Mohon tunggu...
iqbalul khoir
iqbalul khoir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Kota Malang, Jawa Timur. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Suku Bunga Tinggi Buat Nyali Masyarakat Ciut

7 Juli 2024   17:33 Diperbarui: 7 Juli 2024   17:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakpastian pasar keuangan global yang terjadi saat ini dapat mengancam perekonomian banyak negara, sehingga memaksa mereka untuk berwaspada dan sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Di sisi lain, ekspansi perekonomian AS tumbuh semakin kuat, didorong oleh peningkatan ekspor dan permintaan domestik. Hal ini membuat nilai rupiah semakin terpaut jauh dengan USD. 

Oleh karena itu, penurunan Fed Funds Rate (FFR) diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2024. Bank Indonesia (BI) mengambil kebijakan untuk tetap mempertahankan suku bunga yang tinggi sebagai respons terhadap tantangan ekonomi yang saat ini dihadapi. 

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%. Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 (Bank Indonesia, 2024). Namun, mempertahankan suku bunga yang tinggi ternyata memiliki dampak yang cukup besar terhadap keberanian masyarakat dalam mengambil keputusan keuangan, khususnya dalam hal berinvestasi dan berbelanja.

Sumber ; (SK) Bank Indonesia, 2024
Sumber ; (SK) Bank Indonesia, 2024

Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) melalui Survei Konsumen (SK) yang dilaksanakan pada bulan Februari 2024, dihasilkan penurunan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini kemudian disusul dengan penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). 

Dampak Suku Bunga yang Tinggi

Penetapan suku bunga acuan yang tinggi biasanya dilakukan dengan tujuan mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Namun, dampaknya tidak selalu sejalan dengan harapan. Kenaikan suku bunga dapat menyebabkan:

  • Biaya Pinjaman Naik: Dengan suku bunga yang lebih tinggi, biaya pinjaman juga meningkat. Hal ini berlaku baik untuk pinjaman konsumsi seperti kredit mobil atau rumah, maupun pinjaman usaha. Masyarakat cenderung menunda pengambilan pinjaman baru karena khawatir dengan beban cicilan yang lebih berat. Hal ini juga membuat dunia bisnis enggan untuk berekspansi sebab biaya kredit yang tinggi, sehingga dapat memperkecil potensi penyerapan tenaga kerja.
  • Penurunan Daya Beli: Ketika suku bunga naik, cicilan kredit yang harus dibayarkan meningkat. Dengan pengeluaran yang lebih besar untuk membayar pinjaman, masyarakat memiliki dana yang lebih sedikit untuk dibelanjakan, yang pada akhirnya menekan daya beli.
  • Investasi Lebih Berisiko: Kenaikan suku bunga membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Obligasi dan instrumen investasi lain yang berbunga tetap mungkin terlihat lebih menarik, namun pasar saham dan investasi berisiko lainnya bisa mengalami penurunan minat.

Reaksi Masyarakat

Suku bunga yang tinggi seringkali membuat nyali masyarakat dalam berinvestasi dan berbelanja menurun. Beberapa reaksi yang umum terjadi antara lain:

  • Penurunan Investasi Konsumen: Masyarakat cenderung lebih memilih menabung daripada berinvestasi. Mereka mencari instrumen investasi yang lebih aman seperti deposito yang menawarkan bunga lebih tinggi seiring kenaikan suku bunga.
  • Pengeluaran Konsumsi Berkurang: Dengan naiknya suku bunga, banyak orang lebih memilih untuk mengurangi pengeluaran konsumsi dan lebih fokus pada pembayaran pinjaman dan menabung.
  • Kewaspadaan Tinggi: Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, masyarakat menjadi lebih waspada. Mereka cenderung menghindari pengeluaran besar dan investasi berisiko tinggi.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Meskipun kenaikan suku bunga memiliki dampak yang cukup besar, ada beberapa langkah yang bisa diambil masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam menghadapi situasi ini:

  • Rencanakan Keuangan dengan Baik: Penting untuk membuat rencana keuangan yang matang, termasuk mengalokasikan dana untuk tabungan, investasi, dan pengeluaran harian.
  • Diversifikasi Investasi: Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Diversifikasi investasi bisa menjadi strategi yang baik untuk mengurangi risiko.
  • Bijak dalam Berhutang: Hindari mengambil utang baru jika tidak mendesak. Fokuslah untuk melunasi utang yang ada agar tidak terbebani dengan bunga yang lebih tinggi.
  • Cari Informasi dan Edukasi: Terus mencari informasi dan edukasi mengenai kondisi ekonomi dan bagaimana mengelola keuangan dengan bijak dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat.

Suku bunga yang tinggi memang bisa membuat nyali masyarakat ciut, namun dengan perencanaan dan strategi yang tepat, tantangan ini dapat dihadapi dengan lebih baik. Tetaplah waspada, bijak, dan terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun