Mohon tunggu...
Iqbal Tawakal
Iqbal Tawakal Mohon Tunggu... Konsultan - Jakarta

Artikel baru, setiap Rabu dan Sabtu. Lihat artikel lainnya di bit.ly/iqbalkompasiana

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Hal yang Dapat Dilakukan Saat Memutuskan Career Shift di Tengah Pandemi

28 November 2020   09:26 Diperbarui: 29 November 2020   05:37 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The next steps
Lakukan 3 hal:

Pertama, sudah jelas, ambil kelas-kelas online sebagai persiapan untuk masuk ke karier berikutnya. 

Saat ini sudah banyak pilihan program dengan periode yang juga beragam. Ada yang mingguan, bulanan, hingga semester. Tergantung dari beban materi yang dipilih.

Kelas-kelas online juga berguna untuk menambah jaringan. Bukan sekadar jaringan, tapi pertemanan yang bisa jadi sangat suportif satu sama lain, karena berasal dari latar belakang, kondisi, minat, dan tujuan yang sama. Mereka bisa menjadi teman diskusi, bercerita, berbagi informasi, juga buddy.

Kedua, manfaatkan koneksi. Data menunjukkan, sebagian besar pelamar yang diterima kerja tak melamar lewat jalur konvensional, dengan hanya mengirimkan resume begitu saja. Koneksi dengan orang-orang yang ada di industri tersebut masih memegang peran penting.

Bagi profesional yang akan melakukan career shift, setidaknya ada 3 keunggulan yang sudah otomatis dimiliki. Pengalaman, skill baru, dan koneksi selama ini. Keunggulan terakhir ini yang tak dimiliki oleh setiap orang.

Reconnect dengan kenalan lama, mantan klien, dan rekan kerja terdahulu bisa jadi awal yang baik. 

Di era teknologi, menjalin koneksi bukan masalah sulit. Dan di masa pandemi, setiap orang sangat terbuka untuk reconnecting dengan siapa saja. That's just human nature.

Ketiga, jangan terlalu lama. Selektif di awal terhadap pekerjaan baru yang dipilih adalah salah satu cara mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. 

Tapi ini berisiko, karena semakin selektif, kemungkinan "masa tunggunya" juga semakin lama. Terjebak dalam kondisi ini dapat menimbulkan kesan yang kurang baik ke depan. Entah disangka kurang kompeten atau tak punya daya saing.

Maka, magang jadi pilihan. Tak ada salahnya untuk mulai dari bawah. Apalagi di industri dan bidang baru yang sebisa mungkin pengalamannya harus segera dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun