun, intensitas hujan yang ekstrem masih menjadi tantangan besar.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Selain menelan korban jiwa, banjir menyebabkan aktivitas warga terganggu. Beberapa rumah, sekolah, dan fasilitas umum mengalami kerusakan akibat genangan air.
Banjir ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan lingkungan, terutama dalam menjaga kebersihan saluran air dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bermain di sekitar selokan
 saat musim hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H