Di level bangku perkuliahan akan ada teknologi IoT (Internet of Things), salah satunya ID tertentu sehingga bisa mengetahui siswa tersebut masuk kelas atau tidak. Proses scanning inilah yang guru atau dosen lakukan terhadap siswa atau mahasiswanya. ID tersebut berupa jam tangan pintar berbasis IoT, akan ketahuan siapa saja yang membolos atau bahkan terlambat.
Makin lengkap lagi dengan penerapan Blockchain, dulunya konsep ini hanya diterapkan pada sistem mata uang kripto berbasis peer to peer. Karena sifatnya global, Blockchain sangat cocok juga dikembangkan pada berbagai bidang salah satu pendidikan.Â
Penerapannya adalah dalam penggunaan e-certificate berbasis Blockchain, kecurangan di dunia Pendidikan jadi alasan besar Blockchain menanggulanginya. Ijazah palsu, pemalsuan nama, hingga nilai jadi sisi mirip dunia pendidikan. Adanya Blockchain yang bersifat desentralisasi seakan menyulitkan orang memalsukan ijazah. Apalagi di era teknologi, kepercayaan dan transparansi jadi hal wajib dan Blockchain menawarkannya.
Salah satu tempat lokasi belajar yang sudah menerapkan konsep ini adalah kampus nomor wahid di dunia, Massachusetts Institute of Technology, USA. Sekaligus penerapan Pendidikan berbasis 4.0, konsep ini bisa membangun karakter setiap anak didik. Khususnya menjadi pribadi yang jujur sejak dini, teknologi jadi salah satu cara yang dipilih bijak.
Dengan begitu kita tak perlu takut atau anak kita tak perlu takut menghadapi perubahan di masa depan. Secara pendidikan ia siap bersaing, perubahan dunia kerja dan ugas robot dalam mengganti manusia tak terpengaruh sedikit pun olehnya. Karena kita berhasil menjadi manusia yang unik dan spesifik.
Terakhir... kita harus mengapresiasikan peran guru dan pemerintah. Penerapan Edukasi 4.0 dinilai bantu menyesuaikan cara belajar sesuai zaman. Guru pun naik kelas, bukan lagi sekedar mengajar saja. Mereka jadi agen perubahan dan agen kemajuan buat anak didiknya menggapai apa yang mereka inginkan.
Semoga saja postingan ini bermanfaat dan menginspirasi kita semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H