Mohon tunggu...
Iqbal Syarlin
Iqbal Syarlin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya seorang mahasiswa UIN Alauddin Makassar Teknik Arsitekur. Angkatan 2013. Mencoba berkarya dengan menulis "Membaca dalam usia tertentu, justru membatasi pemikiran dari kreativitas. Orang yang membaca terlalu banyak namun terlalu sedikit menggunakan pemikirannya, justru akan terkena kemalasan berpikir" (Albert E.) Itulah yang membuat diruku untuk menulis dari pemikiran kutampung menjadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mereka Butuh Tempat Bermain yang Layak

10 Desember 2014   15:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:37 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Play is our brain’s favorite way of learning.

Bermain adalah cara pembelajaran otak kita yang favorit

(Diane Ackerman, Contemporary American author)



Ya, bermain adalah salah satu dari sepuluh hak-hak anak. Hak-hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dimajukan, dilindungi, dipenuhi, dan dijamin oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara (Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak RI). Hak-hak ini pertama kali dibentuk pada tahun 1923 oleh seorang tokoh perempuan bernama Eglantyne Jebb. Lahirnya hak-hak ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk melindungi dan memperjuangkan masa depan anak. Lebih spesifik, tujuan penerapan hak-hak tersebut adalah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta terlindung dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Namun dalam hal lain ketika telrlahirnya sebuah peraturan tanpa adanya sebuah wadah untuk anak- anak bermain sama halnya peraturan itu sia-sia. Wadah yang dimaksudkan adalah tempat bermain. Anak-anak  butuh akan hal ini. Tahu kah kalian? Dengan bermain, anak-anak bisa melakukan sejumlah aktivitas fisik dan berinteraksi dengan teman sebayanya dalam suasana yang menyenangkan. Banyak hal yang dapat mereka pelajari ketika bermain. Selain itu, perkembangan afektif, psikomotorik, maupun motorik anak akan sangat dipengaruhi oleh kegiatannya bermain. Sebab, di dalam bermain, ketiga hal tersebut dapat dipelajari dengan tanpa disadari dan disengaja oleh anak-anak. Selama bermain, anak-anak mendapatkan ruang gerak yang cukup bebas sehingga mereka selalu terdorong untuk aktif. Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang anak mengekspolarisasi dirinya terhadap lingkungan bersama teman sebayanya

Hal seperti ini lah yang saya dapatkan di Kampung Kusta jl. Dangko. Disana tidak ada tempat untuk anak-anak bermain (Taman Bermain). Jika wadah ini tidak tersedia maka anak-anak akan mencari sendiri wadah tersebut. Survei yang saya lakukan pada hari Sabtu, 06 desember 2014 yang lalu saya mendapatkan sebagian anak-anak cendrung bermain di kanal disamping tempat tinggal mereka. Hal ini sangat miris saya lihat. Tanpa kita sadari apa yang mereka lakukan bermain di kanal bersama teman sebayanya begitu membahayakan jiwa mereka. Apabila kita mempertanyakan kepada mereka mengapa bermain di kanal tersebut. Jawabannya hanya satu yaitu tidak adanya taman bermain untuk mereka. Taman bermain inilah yang harus kita ciptakan. Jangan biarkan mereka kehilangan kebahagian masa anak-anak mereka. Mereka mempunyai hak untuk mendapatkannya dan inilah kewajiban kita bersama untuk menciptakannya. Meski banyak hal yang harus dilakukan untuk merealisasikan taman bermain ini, Aku percaya ketika ada suatu gerakan untuk merealisasikannya pastilah akan tercipta angan ini.

Apakah kalian lupa?

dimana ada aksi ada Reaksi dimana ada usaha ada hasil

So let’s do it to be real guys.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun