Mohon tunggu...
iqfal sigit pratama
iqfal sigit pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG

Lillahita'ala ✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Biologi Berbasis Al Quran sebagai Metode Pembentukan Karakter Siswa

22 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:38 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di Indonesia sangatlah rentan terhadap masalah karena di semua aspeknya terdapat persoalan yang perlu diselesaikan. Penurunan moral telah merajalela dalam dunia pendidikan sehingga menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perkelahian antar pelajar, pembulian antar teman, kasus narkoba yang menjerat siswa, dan banyak lagi hal lainnya yang bersifat negatif.

 Upaya tersebut semakin mendesak pendidikan di Indonesia, dalam kajian apakah sesungguhnya pendidikan karakter itu? Pertanyaan tersebut penting untuk dijawab karena terlibat pada rancangan kurikulum dan pola pembelajaran yang akan dirumuskan dan dikembangkan. Pada sisi lain, pendidikan karakter masih sebatas pendidikan akhlak, akhlak yang bersifat tindakan (filiyah) seperti mencium tangan gurunya, memakai jilbab, jika bertemu guru mengucapkan salam. Semua itu dibangun bukan dari proses pembentukan karakter pribadi siswa, tetapi lebih disebabkan oleh penanaman ideologi dan teologi. Dengan demikian guru harus mampu memposisikan dirinya sebagai pendidik karakter dalam bidang apapun(Koesoema, 2006).

Sebagai upaya untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu adanya paradigma baru dari guru tentang pendidikan dalam metode pembelajaran yang berbasis Al-Quran disekolah-sekolah. Pembinaan pendidikan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis Al-Quran dilakukan oleh guru Biologi, dengan menggabungkan nilai-nilai yang terdapat di Al-Quran dalam kegiatan pembelajaran. Nilai yang dimaksud dapat berupa nilai moral keagamaan. Dengan pendidikan yang menggunakan pembelajaran berbasis Al-Quran dapat menjadi metode yang baik untuk membantu pembentukan karakter siswa yang memiliki sifat dan akhlak/moral yang baik, meningkatkan imtaq (iman dan taqwa), memiliki peningkatan hasil belajar yang baik, serta dapat dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal shaleh). Sehingga siswa tidak hanya memahami bidang teknologi saja akan tetapi dengan pembelajaran biologi berbasis Al-Quran dapat menjadi metode yang baik dalam membentuk karakter siswa.

1. Pembelajaran biologi berbasis Al-Quran

Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari dan berkaitan dengan ilmu alam yang menjelaskan tentang organisme kehidupan beserta lingkungan sekitar. Al-Quran dan As-sunah telah memberikan penjelasan yang mencakup semua aspek kehidupan, termasuk penelitian ilmiah. Jadi, kegiatan ilmiah merupakan bagian yang menyeluruh dari semua sistem Islam dimana masing-masing bagian memberikan sumbangan terhadap yang lainnya.

Al-Quran sangat menekankan pentingnya membaca baik itu membaca ilmu-ilmu sains seperti biologi, fisika, kimia, ilmu kedokteran dan lainnya sebagai tanda kekuasaan Allah yang perlu dipikirkan oleh manusia. Sedangkan pandangan Al-Quran tentang sains dan teknologi dapat diketahui dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Shollahualaihi Wasalam yaitu Q.S al-alaq: 1-5. Dalam ayat pertama menjelaskan tentang kata iqra, menurut Quraish Shihab, diambil dari kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir bermacam-macam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi objeknya, perintah iqra itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. (Shihab.1996).

Fakta tentang biologi telah disebut dalam Al-Quran yang dibuktikan oleh para ilmuwan saat ini. Ilmu biologi mencakup manusia, hewan, dan tumbuhan yang dirumuskan lagi dalam berbagai cabang ilmu yang lebih khusus seperti embriologi, botani, zoologi, dan sebagainya. Adapun materi-materi pembelajaran biologi berbasis Al-Quran yang akan diuraikan diantaranya sebagai berikut:

a. Semua makhluk hidup tersusun atas senyawa air

b. Asal terjadinya kehidupan tercatat dalam Al-Quran yaitu berasal dari air. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Q.S Al-Anbiya ayat 30

Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?

(QS. Al-Anbiya: 30)

https://quran.kemenag.go.id/surah/21

Dalam sains juga telah membuktikan bahwa pembentukan sel yaitu sitoplasma terdiri dari pada 80% air. Setiap benda yang hidup terdiri dari sel. Hal ini bermakna bahwa setiap benda hidup memerlukan air untuk keberlangsungan hidupnya. Fakta ini juga dibuktikan lagi dengan penemuan bahwa sebagian besar organisme terdiri dari 50% sampai 90% air (zakir. 2000)

c. Mikroorganisme 

Kemudian dalam pembelajaran biologi belajar tentang mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup mikroskopik yang terdiri dari sel tunggal. Mereka terdiri dari bakteri, virus, fungi, jenis parasit, dan lain-lain. Mikroorganisme juga sangat berperan penting dalam proses keseimbangan alam. Keberadaan mikroorganisme telah dijelaskan dalam Q.S Yunus ayat 61 artinya "kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan kamu tidak mengejarkan suatu pekerjaan melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya tidak luput dari pengetahuan tuhanmu biarpun sebesar zaarah dibumi ataupun dilangit"     

d. Proses makanan

 Dalam biologi juga dipelajari tentang proses makanan. Dimana Allah yang maha kuasa memudahkan manusia untuk mendapatkan makanan melalui proses fotosintesis. Hal ini juga telah dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 95

Sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (buah-buahan). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah. Maka, bagaimana kamu dapat dipalingkan?

(QS. Al-An'am: 95)

https://quran.kemenag.go.id/surah/6

Apabila yang hidup mati, maka mikroorganisme segera menguraikannya dan mengubahnya menjadi molekul organik. Molekul organik ini akan bercampur dengan tanah dan menjadi sumber makanan untuk tumbuhan, hewan, dan manusia. Bakteri bertanggung jawab untuk menyediakan keperluan sumber mineral dan makanan untuk semua makhluk. Seperti maksud ayat di atas bahwa hewan dan tumbuhan yang mati memiliki peranan untuk membentuk kehidupan yang baru (Harun Yahya, 2001).

e. Pengaturan genetika

DNA merupakan molekul yang mengandung atom karbon, fosfor, nitrogen, hidrogen, dan oksigen. DNA ini dilindungi oleh nukleus sel dan mengandung gen untuk menjalankan semua fungsi tubuh. Oleh sebab itu, DNA dianggap sebagai bank informasi untuk tubuh manusia. Beribu-ribu proses berbeda terjadi dalam tubuh. Apabila sel telur dibuahi oleh sperma. Maka telur ini akan membelah dan berkembang, kemudian jaringan dan organ akan mulai terbentuk. Keadaan ini merupakan awal dari penciptaan manusia. 

Keseluruhan proses yang kompleks ini terkontrol oleh informasi yang tersimpan dalam DNA. Selama proses pembuahan terjadi fertilisasi dari keduanya (ovum dan sperma) bergabung untuk menentukan ciri fisik dari calon bayi tersebut. Terdapat beribu-ribu gen dan mempunyai fungsi masing-masing. Gen-gen inilah yang akan menentukan warna rambut, mata, tinggi, srtuktur wajah dan berbagai fungsi seperti organ dalam, otak, saraf, dan otot bayi yang akan dilahirkan (Harun Yahya, 2001). 

Dan Allah menjelaskan dalam Al-Quran surat Abasa ayat 18-20 

80:20

Dari apakah Dia menciptakannya? Dia menciptakannya dari setetes mani, lalu menentukan(takdir)-nya. Kemudian, jalannya Dia mudahkan.

(QS. Abasa: 18-20)

https://quran.kemenag.go.id/surah/80

Makna dari kalimat menciptakan lalu menentukan dapat diartikan sebagai keadaan yang bermakna menyusun, menetapkan, merancang, mengatur, melihat masa depan, penetapan takdir (oleh Allah).

f. Otak

Otak adalah pusat sistem saraf untuk semua makhluk vertebrata dan juga hampir semua invertebrata (Shepherd, 1994). Fungsi utama otak adalah untuk mengatur semua kegiatan manusia dan hewan (Jasmi, 2013). Hal ini telah disebut dalam Al-Quran surat Alaq ayat 15-16 yang artinya "ketahuilah sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubunubunnya, (yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka". Dan pada surat Hud ayat 56 yang artinya "Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya.Sesungguhnya tuhanku diatas jalan yang lurus".

Ungkapan ubun-ubun (orang ) yang mendustakan dalam ayat ini menunjukkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas menyusun fungsi otak yang khusus, terletak di bagian depan tulang tengkorak (Jasmi, 2013). Di bagian depan tulang tengkorak inilah terdapat bagian frontal cerebrum yaitu otak besar. Dalam buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology yang mengkaji tentang fungsi bagian otak ini adalah adanya dorongan dan hasrat untuk menghasilkan gerakan karena merupakan daerah korteks asosiasi. 

Buku tersebut juga mengatakan bahwa daerah cerebrum ini juga bertugas menghasilkan, memberi dorongan, memulai untuk melakukan perilaku baik, buruk, bertanggungjawab atas perkataan benar dan dusta (Merieb, E.N dan Valerie et,al dalam jasmi, 2013). Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang berdusta dan durhaka". Benar-benar merujuk pada penjelasan tersebut. Fakta yang diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al-Quran sejak dulu.

1. Pendidikan karakter

Karakter mempunyai banyak sekali definisi dari para ahli. Menurut Poerwadarminta, kata karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Lebih jauh seorang tokoh psikologi Amerika yang bernama Alport, mendefinisikan karakter sebagai penentu bahwa seseorang sebagai pribadi (character is personality).

Dalam Al-Quran disebutkan mengenai perintah berbuat kebajikan yang mana terdapat dalam surat An Nahl ayat 90

Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.

(QS. An-Nahl: 90)

https://quran.kemenag.go.id/surah/16

 Pembentukan karakter juga tidak lepas dari peran guru, karena segala sesuatu yang dilakukan oleh guru sangatlah berpengaruh terhadap karakter peserta didik. Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral (Lickona dalam maemonah, 2012). 

Aspek-aspek pendidikan karakter

a. Aspek moralitas 

Dalam terminologi Islam, pengertian moral dapat disamakan dengan pengertian akhlak dan dalam bahasa Indonesia moral dan akhlak maksudnya sama dengan budi pekerti atau kesusilaan (Kamus Besar bahasa Indonesia, 1994; 192).

Dalam jiwa seseorang merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Pengertian akhlak seperti ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibn Maskawih. Akhlak menurutnya adalah suatu keadaan jiwa atau perbuatan tanpa melalui pertimbangan yang mendalam(Ibn Maskawih, 1994: 56). 

Apabila dari perilaku tersebut timbul perbuatan baik, maka perbuatan demikian disebut akhlak baik. Demikian sebaliknya, jika perilaku yang ditimbulkannya perbuatan buruk, maka disebut akhlak jelek. Dengan pendekatan pengembangan moral, pendidikan karakter difokuskan pada pendidikan yang berorientasi lahirnya suatu tindakan atau laku yang sesuai dengan kaidah moral yang ditentukan dengan suatu kesadaran yang berdialektik antara moral feeling, moral knowing dan moral action (Lickona dalam Maemonah, 2012). 

b. Aspek Religiusitas

 Dalam proses pengembangan pendidikan karakter tidak cukup ditangani oleh sekolah dan materi pembelajaran tertentu. Di sisi lain, materi-materi pembelajaran kurikulum pendidikan karakter di atas juga sudah dijelaskan didalam agama Oleh karena itu, salah satu aspek yang tidak dapat dilepaskan dari muatan konsep, kurikulum, dan pembelajaran pendidikan karakter adalah aspek keagamaan atau religiusitas, baik dalam wujud, ajaran, prinsip moral, maupun value yang diusung. Bahkan, agama dapat menjadi sumber yang tidak akan ada habis-habisnya dalam membangun rumusan, konsep, gagasan, dan bahan ajar pendidikan karakter. Posisi agama dalam pendidikan karakter di samping menjadi pondasi juga menjadi kontributor bagi batasan-batasan good character yang dimaksudkan. Tanpa menempatkan agama sebagai salah satu aspek dalam menimbang suatu rumusan, pendidikan karakter akan menjadikan pendidikan yang kurang dari nuansa-nuansa dinamis di dalamnya. Dalam perspektif agama, pendidikan terkait dengan suatu nilai ketuhanan (theistic). Untuk itu, pendidikan merupakan perpaduan antara keunggulan spiritual dengan kultural. Dengan demikian, manusia yang berkomitmen beragama, sebagai wujud ketaatan terhadap ajaran agama, akan mendorong terbentuknya kepribadian yang memiliki good character baik dalam konteks individual maupun sosial. 

c. Aspek Psikologi 

Aspek-aspek emosional dalam proses perumusan dan pengembangan pendidikan karakter adalah sebagai berikut; (1) consciousness atau kesadaran, (2) self-esteem atau percaya diri, (3) empathy (rasa peduli pada orang lain), (4) loving the good, mencintai kebaikan, (5) selfcontrol, jaga diri, dan (6) humility, terbuka. Dengan demikian proses pembelajaran pendidikan karakter benar-benar memperhatikan psikologis yang lebih baik. Karena pembelajaran karakter lebih kompleks dibanding mengajarkan matematika atau membaca. Pembelajaran karakter lebih berkaitan dengan dimensi-dimensi tumbuh kembang psikologis manusia (Lickona dalam Maemonah.2012).

Dalam Islam, pembamgunan karakter merupakan masalah fundamental untuk membentuk umat yang berkarakter. Pembangunan karakter dibentuk melalui pembinaan akhlakul karimah (akhlak mulia); yakni upaya transformasi nilai-nilai Qurani kepada anak yang lebih menekankan aspek afektif atau wujud nyata dalam amaliyah seseorang. Selain itu, Islam melihat bahwa identitas dari manusia pada hakikatnya adalah akhlak yang merupakan potret dari kondisi batin seseorang yang sebenarnya. Makanya dalam hal ini Allah Swt, begitu tegas mengatakan bahwa manusia mulia itu adalah manusia yang bertakwa (tunduk atas segala perintah-Nya). Kemuliaan manusia di sisi-Nya bukan diukur dengan nasab, harta fisik, melainkan kemuliaan yang 

secara batin memiliki kualitas keimanan dan mampu memancarkannya dalam bentuk sikap, perkataan dan perbuatan. Manusia disuruh untuk mempelajari ciptaan Allah, baik itu makhluk hidup ataupun lingkungan sekitarnya, ilmu inilah yang disebut sebagai biologi Dan Al-Quran telah mengisyaratkan pentingnya ilmu pengetahuan dan menjadikan proses pencariannya sebagai ibadah serta Al-Quran juga menegaskan bahwa satu-satunya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Dengan demikian, dalam pandangan Al-Quran sains dan agama merupakan dua hal yang terintegrasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun