Penulis : Rando Kim
Buku : Tim of your life
Universitas sekarang jauh lebih baik dibandingkan dengan universitas zaman dulu. Terlepas dari kemungkinan kecondongan posisiku sebagai dosen menjadi mahasiswa, aku dapat mengatakan bahwa universitas sekarang jauh lebih baik dan lengkap dalam memberikan layanan pada mahasiswa, atau mereka yang berkepentingan, jika dibandingkan dengan dulu. Fasilitas yang tersedia untuk mahasiswa lebih banyak dan lebih baik, dosen-dosen pun lebih bersemangat dalam memberikan kuliah pada mahasiswa mereka. Dari segi kualitas, kebanyakan perguruan tinggi di Korea telah meningkatkan level mereka ke level dunia, dan beberapa universitas telah tercatat dalam daftar universitas terbaik di dunia. Jika kamu sekarang adalah seorang mahasiswa, kamu memperoleh kesempatan untuk menikmati kualitas pendidikan yang lebih baik daripada dulu.
Hampir semua yang ada di universitas sekarang jauh lebh baik daripada dulu, Kecuali satu hal. Nyatanya, sesuatu ini jauh lebih buruk daripada sebelumnya: ikatan antara mahasiswa dan dosen. Aku terinspirasi untuk menulis bagian ini dari para mahasiswa yang setiap hari kuliahat di kampus dan dari hubunganku dengan mereka. Ketika aku menulis bagian ini, aku memikirkan semua mahasiswa yang datang dan mengetuk pintu kantorku dengan hati yang berat, dan semua mahasiswa yang ragu-ragu untuk masuk hingga akhirnya berbalik lalu pergi.
Masa lalu adalah sebuah komunitas yang lebih berfokus pada manusia jika dibandingkan masa kini. Kecepatan dari perubahan sosial jauh lebih lambat daripada sekarang dan tekanan akan suatu penampilan jauh lebih sedikit. Jadi, hubungan dengan sesama tetaplah sangat penting di masa lalu. Semua jenis hubungan-baik itu hunbungan guru dengan murid, atau antar teman, dan antar anggota keluarga-adalah hubungan yang begitu dekat, dalam, dan kuat.
Dari semua hubungan itu, hubungan antara guru dan murid adalah hubungan yang begitu kuat semenjak zaman dahulu. Ada banyak pepetah yang menunjuk pada pentingnya hubungan antara guru dan murid, tetapi yang paling sering dipakai adalah:”Guru dan ayah adalah satu”. Pepetah ini menempatkan guru pada level yang sama dengan seorang ayah sehingga mengacu pada pentingnya peranan guru itu sendiri. Pepetah lain adalah “ Tiga Kebahagiaan Orang Hebat” oleh filsuf China, Mensius, Melalui pepatah ini, ia menyatakan bahwa menemukan orang-orang berbakat di dunia dan mendidik mereka adalah tiga kebahagiaan paling besar seorang yang hebat. Guru di masa lampau sangat di hormati, bahkan anak-anak dilarang untuk menginjak bayangan guru mereka. Meskipun hubungan antara guru dan murid terbentuk dalam sebuah sistem hierarki, ikatan di antara mereka jauh lebih dalam dan kuat dibangdingkan sekarang.
Kemudia ada sebuah kontes sejarah sehingga kita harus memahami perubahan hubungan antara guru dan murid. Hingga tahun 80-an, univeritas di Korea merupakan pusat dari pergerakan protes melawan pemerintahan pemerintahan militer yang mengambil alih kekuatan melalui kudeta. Selama tahun 80-an, setiap hari banyak sekali demonstrasi dan protes di jalanan, dan kelompok mahasiswa menjadi ancaman terbesar bagi pemerintah diktaktor. Demokrasi yang sekarang dimiliki kemungkinan besar disebabkan oleh suksesnya gerakan demokrasi yang dimulai di universitas.
Sekarang, pemerintah yang merasa terganggu meminta universitas- universitas untuk memberikan peraturan lebih ketat pada mahasiswa meraka. Dengan kata lain, pemerintah menekan para dosen untuk cegah mahasiswa mereka turun ke jalan dan melakukan protes. Sebagai akibatnya, kantor kemahasiswaan di universitas menjadi kantor paling penting dengan anggaran paling besar. Jika seorang dosen memiliki mahasiswa bimbingan yang ingin berpartisipasi dalam gerakan demokrasi, maka dosen itu haru mengunjungi rumah mahasiswa tersebut dan memberikan bimbingan padanya. Namun, dalam hati kebanyakan dosen, mereka memihak mahasiswanya, dan kebanyakan dari mereka lebih khawatir bagaimana menyelamatkan mahasiswa mereka dibangdingkan melarang mereka untuk turut serta dalam aksi protes. Sering kali, ada dosen yang harus dating ke kantor polisi pada tengah malam ketika para mahasiswa mereka ditahan setelah ditangkap ketika melakukan protes dan para dosen tersebut mengeluarkan para mahasiswa mereka setelah memperlihatkan identitas mereka pada polisi.
Tanpa melihat alasan maupun konteks, hubungan antara dosen dan mahasiswa jauh lebih kuat pada masa lalu jika dibangdingkan dengan masa sekarang. Para dosen mengingat nama-nama mahasiswa mereka dengan hati, dan peduli terhadap masalah keluarga mahasiswa mereka. Ketika aku masi menjadi mahasiswa, mengunjungi rumah dosen dan mengucapkan selamat tahun baru merupakan sebuah tradisi pada perayaan tahun baru.ketika kami pergi ke rumah dosen bersama sekolompok teman,istrimereka akan menjamu kami dengan camilan luar negeri yang belum perna kami lihat sebelumnya,atau dengan sup kue beras tradisional tahun baru.berkunjung dari satu rumah dosen ke rumah dosen yang lainsangat menyenangkan.
Pada masa kelulusan,para mahasiswa selalu menyelenggarakan pesta sebagai ungkapan rasa terima kasih pada dosen mereka.para mahasiswa akan memakai handbo,dan para mahasiswa akan memakai setelan jas dalam pesta itu.selama pesta,para mahasiswa yanglulus mempersembahkan sebuah penghargaan bagi para dosen,dan menyanyikan lagu,misalnya “The Grace of a Teacher.” Para mahasiswa itu tentunya lebih tertarik untuk datang ke pesta lain yang di adakan di klub malam setelah pesta dengan para dosen selesai,tetapi mereka selalu ingat untuk menunjukkan penghargaan mereka terhadap para guru mereka.
Namun sekarang,aku bisa mengatakan bahwa ikatan antara guru dan murid sudah tidak lagi sama dengan yang ada di masa lalu.aku jarang melihat ada mahasiswa yang mengunjungi rumah dosen mereka pada perayaan Tahun Baru. Pesta sebagai bentuk apresiasi sebagai dosen tidak lagi diadakan,tetapi para mahasiswa itu mengadakan pesta kelulusan yang begitu megah dan para dosen tidak bisa turut serta di dalamnya.
Jangan khawatir,aku tidak sedang memprotes para mahasiswa yang tidak pernah ke rumahku saat perayaan Tahun Baru,atau tidakpernah mengundangku ke pesta. Yng ingin kusampaikan adalah staf di universitasdan dosen patut untuk disalahkan atas jauhnya jarak antara dosen dengan mahasiswa sekarang ini
Masyarakat sebagai satu kesatuan mulai lebih tidak ramah jika di bandingkan dengan sebelumnya,semua bentuk interaksi antara manusia menjadi semakin dangkal dan terasa begitu palsu jika di bandingkan dengan masa-masa sebelumnya,dan ikatan antara dosen dengan mahasiswa tidak menjadi pengecualian aku mengakuinya.Lebih dari segalanya,masyarakat kita telah mencapai sebuah demokrasi dan pemerintahan tidak lagi harus menekan dosen untuk mengawasi keberadaan mahasiswa mereka.
Namun,alasan paling mendasar untuk menjelaskan semakin jauhnya jarak antara para dosen dan para mahasiswa,yang mungkin terdengar begitu kontradiktif,adalah karena universitas telah berkembang menjadi begitu besar.Pertumbuhan universitas meliputi berbagai elemen seperti jumlah buku di perpustakaan,gedung kampus yang baru,beasiswa yang di tawarkan,dan kemampuan para dosen untuk meneliti.Bagaimanapun,universitas tidak pernah beranggapan bahwa ikatan yang terbentuk antara dosen dan mahasiswa juga harus ditumbuhkan.
Para dosen akhir-akhir ini perlu bekrja lebih keras dan menjadi lebih sibuk dari biasanya.ketika aku masih menjadi seorang asisten dosen,di ruang istirahat para dosen selalu tersedia papan baduk.Saat itu tidak sulit untuk melihat para dosen bermain baduk ketika mereka sedang istirahat.Namun sekarang,aku jarang sekali ada dosen yang duduk bermain baduk.mereka semua terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu ataupun keinginan untuk bermain baduk lagi. Yang membuatku lebih khawatir lagi adalah para dosen itu tidak memiliki waktu untuk bertemu dan berbicara dengan para mahasiswa.
Apa yang telah membuat para dosen begitu sibuk akhir-akhir ini? Kebanyakan penyebabnya adalah aktivitas penelitian dan pengabdian yang mereka lakukan.Faktor terpenting dalam evaluasi dosen yang akan menentukan promosi dan pendapatan tahunan mereka adalah hasil penelitian mereka. pendapatan tahunan maupun insentif yang di terima oleh dosen yang sudah tua maupun dosen tetap yang masih muda ditentukan oleh jumlah makalah yang mereka terbitkan dalam jurnal bergensi internasional. Para dosen juga dapat menarik kredit ekstra jika mereka menjabat di dalam lingkungan kampus seperti ketua komite,ketua jurusan,atau pemeriksa ujian, atau jika mereka turut serta dalam pengabdiab masyarakat.Semua aktifitas ini,yang di perluhkan untuk menambah nilai dalam evaluasi kerja mereka,telah membuat para dosen menjadi begitu sibuk.
Ada banyak perguruan tinggi yang memberikan evaluasi para dosen mereka. Dalam hal ini,evaluasi tersebut dalam sebuah factor kecil dan tidak terlalu berpengaruh pada nilai keseluruhan dari hasi evaluasi.Oleh karena itu,insentif yang di berikan para dosen untuk menyiapkan sebuah kelas yang menyenangkan,penuh ilmu,dan menarik sangat sedikit .Tentu saja ini berarti bahwa para dosen itutidak peduli pada mahasiswa mereka.Pada dasarnya dosen adalah orang yang menemukan kebahagiaan ketika mengajar.Jadi,kebanyakan dari para dosen itu selalu termotivasi untuk menyelenggarakan kuliah yang berkualitas bagi para mahasiswa mereka.
Bagaimanapun,mengajar tidak dihitung sebagai bagian penting dalam evaluasi dosen.Jadi,akan lebih bijaksana jika mereka lebih banyak mempergunakan waktu yang telah memiliki untuk meneliti dan melakukan pengabdian,Semua dosen tidak mmberikan dukungan untuk jam mengajar di kelas yang lebih sedikit dan matakuliah yang lebih sedikit dan kuliah yang lebih sedikit untuk di ajarkan. Akibatnya,dosen paruh waktu memperoleh banyak sekali beban untuk mengajar di kelas,sementara kuliah yang diajarkan oleh dosen yang sebenarnya semakin berkurang.Ketika kamu meninjau ulang hasil evaluasi mengajar yang di lakukan dosen tetap jauh lebih rendah dari pada dosen paruh waktu.Sekarang,kamu mengerti kenapa hasil evaluasi untuk dosen dngan pengalaman mengajar lebih banyak menjadi jauh lebih rendah dari yang di harapkan.
Ketika situasi ini berkaitan dengan kegiatan perkuliahan,inti dari pekerjaan seorang dosen,aku tidak perlu lagi menjelaskan temteng melemahnya ikatan di antara dosen dan mahasiswa.Waktu yang di sediakan dosen untuk bertemu dengan mahasiswanya semakin sedikit. Sebagai akibatnya,kualitas ekstenal sebuah perguruan tinggi memang telah mencapai level internasional, tetapi dalam segi ikatan antara dosen dengan mahasiswanya,yang sesungguhnya adalah pemain utama di universitas,telah berubah menjadi bagian mesin yang mulai aus
Salah satu dosen yang telah kukenal dengan baik bercerita tentang wawancara yang telah di lakukannya dengan seorang mahasiswa yang telah menerima surat peringatan akademik beberapa kali hingga akhirnya di keluarkan dari universitas.Ada kode adminitrasi sekolah yang member mahasiswa kesempatan untuk menemui dan berkonsultasi dengan dosen mereka ketika mendapat peringatan. Namun,ketika mahasiswa itu mendapat peringatan pertama dan mencoba menemui dosen pembimbing mereka,kantor jurusan telah membuatkan sebuah catatan bahwa seakan-akan ia telah bertemu dan berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya,padahal dosen itu terlalu sibuk untuk bertemu dengannya. Ketika peringatan kedua dikeluarkan,si dosen sedang cuti dan berada di luar negeri.Mahasiswa itu harusnya mencoba untuk berkonsultasi dengan dosen yang lain,tetapi ia tidak dapat menemukan satu dosen pun yang mau diajaknya bicara.Hanya ketika peringatan ketiga di terima oleh mahasiswa tersebut,dan ketika keputusan dalam surat peringatan tersebut adalah untuk mengeluarkannya dari universitas,ia akhirnya berkesempatan bertemu dosen pembimbingnya.Ketika mereka berbicara si mahasiswa mulai menangis dan berkata “Ini adalah untuk pertama kalinya saya memiliki kesempatan bisa bertemu Anda dan berbincang begitu lama. jika saja aku mendapat kesempatan untuk berkonsultasi lebih awal,tentu aku akan bisa menghindari situasi ini” Situasi ini pasti sangat menyedihkan. Apakah kita bisa mengatakan bahwa sebuah perguruan tinggi seperti ini baik,meskipun perguruan ini masuk daftar perguruan tinggi terbaik di dunia?
Selain itu,banyak perguruan tinggi sekarang yang menerima mahasiswa baru melalui sebuah sistm yang di desain untuk memberikan lebih banyak pilihan jurusan,ini di tahun ketiga mereka di universitas.Bagiku sistem seperti ini akan menimbulkan banyak sekali masalah,yang bahkan turut memberikan kontribusi pada semakin jauhnya jarak antara dosen dan mahasiswa,yang pada dasarnya tanpa keberadaan sistem ini pun sudah mulai menjauh.
Selama tahun pertama di universitas,misalnya tak ada satu pun interaksi di antara para dosen dan mahasiswa. meski sebenarnya tahun pertama adalah masa ketika para mahasiswa membutuhkan lebih banyak petunjuk dan saran dari dosen pembimbingnya.Dari sudut pandang dosen,mereka tidak terlalu tertarik pada para mahasiswa baru karena tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah mereka akan mengambil mata kuliah yang dosen tersebut ajarkan sebagai pilihan jurusan.Hanya ketika para mahasiswa itu memasuki tahun ketiganya,para dosen mulai menunjukkan ketertarikan mereka.Dari sudut pandang para mahasiswa baru,mereka mersa tidak perlu menemui dosen pembimbing mereka karena mereka sendiri belum menentukan jurusan apa yang akan mereka ambil.Lagi pula,mereka tidak perlu mengambil mata kuliah yang di berikan untuk jurusan itu.
Para mahasiswa tampak kesepian akhir-akhir ini.pada zaman dulu,ada banyak sekali klub kegiatan mahasiswa dan alumni di kampus.Selain itu,ikatan pertemanan di antara para mahasiswa begitu kuat.Mereka juga berbagi kamar dan tempat tidur dengan temen sekamar di asrama.Selalu ada cukup teman bagi para mahasiswa itu untuk berbagi kebahagiaan ataupun berdiskusi tentang masalah pribadi mereka.Namun sekarang,para mahasiswa jarang sekali berpartisipasi dalam kegiatan kampus karena terlalu sibuk magang dan mengikuti kelas tambahan di bimbingan belajat privat.Semuanya mereka lakukan demi usaha mereka untuk menyempurnakan resume dan memperluas kesempatan kerja mereka.Kebanyakan dari mereka juga tinggal sendirian di apartemen satu kamar,atau studio.Kebutuhan mereka atas bimbingan dan konseling jauh lebih besar dari pada mahasiswa zaman dahulu,tetapi hamper tidak ada dosen maupun pembimbing yang tersediah ketika mereka membutuhkannya.
Sekarang, kebutuhan dan alasan bagi seorang dosen untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa jauh lebih besar,tetapi sistem untuk mengakomodasi kebutuhab itu tersedia.situasi yang ada sekarang pun telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi.Sebenarnya,tak adil juga untuk melemparkan kesalahan ini hanya pada para dose.para dosen memiliki beban tersndiri untuk memenuhi persyaratan adminitrasi dari universitas.Bagi,para mahasiswa,dosen adalah pilihan terakhir yang akan mereka temui untuk memperoleh bimbingan dan arahan.Namun ,sekarang dengan bertambah sibuknya para dosen itu,kesempatan mahasiswa untuk mengetuk pintu kantor dan berbicara dengandosen mereka untuk bertanya dan memperoleh nasihat menjadi begitu jauh berkurang.Para mahasiswa mengeluh bahwa para dosen mereka tidak pernah ada ketika dibutuhkan,sementara para dosen mengeluh karena tidak ada satupun mahasiswa yang dating menemui mereka.Kondisi semacam ini menjadi sebuah alur yang sangat buruk.
Bagaimana cara kita mematahkan dan mengganti alur yang buruk ini? Aku menyesal harus mengatakan hal ini,tetapi kurasa,Mahasiswalah yang haru mengambil inisiatif untuk mengatasinya.Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah meminta universitas dan pejabat di lingkungan pendidikan untuk mengembalikan dosen-dosen kalian.
Mintalah mereka untuk mengembalikan dosen kalian sehingga para dosen itu dapat melaksanakan tugas mereka dengan mewujudkan sistem pendidikan yang memadai dengan memberikan kuliah dan bimbingan pada kalian,bukan member para dosen itu tekanan untuk melakukan penelitian dan pengabdian.Kalian harus memberikan rekomendasi yang realistis untuk menyakinkan para dosen tersebut dalam bentuk konpensasi apapun (dan bukan hanya berupa uang) untuk kerja keras mereka ,jika mereka dengan senang hati dan berdasar kemauan mereka sendiri membimbing klub kegiatan mahasiswa serta member kalian waktu untuk mendapat bimbingan dan konseling.
Namun sebelum kalian mencobah mengubah sistem di universitas,ada satu cara yang lebih cepat dan efektif untuk meningkatkan hubungan kalian dengan para dosen: Temui para dosen itu,dan sering-seringlah mengunjungi mereka.
Para dosen itu mungkin terbebani dengan permintaan akan hasil penelitian dan pengabdian,tetapi dosen pada dasarnya adalah pendidik .Kebanyakan dosen masih mengannggap diri mereka sendiri sebagai guru ,baik di dalam kehidupan maupun kegiatan akademik.Kecuali untuk kasus-kasus yang sangt langka,tidak aka nada dosen yang mengusirmu dari ruangan mereka ketika kamu dating berkunjun,menyapa mereka dan menceritakan pada mereka tentang masalah yang kamu hadapi.
Harus kuakui,para dosen itu lebih pemalu dari pada yang kamu kira. Mereka merasa malu untuk menyapa para mahasiswa mereka terlebih dahulu.Oleh karena itu kalianlah yang harus dating kepada mereka .Berinisiatiflah untuk mengawali perbincangan dengan para dosen,dan kalian bisa menyakinkan diri bahwa para dosen itu akan sangat senang dengan tindakan kalian ini.
Kebanyakan universitas di Amerika tidak membayar gaji para dosen ketika liburan musim panas.Namun universitas-universitas di korea tetap membayarkannya.Menurutku,hal ini merupakan sebuah pesan bagi para dosen untuk tetap datang ke kampus meskipun musim liburan tiba,dan menghabiskan waktu dengan para mahasiswa mereka. Kamu bisa melakukan penelitian di kampus dan juga di rumah.
Jangan merasa keraguan dan kesedihanmu sendirian.pergi dan kunjungi gurumu.Ada banyak pembimbing di sekitarmu yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman yang menunggumu di kampus.Mengapa kamu harus memaksa utuk menyimpan semua masalahmu sendirian,atau mencari saran yang kurang bijak dari teman sebayamu atau kakak kelasmu? Masyarakat dan universitas mungkin telah memutus ikatan antara dosen dan mahasiswa,tetapi kamu dapat menyambungnya kembali.jangan ragu untuk mengunjungi dosen dan gurumu,sekarang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H